Inilah.com – Multipolar Tawarkan Solusi IT HPE SimpliVity 380

INILAHCOM, Jakarta – Saat ini banyak perusahaan yang sudah mengadopsi komputasi awan (cloud computing), mengingat tren hybrid IT semakin banyak diadopsi karena nilai ekonomis dan fleksibilit yang mampu mendukung kebutuhan bisnis dari waktu ke waktu.

Multipolar Technology pun menawarkan solusi teknologi hyperconverged HPE SimpliVity 380 yang ringkas dan praktis secara perangkat serta panel konsol yang intuitif.

“Berbagai fungsi utama dan kemampuan yang ada pada data center seperti kemampuan komputasi, penyimpanan, network, dan software, semua terintegrasi dalam satu perangkat HPE SimpliVity 380,” kata Yohan Gunawan, Group Head Infrastructure PT Multipolar Technology Tbk), di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Lebih lanjut Yohan mengatakan solusi HPE SimpliVity 380 membuat tim IT tidak perlu pusing dengan pengelolaan berbagai perangkat karena semua urusan cukup dilakukan satu konsol sehingga mampu meningkatkan efisiensi sumber daya untuk pengelolaannya.

HPE SimpliVity 380 mengintegrasikan berbagai layanan data center yang siap pakai, dan dapat diimplementasikan dalam hitungan menit.

Inovasi baru yang hadir dalam produk ini yakni OmniStack Virtual Controller dan OmniStack Accelerator Card, bermanfaat untuk menjamin efisiensi data, Perlindungan data dan Global VM-Centric Management & Mobility HPE SimpliVity 380 menawarkan fitur kompresi (mengecilkan volume data), deduplikasi (menghapus data yang identik), dan optimalisasi data yang bisa menghemat kapasitas hingga 90 persen sekaligus menyederhanakan dan membagi beban kerja di lokal dan remote pada mesin virtual.

Yohan mengatakan solusi HPE SimpliVity 380 menghadirkan kemampuan dan inovasi untuk menghadapi persaingan bisnis berbasis teknologi dengan fitur yang digital ready, infrastruktur terintegrasi (bebas silo) dan keamanan yang terjamin.

“Dengan HPE SimpliVity, perusahaan dapat lebih efisien dalam biaya pengelolaan dan kapasitasnya, fleksibel dalam pengembangan infrastruktur TI kedepannya, serta menyederhanakan pengelolaan TI,” pungkasnya.

Inilah.com - Multipolar Tawarkan Solusi IT HPE SimpliVity 380

Tirto.id – Diskusi dan Solusi Hyperconverged HPE SimpliVity 380

Diskusi solusi teknologi dan peluncuran hyperconverged HPE SimpliVity 380 di Jakarta, Selasa (10/7/2018). Berbagai fungsi utama dan kemampuan yang ada pada data center seperti kemampuan komputasi, penyimpanan, network, dan software, semua terintegrasi dalam satu perangkat HPE SimpliVity 380. tirto.id/Andrey Gromico

Tirto.id - Diskusi dan Solusi Hyperconverged HPE SimpliVity 380Tirto.id - Diskusi dan Solusi Hyperconverged HPE SimpliVity 380

SinarHarapan.id – Multipolar Hadirkan Solusi Teknologi Hyperconverged HPE SimpliVity 380

SinarHarapan.id – Alvin Wahyudi, Business Development Manager – Hybrid IT, HPE (dua kiri), Yohan Gunawan, Group Head Infrastructure, PT Multipolar Technology Tbk (kiri), Juang Aryanto, Senior Channel Manager, PT Tech Data Advanced Solutions Indonesia (dua kanan), dan Deka Alpraeska, Product Manager HPE,  PT Tech Data Advanced Solutions Indonesia (kanan) berbincang saat peluncuran solusi teknologi hyperconverged HPE SimpliVity 380 di Jakarta, Selasa (10/7).

Multipolar Technology menyajikan informasi terkini mengenai teknologi hyperconverged yang semakin ringkas dan praktis secara perangkat, dengan panel konsol yang intuitif, yakni HPE SimpliVity 380. Berbagai fungsi utama dan kemampuan yang ada pada data center seperti kemampuan komputasi, penyimpanan, network, dan software, semua terintegrasi dalam satu perangkat HPE SimpliVity 380. Tim TI tidak perlu dipusingkan lagi dengan pengelolaan berbagai perangkat, karena semua bisa dilakukan cukup dari satu konsol sehingga mampu meningkatkan efisiensi sumber daya untuk pengelolaannya. (Foto-Foto SH/Elvis Sendouw)

SinarHarapan.id - Multipolar Hadirkan Solusi Teknologi Hyperconverged HPE SimpliVity 380

Liputan6.com – Cloud Computing Diklaim Bikin Tim IT Enggak Pusing

Liputan6.com, Jakarta – Komputasi awan (cloud computing) memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan yang ingin maju dan cepat berkembang. Komputasi awan merupakan salah satu tren teknologi yang tidak bisa dihindari.

