Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE bagi Perusahaan

Jakarta, TechnoBusiness ID  Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Dukung Pola Kerja Hybrid dengan Akses Aman dan Konektivitas Optimal

Iconomics – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah.

Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Dukungan Multipolar Technology Wujudkan Pola Kerja Hybrid Aman dan Konektivitas Optimal

JawaPos.com – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

PT Multipolar Technology Tbk, anak perusahaan PT Multipolar Tbk yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis.

Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber,” pungkasnya.

 

Mengenal VisionDG dan Red Hat OpenShift, Solusi di Balik Digitalisasi Layanan Bank Sumsel Babel

Iconomics – Meski merupakan bank pembangunan daerah, kualitas layanan Bank Sumsel Babel tak kalah dengan bank-bank nasional. Bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung itu kini sudah mampu melayani banyak hal secara digital, antara lain pembukaan rekening secara online (Customer Onboarding), pembayaran menggunakan virtual account maupun QRIS, transfer menggunakan BI-Fast, hingga transaksi autodebet.

Melalui layanan Customer Onboarding, misalnya, Bank Sumsel Babel melakukan lompatan yang memungkinkan nasabah dapat membuat rekening dan kartu baru secara mandiri melalui aplikasi tanpa harus datang ke kantor kas atau kantor cabang.

Maulidah Asnediana, Head of Division IT Bank Sumsel Babel, menceritakan, fitur on-us (transaksi pada satu jaringan pembayaran) dan off-us (transaksi lintas jaringan) Bank Sumsel Babel bahkan telah sanggup melayani transaksi berapa pun jumlahnya.

“Kunci dari semua itu sebenarnya berkat penggunaan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift yang kami mulai sejak 2022,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (18/6).

VisionDG merupakan platform end-to-end berbasis microservices yang memungkinkan perusahaan perbankan dan keuangan serta yang bergerak di sektor lainnya melakukan transformasi digital secara lebih mudah dan cepat. Solusi yang dikembangkan oleh Multipolar Technology itu bersifat open innovation dan open collaboration terhadap antar-pelaku di dalam ekosistem yang ada.

“VisionDG memiliki sederet fitur yang dibutuhkan perbankan di era digital, antara lain mobile banking, eKYC (Know Your Customer), video call systeme-money server based,  QR Code payment dengan standar QRIS, Open API, dan layanan digital lainnya,” ujar Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLTP) dalam seminar bertema “Fast-Track Digital Innovation: A Scalable, Secure Unified Platform for High-Performance Services” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology, Red Hat, dan Virtus di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (11/6).

Bukan hanya beragam fitur, VisionDG juga dilengkapi banyak modul seperti API Management, Fraud Detection System, Merchant Management, Virtual Account Management, Payment System, Customer Onboarding, Video Call System, dan Notification Engine. Sebagai contoh, modul API management pada VisionDG berperan memastikan perusahaan perbankan dapat berbagi layanan dan inovasinya ke pihak eksternal tanpa perlu khawatir pada kinerja sistem.

Integrasi layanan dengan pihak eksternal yang baik akan ditopang dengan modul Fraud Detection System. Modul tersebut tidak sekadar menjaga ancaman dari penjahat siber, tapi sekaligus mampu mendeteksi tingkat akurasi data nasabah yang hendak membuka rekening atau kartu baru melalui aplikasi dan lain sebagainya.

Pengembangan layanan yang cepat dan dapat diskalakan itu tak lain juga berkat solusi VisionDG Digital Platform yang bersifat microservices dan berjalan di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan arsitektur microservices, perusahaan perbankan tidak perlu mengeluarkan investasi besar di awal untuk menggunakannya dan dapat ditambah atau dikurangi skalanya sesuai kebutuhan yang berjalan (agile development).

Selain itu, Red Hat OpenShift yang dapat beroperasi di atas infrastruktur apapun, baik on-premisespublic cloudprivate cloud, maupun hybrid cloud, memungkinkan pengembangan layanan perbankan tanpa downtime sehingga tak mengganggu transaksi nasabah. Sekali lagi, yang tak kalah penting adalah aman. Sebab, solusi tersebut dilengkapi sistem monitoring keamanan siber yang bekerja 24 jam sehari.

