da kabar baik bagi industri perbankan untuk menaklukkan era djgital. Di tengah sengitnya persaingan dengan perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi, bank bisa mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Perkembangan digital makin tidak dapat dihindari industri jasa keuangan dan perbankan. Kemunculan financial technology (fintech) yang digadang-gadang menjadi pesaing perbankan membuat industri ini harus segera memilih: bertransformasi atau terdisrupsi. Industri perbankan pun harus segera menemukan solusi atas kebiasaan market yang telah berubah. Saat ini tren masyarakat Indonesia lebih condong ke arah digital. Berdasarkan data yang dihimpun Biro Riset Infobank, dari sekitar 262 juta penduduk Indonesia, 51%-nya atau 133 juta orang sudah menggunakan intemet dan di antaranya atau 40% aktif di media sosial. Ini mengindikasikan bahwa setengah dari populasi masyarakat Indonesia sangat “bersahabat” dengan gadget. Menurut Achmad Falchrudin, Senior Vice President Electronic Channel Solutions, Solution & Infrastructure Business, Multipolar Technology, dalam Executive Banldng Forum bertema “Le.ading Digital Banking Transformation: Disruptive Banking or Banking Reinvented?”, bulan lalu, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak keempat di dunia. Berdasarkan hal itu, ada teknologi yang bisa dikembangkan perbankan untuk memanfaatkan potensi masyarakat yang amat terikat dengan media sosial tersebut, yaitu artificial intelligence (AI).
Sistem Al merupakan kecerdasan buatan yang dimasuldcan ke dalam suatu mesin atau komputer agar bisa melakukan pekerjaan yang biasa diketjakan manusia, seperti kemampuan menjawab diagnosis dan pertanyaan pelanggan; pengenalan tulisan tangan, suara, dan wajah; perencanaan dan penjadwalan; serta pengendalian. Solusi berbasis Al dinilai sangat efisien dan akurat dalam menangkap konten yang tersebar di jagat maya dan mengelompokkannya menjadi data yang solid sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
Manusia ada batasnya, kalau sudah jam delapan malam capek dan masih ada kesalahan kecil. Kalau teknologi digital artificial intelligence (AI) ini, dapat membantu data dan tidak kenal waktu lelah, Dedi Widharwanto – –
keputusan strategis guna meningkatkan kepuasan pelanggan. “Data itu akan akurat kalau dari banyak sumber. Semakin banyak bensal dari berbagai sumber, maka kesimpulan yang diperoleh akan semakin akurat. Karena semakin akurat dan cepat dilakukan, maka itu akan sangat berguna bagi decision maker. Sumber itu dari internal dan eksternal. Elcsternalnya yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Tidak terstruktur salah satunya social media. Sehingga, dengan semakin banyak data yang diolah, digabungkan, result yang dihasilkan pasti akan lebih autentik dan valid,” ujar Achmad kepada Infobank. Bila dibandingkan dengan jam kerja manusia setiap hari, AI dinilai tidak memiliki batas waktu dan tidak kenal waktu lelah. Namun, Dedi Widharwanto System Architect IBM Indonesia, menjelaskan, meski Al memberi banyak manfaat dan kelebihan bagi banlc, tenaga manusia masih
tetap dibutuhkan. “Manusia ada batasnya, kalau sudah jarn delapan malam capek dan masih ada kesalahan kecil. Kalau teknologi digital Al ini, dapat membantu data dan tidak kenal waktu lelah. Namun, teknologi ini saat ini dinilai belum bisa berinteraksi langsung dengan manusia,” jelas Dedi.
Salah satu bank yang telah menerapkan teknologi AI adalah Bank Negara Indonesia (BNI). BNI mengg-unakan AI dengan konsep “Chat with your INTelligent Advisor (CINTA)” berupa teller virtual atau robotik yang diprogram di media sosial sehingga bisa membantu nasabah-nasabah BNI dalam perbankan seolah tertinggal selangkah dari perusahaan financial technology (fintech). Saat teknologi makin mutakhir dan perilaku masyarakat kian dekat dengan gadget, sistem di bank masih terbelenggu aturan “tradisional”. Untuk menghadapinya, teknologi artificial intelligence (AI) dinilai bisa menjadi solusi. Bagaimana peran AI dalam mendukung industri perbankan pada era digital? Inilah penjelasan Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Electronic Channel Solutions, Solution & Infrastructure Business, Multipolar Technology, kepada Bagus Kasanjanu dari Infobank, bulan lalu. Petikannya:
melakukan transformasi Misalnya, bertanya mengenai jenis transaksi keuangan, posisi saldo, mutasi rekening, dan hal-hal lain yang terkait dengan produk atau jasa yang disediakan oleh BNI. Sementara itu, menurut Kiryanto, Senior Vice President Division Head BNI, penggunaan AI sangat berarti di tengah kesibukan orang-orang kota yang sulit meluangkan waktu untuk datang ke kantor bank. “Mereka bisa menggunakan fasilitas AI. Sejauh ini penggunaan AI sangat efisien bagi kami. Karena, kami tidak harus melayani nasabah/ day 24 jam,” tuturnya kepada Infobank, bulan lalu.
Apa manfaat yang bisa dipetik industri keuangan dan perbankan dengan menggunakan solusi ini? Pertama, jauh lebih cepat dalam membuat suatu service atau produk baru. Karena, dengan menganalisis seluruh data yang ada, baik data intemal maupun data eksternal, dia akan cepat lead satu produk yang sesuai dengan program yang diinginkan. Kedua, bisa create efisiensi. Karena, beberapa aktivitas manual, misalnya, kalau manual biayanya lumayan besar itu bisa digantikan dengan bermain data, kemudian diolah secara kognitif dengan kecerdasan buatan atau Al sehingga yang dihasilkan bisa lebih valid. Apa saja syarat utama yang harus disiapkan industri dalam memanfaatkan solusi ini? Apa ada kriteria khusus berdasarkan size perusahaan? Tidak ada syarat utama. Solusi ini sudah kami desain untuk bisa masuk ke seluruh segmen industri. Dari any industries, termasuk sizing-nya. Kalau bank, dari BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3, dan BUKU 4. Solusi ini bisa deliver ke sizing yang besar, kecil, dan medium. Perbankan serius akan menggunakan teknologi ini? Sangat serius. Dan, saya lihat, ada beberapa bank yang mulai fokus ke sana. Untuk bisa fokus ke sana, perlu siapin data dulu, kumpulin data dulu. Setelah data ada, kemudian baru dimasukkan sistem AI ini. Informasi yang bisa didapat dari solusi ini apa? Salah satu yang bisa diperoleh itu adalah mengenai sentimen masyarakat. Sentimen positif dan negatif. Dengan tahu data dari sentimen positif dan negatif terhadap seluruhnya, misalnya terhadap pelayanan, produk yang dikeluarkan, kondisi cabang, itu akan create satu data satu informasi yang bisa dijadikan oleh decision maker untuk melakukan perubahan. Solusi ini diklaim akan memberi kontribusi pada kinerja perusahaan secara efektif dan efisien. Apakah itu juga turut mendongkrak kinerja secarafinancial? Pasti. Financial juga pasti. Karena analisis visual atau dashboard performance yang dihasilkan itu langsung bisa diperoleh secara online. Kemudian, bisa diakses dari channel mana saja, terutama dari mobile sekarang. Sehingga, kalau performance bisa diakses kapan saja, kemudian akurat, tanpa harus tunggu laporan hard copy atau laporan beberapa hari, itu tentu akan memperbaiki kinerja. AUS