Komputasi awan mampu menggantikan pusat data yang kaku, dengan layanan yang sesuai kebutuhan, bisa diakses dari mana pun, hemat sumber daya, elastis, dan terukur. Pemanfaatan komputasi awan begitu luas dan bahkan telah masuk ke semua aspek kehidupan modern.

Beberapa manfaat dari teknologi tersebut adalah bisa meminimalisir risiko, memangkas biaya pengeluaran IT, mempermudah infrastruktur, dan praktis.

Maka tak heran bila saat ini banyak perusahaan yang sudah mengadopsi komputasi awan, mengingat tren hybrid IT semakin banyak diadopsi karena nilai ekonomis dan fleksibilitas yang mampu mendukung kebutuhan bisnis dari waktu ke waktu.

Untuk mengakomodasikan kebutuhan tersebut, Multipolar Technology menghadirkan solusi teknologi hyperconverged HPE SimpliVity 380 yang diklaim ringkas dan praktis secara perangkat serta panel konsol yang intuitif.

“Berbagai fungsi utama dan kemampuan yang ada pada data center seperti kemampuan komputasi, penyimpanan, network, dan software. Semua terintegrasi dalam satu perangkat HPE SimpliVity 380,” kata Yohan Gunawan, Group Head Infrastructure, PT Multipolar Technology Tbk melalui keterangan tertulisnya, Selasa (10/7/2018).

Yohan mengklaim solusi HPE SimpliVity 380 membuat tim IT tidak perlu pusing dengan pengelolaan berbagai perangkat karena semua urusan cukup dilakukan satu konsol sehingga mampu meningkatkan efisiensi sumber daya untuk pengelolaannya.

HPE SimpliVity 380 mengintegrasikan berbagai layanan data center yang siap pakai, dan dapat diimplementasikan dalam hitungan menit. Inovasi baru yang hadir dalam produk ini yakni OmniStack Virtual Controller dan OmniStack Accelerator Card.

“Ada tiga keuntungan yang diperoleh perusahaan dari HPE SimpliVity 380, di antaranya dapat menjamin efisiensi data, perlindungan data, dan global VM-Centric management & mobility,” ucap Yohan menambahkan.

HPE SimpliVity 380 juga menawarkan fitur kompresi (mengecilkan volume data), deduplikasi (menghapus data yang identik), dan optimalisasi data yang bisa menghemat kapasitas hingga 90 persen sekaligus menyederhanakan dan membagi beban kerja di lokal dan remote pada mesin virtual.

Yohan mengatakan solusi HPE SimpliVity 380 menghadirkan kemampuan dan inovasi untuk menghadapi persaingan bisnis berbasis teknologi dengan fitur yang digital ready, infrastruktur terintegrasi (bebas silo), dan keamanan yang terjamin.

“Dengan HPE SimpliVity, perusahaan dapat lebih efisien dalam biaya pengelolaan dan kapasitasnya, fleksibel dalam pengembangan infrastruktur TI ke depannya, serta menyederhanakan pengelolaan TI,” pungkasnya.

(Isk/Ysl)

Liputan6.com - Cloud Computing Diklaim Bikin Tim IT Enggak Pusing

Infobank – Big Data Harta Paling Berharga

Saat ini banyak perusahaan yang baru berpikir untuk mengolah datanya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan menghasilkan. Namun, setelah melihat data yang ada, banyak problem yang timbul. tiet, Rully Ferdian

TAHUKAH

Anda, setiap 6o detik tercipta banyak sekali konten baru di media online. Bayangkan, berapa banyak konten atau informasi yang bisa Anda tangkap dalam 6o menit, 6o jam, bahkan 6o hari terkait dengan produk atau layanan perusahaan Anda. Pada era digital sekarang ini, data merupakan sumber yang sangat berharga, bahkan menjadi penentu dalam pengambilan keputusan bisnis. Konten dari luar (eksternal), seperti dari media sosial atau media online, tentu akan sangat memperkaya data

intemal yang ada saat ini. Namun, faktanya, tidak mudah untuk menangkap dan membaca data (konten) yang tersebar di jagat maya, baik berupa sentimen positif maupun negatif, terkait dengan brand image perusahaan, produk, ataupun layanan Anda kepada pelanggan. Kini data bisa dibilang merupakan “tambang emas” baru. Namun, apakah Anda yakin bahwa kualitas data yang dimiliki saat ini sudah bagus dan valid? Data yang valid akan menghasilkan keputusan bisnis yang baik dan tentu memberikan hasil