“Kami sudah merasakan sendiri manfaat-manfaat dari solusi VisionDG yang dikembangkan oleh Multipolar Technology dengan konsep microservices di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan solusi itu, operasional perbankan menjadi lebih terjaga karena secara otomatis dapat melakukan restart apabila terjadi crash,” ungkap Maulidah.

Maulidah tidak bisa membayangkan apa jadinya jika transaksi melalui BI-Fast yang amat ‘deras’ ditangani tanpa menggunakan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift, sebab layanan harus dimonitor setiap detik.

“Tidak mungkin dipelototi terus-menerus sepanjang hari. Jadi, VisionDG dan Red Hat OpenShift cukup membantu perbankan dalam hal monitoring dan alerting, menskalakan layanan sesuai kebutuhan, serta aman dari ancaman,” kata Maulidah.

Strategi Inovasi Digital Jalur Cepat Ala Multipolar Technology, seperti Apa Modelnya?

PT Multipolar Technology Tbk menjelaskan solusi digital VisionDG yang memungkinkan berbagai sektor, terutama perbankan, melakukan transformasi digital secara lebih mudah dan cepat. VisionDG merupakan platform end-to-end berbasis microservices yang bersifat open innovation dan open collaboration terhadap antar-pelaku di dalam ekosistem yang ada.

Salah satu bank yang sudah menggunakan teknologi tersebut adalah Bank Sumsel Babel. Bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung itu kini sudah mampu melayani banyak hal secara digital, antara lain pembukaan rekening secara online (Customer Onboarding), pembayaran menggunakan virtual account maupun QRIS, transfer menggunakan BI-Fast, hingga transaksi autodebet.

Maulidah Asnediana, Head of Division IT Bank Sumsel Babel, menceritakan, fitur on-us (transaksi pada satu jaringan pembayaran) dan off-us (transaksi lintas jaringan) Bank Sumsel Babel bahkan telah sanggup melayani transaksi berapa pun jumlahnya. “Kunci dari semua itu sebenarnya berkat penggunaan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift yang kami mulai sejak 2022,” ungkapnya, dikutip Rabu (19/6/2024).

Penjelasan detail mengenai solusi VisionDG dan Red Hat OpenShif disampaikan Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), dalam seminar bertema “Fast-Track Digital Innovation: A Scalable, Secure Unified Platform for High-Performance Services” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology, Red Hat, dan Virtus di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (11/6).

“VisionDG memiliki sederet fitur yang dibutuhkan perbankan di era digital, antara lain mobile banking, eKYC (Know Your Customer), video call systeme-money server based, QR Code payment dengan standar QRIS, Open API, Wappin (WhatsApp Business), dan layanan digital lainnya,” ungkap Jip Ivan.

Bukan hanya beragam fitur, VisionDG juga dilengkapi banyak modul seperti API Management, Fraud Detection System, Merchant Management, Virtual Account Management, Payment System, Customer Onboarding, Video Call System, dan Notification Engine. Sebagai contoh, modul API management pada VisionDG berperan memastikan perusahaan perbankan dapat berbagi layanan dan inovasinya ke pihak eksternal tanpa perlu khawatir pada kinerja sistem.

Integrasi layanan dengan pihak eksternal yang baik akan ditopang dengan modul Fraud Detection System. Modul tersebut tidak sekadar menjaga ancaman dari penjahat siber, tapi sekaligus mampu mendeteksi tingkat akurasi data nasabah yang hendak membuka rekening atau kartu baru melalui aplikasi dan lain sebagainya.

Pengembangan layanan yang cepat dan dapat diskalakan itu tak lain juga berkat solusi VisionDG Digital Platform yang bersifat microservices dan berjalan di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan arsitektur microservices, perusahaan perbankan tidak perlu mengeluarkan investasi besar di awal untuk menggunakannya dan dapat ditambah atau dikurangi skalanya sesuai kebutuhan yang berjalan (agile development).

Selain itu, Red Hat OpenShift yang dapat beroperasi di atas infrastruktur apapun, baik on-premisespublic cloudprivate cloud, maupun hybrid cloud, memungkinkan pengembangan layanan perbankan tanpa downtime sehingga tak mengganggu transaksi nasabah. Sekali lagi, yang tak kalah penting adalah aman. Sebab, solusi tersebut dilengkapi sistem monitoring keamanan siber yang bekerja 24 jam sehari.