keuangan yang baik pula. Saat ini memang banyak perusahaan yang baru berpikir untuk mengolah datanya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan menghasilkan. Namun, setelah melihat data yang ada, banyak problem yang timbul. Misalnya, data yang tidak valid, tidak bisa dipercaya, juga tidak konsisten. Lantas, apa yang harus dilakukan bank untuk memanfaatkan data yang jumlahnya jutaan itu? Teknologi apa saja yang mesti disiapkan untuk memanfaatkan data tersebut? Setidaknya, ada tujuh amunisi teknologi yang mesti disiapkan bank, yakni digital core banking, authentication system, big data, API management, loyalty system, OMNI channel, dan cash management. “Itu merupakan syarat mutlak yang mesti dimiliki bank sehingga memiliki sistem teknologi yang mumpuni untuk siap bersaing,” kata Achmad Fakhrudin, Head of E-Channel & BI Solution, Multipolar Technology, kepada Infobank, saat “BPD Forum 2o18” di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu. Perbankan di Indonesia, khususnya bank-bank besar, memang sudah tak asing lagi dengan pemanfaatan teknologi big data. Namun, penggunaannya masih sangat minim. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk investasi ini relatif besar, meski sudah ada perusahaan yang menawarkan dengan harga terjangkau. Vendor lokal seperti Multipolar Technology, misalnya, menawarkan

VisionAnalytics yang mampu menyajikan informasi bagi manajemen atau pengambil keputusan untuk menganalisis kinerja perusahaan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber data yang ada di internal maupun eksternal. Saat ini VisionA.nalytics juga memiliki modul cognitive yang memanfaatkan teknologi artificial intelligence (Al) sehingga dapat secara cepat mengolah data yang tersebar di media online menjadi informasi yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis guna meningkatkan layanan kepada pelanggan. Menurut Achmad Fakhrudin, tekanan digital transformation merupakan hal yang tak bisa dihindari sektor perbankan saat ini. Seberapa siap sebuah perusahaan membangun kapabilitas dan kelenturannya sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam merespons perubahan yang terkait dengan kebutuhan customer experience, digital operational effectiveness, maupun pemahaman terhadap new business model yang diperlukan. “Untuk itu, bank juga harus siap menghadapi perubahan yang terjadi dan mampu bergerak lebih gesit dengan menerapkan solusi teknologi yang tepat,” jelasnya. Dalam memanfaatkan big data, ada beberapa data bank yang bisa dianalisis, seperti data nasabah, data transaksi, account data, dan media sosial. Data-data

tersebut tidak dibiarkan begitu saja. Bank mesti mengolah data tersebut untuk kemudian ditingkatkan menjadi informasi yang berguna. Misalnya, number of transaction, volume of transaction, complaint, dan benchmarking. Dari informasi tersebut, ditingkatkan lagi menjadi knowledge untuk keperluan cross selling dan up selling, seperti product analysis, portofolio analysis, customer type, sentiment, brand awareness, dan product acceptance. Dari informasi dan knowledge, bagian bisnis harus merencanakan product compaign, product development, complaint management, dan personalized marketing. Dengan begitu, muaranya adalah menjadi biz value dengan membuat produk baru, monitoring performing brand, dan monitoring performance product. “Itu semua berasal dari data,” tegas Achmad Fakhrudin. Media sosial menjadi salah satu cara ampuh dalam pemanfaatan big data. Bagi bank, media sosial juga menjadi satu area yang harus diperhatikan. Pasalnya, dari nasabah-nasabah yang aktif di media sosial, ada data yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, di Twitter, dalam semenit ada 9.00o ttveet. Begitu juga di Google Searches. Media sosial menjadi wadah perbincangan, termasuk produk bank. Hal ini yang mesti diperhatikan oleh kalangan perbankan. Teknologi big data sejatinya memperbaiki waktu respons dan efektivitas sistem perbankan dengan menyediakan cakupan risiko yang lebih luas dan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan dengan menyediakan proses yang lebih otomatis, sistem prediktif yang lebih tepat, dan risiko kegagalan yang lebih rendah. Tim manajemen risiko juga bisa mendapatkan masukan mengenai risiko dari berbagai sumber secara real tirne. Banyak area manajemen risiko, di mana big data dapat diaplikasikan dan membawa nilai lebih, termasuk manajemenfraud, manajemen kredit, pinjaman komersial, risiko operasional, dan manajemen risiko terintegrasi. Sistem yang dilengkapi big data dapat mendeteksi tanda-tandafraud, menganalisisnya secara real time dengan menggunakan ntachine learning , dan memprediksi secara akurat pengguna dan/atau transaksi yang tidak seharusnya ada. Big data menawarkan kemampuan untuk menyediakan visi global dari berbagai faktor dan area berbeda yang berkaitan,dengan risiko Peningkatan efisiensi dalam pelaksanaan pengadaan dapat memberikan kontribusi penghematan yang signifikan. Sebagai contoh, procurement transformation di bank dapat memberikan penghematan sampai dengan 35% dari marketing collateral, 12% dari travel management, membantu pemahaman mengenai komoditas apa yang paling berpotensi untuk penghematan, dan menjalankan otomatisasi terhadap sebagian proses pengadaan dalam meningkatkan efisiensi. Selain itu, mempercepat proses pemenuhan permintaan pengadaan dan membantu bagaimana seharusnya tim pengadaan mengukur key performance indicator (KPI) yang mencakup aspek cost, perforrnance, dan compliance dalam mencapai good corporate governance (GCG) yang menyeluruh di bidang pengadaan. Digital teknologi memang turut mengubah pola nasabah dalam melakukan transaksi. Kehadiranfinancial technology (fintech), khususnya yang bermain di marketplace, juga telah mengubah paradigma dalam melakukan transaksi. Ada dua strategi yang mesti dilakukan perbankan, yakni langsung berhadapan dengan mereka (fintech) dan melakukan kolaborasi dengan fintech.