“Kami sudah merasakan keunggulan luar biasa dari solusi VisionDG yang dikembangkan oleh Multipolar Technology dengan konsep microservices di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan solusi itu, operasional perbankan menjadi lebih terjaga karena secara otomatis dapat melakukan restart apabila terjadi crash,” ungkap Maulidah menceritakan pengalamannya di Bank Sumsel Babel.

Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya jika transaksi melalui BI-Fast yang amat “deras” ditangani tanpa menggunakan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift sebab layanan harus dimonitor setiap detik. “Tidak mungkin dipelototi terus-menerus sepanjang hari. Jadi, VisionDG dan Red Hat OpenShift cukup membantu perbankan dalam hal monitoring dan alerting, menskalakan layanan sesuai kebutuhan, serta aman dari ancaman,” kata Maulidah.

 

Digitalisasi Layanan Bank Sumsel Babel Sukses Berkat Solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Meski tercatat sebagai bank pembangunan daerah, kualitas layanan Bank Sumsel Babel tak kalah dengan bank-bank nasional. Bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung itu kini sudah mampu melayani banyak hal secara digital, antara lain pembukaan rekening secara online (Customer Onboarding), pembayaran menggunakan virtual account maupun QRIS, transfer menggunakan BI-Fast, hingga transaksi autodebet.

Melalui layanan Customer Onboarding, misalnya, Bank Sumsel Babel melakukan lompatan yang memungkinkan nasabah dapat membuat rekening dan kartu baru secara mandiri melalui aplikasi tanpa harus datang ke kantor kas atau kantor cabang.

Maulidah Asnediana, Head of Division IT Bank Sumsel Babel, menceritakan, fitur on-us (transaksi pada satu jaringan pembayaran) dan off-us (transaksi lintas jaringan) Bank Sumsel Babel bahkan telah sanggup melayani transaksi berapa pun jumlahnya. “Kunci dari semua itu sebenarnya berkat penggunaan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift yang kami mulai sejak 2022,” ungkapnya.

Apa itu VisionDG dan Red Hat OpenShift? Dalam seminar bertema “Fast-Track Digital Innovation: A Scalable, Secure Unified Platform for High-Performance Services” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology, Red Hat, dan Virtus di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (11/6), Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), secara detail menjelaskan.

VisionDG

VisionDG merupakan platform end-to-end berbasis microservices yang memungkinkan perusahaan perbankan dan keuangan serta yang bergerak di sektor lainnya melakukan transformasi digital secara lebih mudah dan cepat. Solusi yang dikembangkan oleh Multipolar Technology itu bersifat open innovation dan open collaboration terhadap antar-pelaku di dalam ekosistem yang ada.

“VisionDG memiliki sederet fitur yang dibutuhkan perbankan di era digital, antara lain mobile banking, eKYC (Know Your Customer), video call systeme-money server basedQR Code payment dengan standar QRIS, Open API, dan layanan digital lainnya,” ungkap Jip Ivan.

Bukan hanya beragam fitur, VisionDG juga dilengkapi banyak modul seperti API Management, Fraud Detection System, Merchant Management, Virtual Account Management, Payment System, Customer Onboarding, Video Call System, dan Notification Engine. Sebagai contoh, modul API management pada VisionDG berperan memastikan perusahaan perbankan dapat berbagi layanan dan inovasinya ke pihak eksternal tanpa perlu khawatir pada kinerja sistem.

Integrasi layanan dengan pihak eksternal yang baik akan ditopang dengan modul Fraud Detection System. Modul tersebut tidak sekadar menjaga ancaman dari penjahat siber, tapi sekaligus mampu mendeteksi tingkat akurasi data nasabah yang hendak membuka rekening atau kartu baru melalui aplikasi dan lain sebagainya.

Pengembangan layanan yang cepat dan dapat diskalakan itu tak lain juga berkat solusi VisionDG Digital Platform yang bersifat microservices dan berjalan di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan arsitektur microservices, perusahaan perbankan tidak perlu mengeluarkan investasi besar di awal untuk menggunakannya dan dapat ditambah atau dikurangi skalanya sesuai kebutuhan yang berjalan (agile development).