Infobank - Big Data Harta Paling Berharga

Infobank: Solusi Pengambilan Keputusan Strategis

da kabar baik bagi industri perbankan untuk menaklukkan era djgital. Di tengah sengitnya persaingan dengan perusahaan jasa keuangan berbasis teknologi, bank bisa mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Perkembangan digital makin tidak dapat dihindari industri jasa keuangan dan perbankan. Kemunculan financial technology (fintech) yang digadang-gadang menjadi pesaing perbankan membuat industri ini harus segera memilih: bertransformasi atau terdisrupsi. Industri perbankan pun harus segera menemukan solusi atas kebiasaan market yang telah berubah. Saat ini tren masyarakat Indonesia lebih condong ke arah digital. Berdasarkan data yang dihimpun Biro Riset Infobank, dari sekitar 262 juta penduduk Indonesia, 51%-nya atau 133 juta orang sudah menggunakan intemet dan di antaranya atau 40% aktif di media sosial. Ini mengindikasikan bahwa setengah dari populasi masyarakat Indonesia sangat “bersahabat” dengan gadget. Menurut Achmad Falchrudin, Senior Vice President Electronic Channel Solutions, Solution & Infrastructure Business, Multipolar Technology, dalam Executive Banldng Forum bertema “Le.ading Digital Banking Transformation: Disruptive Banking or Banking Reinvented?”, bulan lalu, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak keempat di dunia. Berdasarkan hal itu, ada teknologi yang bisa dikembangkan perbankan untuk memanfaatkan potensi masyarakat yang amat terikat dengan media sosial tersebut, yaitu artificial intelligence (AI).

Sistem Al merupakan kecerdasan buatan yang dimasuldcan ke dalam suatu mesin atau komputer agar bisa melakukan pekerjaan yang biasa diketjakan manusia, seperti kemampuan menjawab diagnosis dan pertanyaan pelanggan; pengenalan tulisan tangan, suara, dan wajah; perencanaan dan penjadwalan; serta pengendalian. Solusi berbasis Al dinilai sangat efisien dan akurat dalam menangkap konten yang tersebar di jagat maya dan mengelompokkannya menjadi data yang solid sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

Manusia ada batasnya, kalau sudah jam delapan malam capek dan masih ada kesalahan kecil. Kalau teknologi digital artificial intelligence (AI) ini, dapat membantu data dan tidak kenal waktu lelah, Dedi Widharwanto – –

keputusan strategis guna meningkatkan kepuasan pelanggan. “Data itu akan akurat kalau dari banyak sumber. Semakin banyak bensal dari berbagai sumber, maka kesimpulan yang diperoleh akan semakin akurat. Karena semakin akurat dan cepat dilakukan, maka itu akan sangat berguna bagi decision maker. Sumber itu dari internal dan eksternal. Elcsternalnya yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Tidak terstruktur salah satunya social media. Sehingga, dengan semakin banyak data yang diolah, digabungkan, result yang dihasilkan pasti akan lebih autentik dan valid,” ujar Achmad kepada Infobank. Bila dibandingkan dengan jam kerja manusia setiap hari, AI dinilai tidak memiliki batas waktu dan tidak kenal waktu lelah. Namun, Dedi Widharwanto System Architect IBM Indonesia, menjelaskan, meski Al memberi banyak manfaat dan kelebihan bagi banlc, tenaga manusia masih

tetap dibutuhkan. “Manusia ada batasnya, kalau sudah jarn delapan malam capek dan masih ada kesalahan kecil. Kalau teknologi digital Al ini, dapat membantu data dan tidak kenal waktu lelah. Namun, teknologi ini saat ini dinilai belum bisa berinteraksi langsung dengan manusia,” jelas Dedi.