Selain itu, Red Hat OpenShift yang dapat beroperasi di atas infrastruktur apapun, baik on-premisespublic cloudprivate cloud, maupun hybrid cloud, memungkinkan pengembangan layanan perbankan tanpa downtime sehingga tak mengganggu transaksi nasabah. Sekali lagi, yang tak kalah penting adalah aman. Sebab, solusi tersebut dilengkapi sistem monitoring keamanan siber yang bekerja 24 jam sehari.

“Kami sudah merasakan sendiri manfaat-manfaat dari solusi VisionDG yang dikembangkan oleh Multipolar Technology dengan konsep microservices di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan solusi itu, operasional perbankan menjadi lebih terjaga karena secara otomatis dapat melakukan restart apabila terjadi crash,” ungkap Maulidah menceritakan pengalamannya di Bank Sumsel Babel.

Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya jika transaksi melalui BI-Fast yang amat ‘deras’ ditangani tanpa menggunakan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift, sebab layanan harus dimonitor setiap detik. “Tidak mungkin dipelototi terus-menerus sepanjang hari. Jadi, VisionDG dan Red Hat OpenShift cukup membantu perbankan dalam hal monitoring dan alerting, menskalakan layanan sesuai kebutuhan, serta aman dari ancaman,” kata Maulidah.

BNI Life Deploys Artificial Intelligence and Data Analytics with Google Cloud

Jakarta, Indonesia, October 19, 2022 – PT BNI Life Insurance (BNI Life) continues to make continuous improvements through innovations in artificial intelligence (AI) and data analytics, by collaborating with Google Cloud, its partner PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology), and one of the State University (PTN) in Indonesia.

Shadiq Akasya, President Director of BNI Life said that the collaboration is a part of BNI Life’s digitalization development plan. The company intends to deploy AI and data analytics to transform its operational processes, especially at business units like Underwriting, Claims, and Sales. The company also aims to upskill employees, by helping them acquire capabilities and knowledge to effectively apply AI and machine learning in addressing business challenges.

“The deployment of AI and data analytics has benefits that include risk scoring of prospective customers, a deeper understanding of new and existing customer profiles, fraud prevention and risk management, while streamlining business processes to increase efficiency. We believe that with the application of these technologies, BNI Life will be more prepared and adaptive over life-insurance sector changes, while allowing our customers to get the benefits from sustainable digital service innovations,” concluded Shadiq.

Megawaty Khie, Country Director, Indonesia, Google Cloud, said: “4 in 5 financial institutions across the Asia-Pacific region are already planning to increase their use of cloud technologies over the next three years. This stems from their belief that the cloud presents the fastest and most cost-efficient way to store and organize petabytes of data, and facilitate the application of data analytics and AI tools to deliver personalized experiences to a whole new generation of digital-first users.”

“BNI Life is a strong example of a forward-looking financial institution that is leveraging local cloud infrastructure and services, technical implementation expertise, and skilled vocational talent to accelerate innovation and better serve its customers, while meeting regulatory and compliance requirements. Apart from being a leading provider of scalable, secure, and sustainable data cloud infrastructure and services, Google Cloud will continue investing in local partnerships – such as with Multipolar Technology – and skilling initiatives with many education institutions, to ensure that we have a robust ecosystem in place to comprehensively meet the digital transformation needs of more Indonesian organizations like BNI Life,” added Megawaty.

Herryyanto, Director of Account Management at FSI and Commercial Multipolar Technology, said that the insurance industry in the country is transforming toward modern, complete, and relevant services, especially to meet the needs of the millennial generation in today’s digital era. Advanced analytics technology from Google Cloud can be applied to end-to-end business processes in all business lines, in the effort to achieve operational excellence and the best customer experience.

“Business transformation toward sustainable performance and innovative solutions are the keys to thriving in a dynamic market that often presents new challenges. Multipolar Technology appreciates BNI Life’s trust in Google Cloud technologies to deliver breakthroughs and value add on current services, and provide convenience for internal users and customers. We are ready to support this collaboration by applying best practices through our expert teams who are experienced and competent in their fields,” added Herryyanto.

###

About BNI Life

BNI Life with the slogan #EazyLifeBNILife also provides the best service through:

 

  1. Easy Claim
  2. Claim 25 minutes is our innovation for speed of claim service by shortening the claim process (reimbursement) *terms and conditions apply
  3. One Day Service is a service for payment of insurance benefits such as payment of stages, maturity, healthy bonuses, and withdrawal of investment funds within 1 (one) day
  4. Digiclaim is a digital claim service through the BNI Life Mobile application
  5. Easy Access
  6. Extensive network of partner hospitals spread throughout Indonesia, Singapore and Malaysia and more than 3104 network providers of Hospitals, Clinics, Laboratory/Optics
  7. Service Offices in major cities in Indonesia
  8. The nearest BNI Bank branch office with the support of a reliable and trusted Bancassurance Specialist and marketing agent in providing financial planning services
  9. Easy Connect
  10. Website: bni-life.co.id
  11. Social Media (Instagram, Facebook and Twitter) at @bnilifeid
  12. Call Center 1-500-045
  13. Email Center at care@bni-life.co.id
  14. 24/7 Help Desk Provider

 

As of 9 May 2014, BNI Life has become a joint venture life insurance company with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk as the controlling shareholder of 60000000%, Sumitomo Life Insurance Company owns 39.999993%, 0.000003% owned by BNI’s Employee Welfare Foundation (YKP), and 0.000003% owned by the Danar Dana Swadharma Foundation (YDD).

 

For further information, please contact:

Corporate Secretary, Legal and Corporate Communications – Institutional Relations and Public Relations

Tel: (+62-21) 2953 9999 ext. 1125

E-mail: corporate.secretary@bni-life.co.id

Address: PT BNI Life Insurance – Centennial Tower 9th Floor

Jl. Gatot Subroto Kav. 24-25, Jakarta 12930

Multipolar Technology ISO 9001:2015 Recertification

On July 28th 2022, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) performed ISO 9001:2015 Quality Management System Recertification Audit conducted by PT URS Services Indonesia (URS).

Based on the audit results, MLPT has been declared successful in maintaining ISO 9001:2015 certification for the consistent performance development and improvement through discipline documentation and implementation of policies and procedures with full responsibility. Therefore, MLPT has been certified in ISO 9001 for more than 20 years and will keep complying to this international standard of Quality Management System.

“The aim of implementing ISO 9001 is to make our work more effective and efficient, so that the products and services produced meet the needs of all Customers and Stakeholders, while complying with applicable regulations,” said Wahyudi Chandra, President Director of MLPT.

ISO 9001 certificate acquired by MLPT is valid for 3 (three) years, starting from August 18th 2022 to August 17th 2025.

Multipolar Technology Achieved ISO/IEC 27001 Certification

 

On July 27th 2022, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) achieved ISO/IEC 27001:2013 Information Security Management System certification with the scope of Hardware, Software, and Professional Services from PT BSI Group Indonesia (BSI).

“Obtaining the ISO/IEC 27001 certification is one of MLPT’s efforts in pursuing service excellence for all Customers by consistently implementing information security and continuous improvement,” said Wahyudi Chandra, President Director of MLPT.

ISO/IEC 27001 certificate acquired by MLPT is valid for 3 (three) years, starting from July 27th 2022 to July 26th 2025.

PT Multipolar Technology Tbk Information Security Management Commitment

 

 

 

 

Starting on January 2022, PT Multipolar Technology Tbk (‘MLPT’) is committed in implementing Information Security Management System (ISMS) by protecting information security from threats against confidentiality, integrity, and availability in a sustainable manner with the involvement of all Management and Employees.

 

 

 

The ISMS being implemented is based on the controls in ISO/IEC 27001:2013, as follows:

  • Annex 5   Information Security Policies
  • Annex 6   Organization of Information Security
  • Annex 7   Human Resource Security
  • Annex 8   Asset Management
  • Annex 9   Access Control
  • Annex 10   Cryptography
  • Annex 11   Physical and Environmental Security
  • Annex 12   Operations Security
  • Annex 13   Communications Security
  • Annex 14   System Acquisition, Development and Maintenance
  • Annex 15   Supplier Relationships
  • Annex 16   Information Security Incident Management
  • Annex 17   Information Security Aspects of Business Continuity Management
  • Annex 18   Compliance

Currently, MLPT is in the process of ISO 27001:2013 certification as the follow-on of our commitment stated above.