Salah satu bank yang telah menerapkan teknologi AI adalah Bank Negara Indonesia (BNI). BNI mengg-unakan AI dengan konsep “Chat with your INTelligent Advisor (CINTA)” berupa teller virtual atau robotik yang diprogram di media sosial sehingga bisa membantu nasabah-nasabah BNI dalam perbankan seolah tertinggal selangkah dari perusahaan financial technology (fintech). Saat teknologi makin mutakhir dan perilaku masyarakat kian dekat dengan gadget, sistem di bank masih terbelenggu aturan “tradisional”. Untuk menghadapinya, teknologi artificial intelligence (AI) dinilai bisa menjadi solusi. Bagaimana peran AI dalam mendukung industri perbankan pada era digital? Inilah penjelasan Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Electronic Channel Solutions, Solution & Infrastructure Business, Multipolar Technology, kepada Bagus Kasanjanu dari Infobank, bulan lalu. Petikannya:

melakukan transformasi Misalnya, bertanya mengenai jenis transaksi keuangan, posisi saldo, mutasi rekening, dan hal-hal lain yang terkait dengan produk atau jasa yang disediakan oleh BNI. Sementara itu, menurut Kiryanto, Senior Vice President Division Head BNI, penggunaan AI sangat berarti di tengah kesibukan orang-orang kota yang sulit meluangkan waktu untuk datang ke kantor bank. “Mereka bisa menggunakan fasilitas AI. Sejauh ini penggunaan AI sangat efisien bagi kami. Karena, kami tidak harus melayani nasabah/ day 24 jam,” tuturnya kepada Infobank, bulan lalu.

Apa manfaat yang bisa dipetik industri keuangan dan perbankan dengan menggunakan solusi ini? Pertama, jauh lebih cepat dalam membuat suatu service atau produk baru. Karena, dengan menganalisis seluruh data yang ada, baik data intemal maupun data eksternal, dia akan cepat lead satu produk yang sesuai dengan program yang diinginkan. Kedua, bisa create efisiensi. Karena, beberapa aktivitas manual, misalnya, kalau manual biayanya lumayan besar itu bisa digantikan dengan bermain data, kemudian diolah secara kognitif dengan kecerdasan buatan atau Al sehingga yang dihasilkan bisa lebih valid. Apa saja syarat utama yang harus disiapkan industri dalam memanfaatkan solusi ini? Apa ada kriteria khusus berdasarkan size perusahaan? Tidak ada syarat utama. Solusi ini sudah kami desain untuk bisa masuk ke seluruh segmen industri. Dari any industries, termasuk sizing-nya. Kalau bank, dari BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3, dan BUKU 4. Solusi ini bisa deliver ke sizing yang besar, kecil, dan medium. Perbankan serius akan menggunakan teknologi ini? Sangat serius. Dan, saya lihat, ada beberapa bank yang mulai fokus ke sana. Untuk bisa fokus ke sana, perlu siapin data dulu, kumpulin data dulu. Setelah data ada, kemudian baru dimasukkan sistem AI ini. Informasi yang bisa didapat dari solusi ini apa? Salah satu yang bisa diperoleh itu adalah mengenai sentimen masyarakat. Sentimen positif dan negatif. Dengan tahu data dari sentimen positif dan negatif terhadap seluruhnya, misalnya terhadap pelayanan, produk yang dikeluarkan, kondisi cabang, itu akan create satu data satu informasi yang bisa dijadikan oleh decision maker untuk melakukan perubahan. Solusi ini diklaim akan memberi kontribusi pada kinerja perusahaan secara efektif dan efisien. Apakah itu juga turut mendongkrak kinerja secarafinancial? Pasti. Financial juga pasti. Karena analisis visual atau dashboard performance yang dihasilkan itu langsung bisa diperoleh secara online. Kemudian, bisa diakses dari channel mana saja, terutama dari mobile sekarang. Sehingga, kalau performance bisa diakses kapan saja, kemudian akurat, tanpa harus tunggu laporan hard copy atau laporan beberapa hari, itu tentu akan memperbaiki kinerja. AUS

  Infobank: Solusi Pengambilan Keputusan Strategis

SWA – Multipolar Technology Bayar Dividen Rp30 per Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Multipolar Technology Tbk. menyetujui pembayaran dividen  Rp30 per saham atas 1,875 miliar lembar saham yang beredar.  Dividen ini berasal dari laba bersih sebesar Rp100,03 miliar.

Hanny Untar, Direktur Keuangan Multipolar Technology, mengungkapkan, kinerja perseroan positif seiring membaiknya kondisi perekonomian Indonesia  dan persaingan yang makin ketat. Untuk itu dalam RUPS ini disepakati  pembayaran dividen tunai atas 1.875.000.000 saham sebesar Rp30 per saham.  Dividen ini setara 50,06% dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan di tahun 2017. “Sisa dana laba bersih setelah penyisihan dana cadangan sebesar Rp56,02 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha,” tambah Hanny.

Menurut Hanny, kekuatan teknologi digital beberapa tahun terakhir ini turut memicu pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat mendorong inovasi produk dan jasa dalam menciptakan pasar baru. Selain itu, pesatnya perkembangan ranah digital ini juga turut meningkatkan pemanfaatan big data dan mobile internet pada layanan keuangan digital dan e-commerce.

Perseroan sebagai System Integrator di Indonesia, berusaha menjaga eksistensinya agar tetap relevan dengan perubahan yang sangat cepat di sektor industri TI. “Dalam menjaga dan mempertahankan pelanggan, kami menyediakan solusi dan layanan terbaik yang sesuai harapan pelangga.,”ungkap Wahyudi Chandra, Presiden Direktur Multipolar Technology.

Strategi perseroan di 2017 yang difokuskan untuk mendorong penjualan perangkat lunak dan professional services terbukti memberikan gross profit margin lebih baik dibanding perangkat keras. Secara berkala, juga mengkaji solusi baru apa yang dibutuhkan pasar, yang sesuai dengan relevansi dan kebutuhan yang ada seperti solusi di area big data, analitik dan API (Application Programming Interface).” jelas Wahyudi pekan lalu di Jakarta.

Sepanjang tahun 2017, perseroan melanjutkan inisiatif dalam Customer Relationship Management dengan implementasi yang lebih ketat dan penyelarasan yang cermat terhadap strategi penetrasi pasar dari mitra utamanya yang sekarang berpusat pada layanan perangkat lunak.

Dalam menyikapi perubahan bisnis, model bisnis perseroan sudah mulai beralih dari jual putus ke services atau consumption model, dan  lebih fokus untuk meningkatkan penjualan ke sektor komersial dengan proyek-proyek berskala lebih kecil namun memiliki volume yang banyak. “Sinergi solusi dengan entitas anak, PT Visionet Data Internasional (VisioNet) untuk Business Process Outsourcing, dan PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) untuk layanan pengoperasian dan pengelolaan Data Center Rated 3 juga terus kami tingkatkan. Dengan bersinergi tentunya kami bisa menyediakan solusi dan layanan menyeluruh yang lebih solid dan menjadi pilihan pelanggan,” katanya.

Transformasi digital saat ini menjadi norma baru dalam bisnis yang didukung dengan bermunculannya perusahaan startup di Indonesia. Hal tersebut memicu perusahaan konvensional untuk bertransformasi supaya mampu mempertahankan bisnisnya.

Dalam memenuhi kebutuhan teknologi digital ini, perseroan memperkuat posisinya dalam bisnis, antara lain dengan mengembangkan inisiatif transformasi digital seperti solusi Big Data Analytics, Security dan Cloud. Perseroan melihat peluang ini dengan menyediakan solusi dan layanan yang mengacu pada kebutuhan pengembangan bisnis pelanggan dan tren teknologi informasi (TI), terutama terhadap solusi berbasis AI (Artificial Intelligence).

Di sektor perbankan yang menjadi kekuatannya, perseroan menawarkan solusi VisionAPI yang mampu menjembatani antara aplikasi satu dengan lainnya, yang memungkinkan perbankan berkolaborasi dengan fintech, sehingga layanan yang diberikan semakin kompetitif dan bernilai tambah. Solusi lainnya adalah VisionAnalytics, modul cognitive berbasis Artificial Intelligence, yang memudahkan pelanggan menangkap dan mengenali konten di dunia maya dalam bahasa Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

by Nisrina Salma – May 2, 2018

SWA - Multipolar Technology Bayar Dividen Rp30 per Saham

Investor Daily – Multipolar Technology Bukukan Pertumbuhan Kinerja Positif

Tangerang – Rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan PT Multipolar Technology Tbk (Perseroan), Jumat (27/4), menyetujui laporan tahunan untuk tahun buku 2017 dan pembagian dividen Rp 56,25 miliar. Perseroan membukukan laba bruto Rp 237,62 miliar selama 2017 dan laba bersih Rp 100,03 miliar.

“Perseroan terus menunjukkan kinerja positifnya seiring perekonomian Indonesia yang terus membaik dan persaingan yang makin ketat. Untuk itu dalam RUPS hari ini kami menyepakati pembagian dividen tunai atas 1.875.000.000 saham sebesar Rp 30 per saham,” kata Direktur Keuangan Hanny Untar dalam keterangan tertulis kepada redaksi.

Dividen tersebut setara 50,06 persen dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan pada 2017. “Sisa dana laba bersih setelah penyisihan dana cadangan sebesar Rp 56,02 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha,” katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden Direktur Multipolar, Wahyudi Chandra, kekuatan teknologi digital beberapa tahun terakhir ini turut memicu pertumbuhan ekonomi, sekaligus mendorong inovasi produk dan jasa dalam menciptakan pasar baru. Selain itu, pesatnya perkembangan ranah digital turut meningkatkan pemanfaatan big data dan mobile internet pada layanan keuangan digital dan e-commerce.

Perseroan sebagai system integrator terkemuka di Indonesia terus menjaga eksistensinya agar tetap relevan dengan perubahan yang sangat cepat di sektor industri teknologi informasi.

“Dalam menjaga dan mempertahankan pelanggan, kami menyediakan solusi dan layanan terbaik yang sesuai harapan pelanggan. Strategi kami pada 2017 yang difokuskan untuk mendorong penjualan perangkat lunak dan professional services terbukti memberikan gross profit margin lebih baik dibanding perangkat keras. Secara berkala kami juga mengkaji solusi baru apa yang dibutuhkan pasar, yang sesuai dengan relevansi dan kebutuhan yang ada seperti solusi di area big data, analitik, dan application programming interface (API),” kata Wahyudi.

Sementara itu, Direktur Multipolar, Suyanto Halim menyebutkan sepanjang 2017, pihaknya melanjutkan inisiatif dalam customer relationship management (CMR) dengan implementasi yang lebih ketat dan penyelarasan yang cermat terhadap strategi penetrasi pasar dari mitra utamanya yang sekarang berpusat pada layanan perangkat lunak. Perseroan terus berusaha menjadi pemimpin industri teknologi informasi di Indonesia dengan menyediakan solusi yang lebih dari sekadar solusi teknologi.

Dalam menyikapi perubahan bisnis, model bisnis Multipolar juga sudah mulai beralih dari jual putus ke services atau consumption model, serta lebih fokus untuk meningkatkan penjualan ke sektor komersial dengan proyek-proyek berskala lebih kecil, tetapi memiliki volume yang banyak.

“Sinergi solusi dengan entitas anak, PT Visionet Data Internasional (VisioNet) untuk business process outsourcing, dan PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) untuk layanan pengoperasian dan pengelolaan data center rated 3 juga terus kami tingkatkan. Dengan bersinergi tentunya kami bisa menyediakan solusi dan layanan menyeluruh yang lebih solid dan menjadi pilihan pelanggan,” ujar Suyanto.

Lebih jauh disebutkan, transformasi digital saat ini menjadi norma baru dalam bisnis yang didukung dengan bermunculannya perusahaan startup dyang memicu perusahaan konvensional untuk bertransformasi agar mampu mempertahankan bisnisnya. Dalam memenuhi kebutuhan teknologi digital ini, Multipolar memperkuat posisinya dalam bisnis, antara lain dengan mengembangkan inisiatif transformasi digital, seperti solusi big data analytics, security, dancloud.

Pihaknya juga melihat peluang itu dengan menyediakan solusi dan layanan yang mengacu pada kebutuhan pengembangan bisnis pelanggan dan tren teknologi informasi, terutama terhadap solusi berbasis artificial intelligence (AI).

Di sektor perbankan, Multipolar melakukan upaya yang luar biasa tahun lalu dengan menawarkan solusi VisionAPI yang mampu menjembatani aplikasi satu dengan lainnya yang memungkinkan perbankan berkolaborasi dengan fintech, sehingga layanan yang diberikan semakin kompetitif dan bernilai tambah.

Solusi unggulan lainnya adalah VisionAnalytics modul kognitif yang berbasis AI yang memudahkan pelanggan menangkap dan mengenali konten di dunia maya dalam bahasa Indonesia, bahkan bahasa gaul.

Sepanjang 2017, Multipolar banyak menerima penghargaan, di antaranya Cisco FY16 Services Partner of The Year,Best Business Partner 2016 (IBM Business Partner Award), Most Innovative Business Award 2017 (Warta Ekonomi Indonesia).

Investor Daily - Multipolar Technology Bukukan Pertumbuhan Kinerja Positif

Berita Satu.com – Multipolar Technology Bukukan Pertumbuhan Kinerja Positif

Tangerang – Rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan PT Multipolar Technology Tbk (Perseroan), Jumat (27/4), menyetujui laporan tahunan untuk tahun buku 2017 dan pembagian dividen Rp 56,25 miliar. Perseroan membukukan laba bruto Rp 237,62 miliar selama 2017 dan laba bersih Rp 100,03 miliar.

“Perseroan terus menunjukkan kinerja positifnya seiring perekonomian Indonesia yang terus membaik dan persaingan yang makin ketat. Untuk itu dalam RUPS hari ini kami menyepakati pembagian dividen tunai atas 1.875.000.000 saham sebesar Rp 30 per saham,” kata Direktur Keuangan Hanny Untar dalam keterangan tertulis kepada redaksi.

Dividen tersebut setara 50,06 persen dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan pada 2017. “Sisa dana laba bersih setelah penyisihan dana cadangan sebesar Rp 56,02 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha,” katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden Direktur Multipolar, Wahyudi Chandra, kekuatan teknologi digital beberapa tahun terakhir ini turut memicu pertumbuhan ekonomi, sekaligus mendorong inovasi produk dan jasa dalam menciptakan pasar baru. Selain itu, pesatnya perkembangan ranah digital turut meningkatkan pemanfaatan big data dan mobile internet pada layanan keuangan digital dan e-commerce.

Perseroan sebagai system integrator terkemuka di Indonesia terus menjaga eksistensinya agar tetap relevan dengan perubahan yang sangat cepat di sektor industri teknologi informasi.

“Dalam menjaga dan mempertahankan pelanggan, kami menyediakan solusi dan layanan terbaik yang sesuai harapan pelanggan. Strategi kami pada 2017 yang difokuskan untuk mendorong penjualan perangkat lunak dan professional servicesterbukti memberikan gross profit margin lebih baik dibanding perangkat keras. Secara berkala kami juga mengkaji solusi baru apa yang dibutuhkan pasar, yang sesuai dengan relevansi dan kebutuhan yang ada seperti solusi di area big data, analitik, dan application programming interface (API),” kata Wahyudi.

Sementara itu, Direktur Multipolar, Suyanto Halim menyebutkan sepanjang 2017, pihaknya melanjutkan inisiatif dalam customer relationship management (CMR) dengan implementasi yang lebih ketat dan penyelarasan yang cermat terhadap strategi penetrasi pasar dari mitra utamanya yang sekarang berpusat pada layanan perangkat lunak. Perseroan terus berusaha menjadi pemimpin industri teknologi informasi di Indonesia dengan menyediakan solusi yang lebih dari sekadar solusi teknologi.

Dalam menyikapi perubahan bisnis, model bisnis Multipolar juga sudah mulai beralih dari jual putus ke services atau consumption model, serta lebih fokus untuk meningkatkan penjualan ke sektor komersial dengan proyek-proyek berskala lebih kecil, tetapi memiliki volume yang banyak.

“Sinergi solusi dengan entitas anak, PT Visionet Data Internasional (VisioNet) untuk business process outsourcing, dan PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) untuk layanan pengoperasian dan pengelolaan data center rated 3 juga terus kami tingkatkan. Dengan bersinergi tentunya kami bisa menyediakan solusi dan layanan menyeluruh yang lebih solid dan menjadi pilihan pelanggan,” ujar Suyanto.

Lebih jauh disebutkan, transformasi digital saat ini menjadi norma baru dalam bisnis yang didukung dengan bermunculannya perusahaan startup dyang memicu perusahaan konvensional untuk bertransformasi agar mampu mempertahankan bisnisnya. Dalam memenuhi kebutuhan teknologi digital ini, Multipolar memperkuat posisinya dalam bisnis, antara lain dengan mengembangkan inisiatif transformasi digital, seperti solusi big data analytics, security, dancloud.

Pihaknya juga melihat peluang itu dengan menyediakan solusi dan layanan yang mengacu pada kebutuhan pengembangan bisnis pelanggan dan tren teknologi informasi, terutama terhadap solusi berbasis artificial intelligence (AI).

Di sektor perbankan, Multipolar melakukan upaya yang luar biasa tahun lalu dengan menawarkan solusi VisionAPI yang mampu menjembatani aplikasi satu dengan lainnya yang memungkinkan perbankan berkolaborasi dengan fintech, sehingga layanan yang diberikan semakin kompetitif dan bernilai tambah.

Solusi unggulan lainnya adalah VisionAnalytics modul kognitif yang berbasis AI yang memudahkan pelanggan menangkap dan mengenali konten di dunia maya dalam bahasa Indonesia, bahkan bahasa gaul.

Sepanjang 2017, Multipolar banyak menerima penghargaan, di antaranya Cisco FY16 Services Partner of The Year,Best Business Partner 2016 (IBM Business Partner Award), Most Innovative Business Award 2017 (Warta Ekonomi Indonesia).

Berita Satu.com - Multipolar Technology Bukukan Pertumbuhan Kinerja Positif

Indotelko – Multipolar Technology tebar dividen sebesar Rp56,25 miliar

TANGERANG (IndoTelko) – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) akan membagi dividen  sebesar Rp56,25 miliar kepada pemegang sahamnya.

Nilai pembagian itu disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan perseroan yang digelar Jumat (27/4), kemarin.

Dividen ini setara 50,06% dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan di tahun 2017. Perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp237,62 miliar di tahun 2017 dan Laba bersih sebesar Rp100,03 miliar.

“Sisa dana laba bersih setelah penyisihan dana cadangan sebesar Rp56,02 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha,” ungkap  Direktur Keuangan Multipolar Technology Hanny Untar dalam keterangan, kemarin.

Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra menyatakan perseroan sebagai System Integrator terus menjaga eksistensinya agar tetap relevan dengan perubahan yang sangat cepat di sektor industri Teknologi Informasi (TI).

“Dalam menjaga dan mempertahankan pelanggan, kami menyediakan solusi dan layanan terbaik yang sesuai harapan pelanggan. Strategi kami di 2017 yang difokuskan untuk mendorong penjualan perangkat lunak dan professional services terbukti memberikan gross profit margin lebih baik dibanding perangkat keras. Secara berkala kami juga mengkaji solusi baru apa yang dibutuhkan pasar, yang sesuai dengan relevansi dan kebutuhan yang ada seperti solusi di area big data, analitik dan Application Programming Interface,” jelasnya.

Sepanjang tahun 2017, Perseroan melanjutkan inisiatif dalam Customer Relationship Management (CRM) dengan implementasi yang lebih ketat dan penyelarasan yang cermat terhadap strategi penetrasi pasar dari mitra utamanya, yang sekarang berpusat pada layanan perangkat lunak.(wn)

Indotelko - Multipolar Technology tebar dividen sebesar Rp56,25 miliar