Jakarta – Di era digital, potensi kehilangan data perusahaan tidak hanya disebabkan serangan siber, tapi juga beberapa hal lain. Sebut saja bencana alam (gempa bumi, kebakaran, banjir, longsor), kerusakan perangkat, atau bahkan kesalahan manusia (human error). Maka strategi backup atau pencadangan data mutlak dibutuhkan.
Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), perusahaan membutuhkan strategi backup data yang tepat untuk mengantisipsi kerugian dari kejadian yang berpotensi mengakibatkan kehilangan data. Pada prinsipnya strategi backup data yang tepat adalah menggunakan strategi 3-2-1.
“Artinya, perusahaan harus menyimpan data di tiga pusat pencadangan yang berbeda, di dua jenis media pencadangan yang berbeda, ditambah satu tempat pencadangan lain yang berbeda,” papar Yohan dalam seminar “Ensure Data Protection and Resilience to Keep Your Business Running” yang digelar Multipolar Technology Jakarta Thamrin, Selasa, 19 September 2023.
Ia menegaskan, perusahaan tidak cukup mem-backup data di pusat data milik sendiri (on premise). Tapi juga harus memanfaatkan layanan on cloud. Banyak platform yang bisa mempermudah perusahaan melakukan hal tersebut, salah satunya oleh solusi Veeam Backup and Replication keluaran Veeam.
Dijelaskan Sumarwan Rizwan, Product Manager Multipolar Technology, Veeam Backup and Replication adalah software dengan kemampuan mem-backup data perusahaan, baik yang menggunakan infrastruktur virtual dan fisik (seperti VMware, Hyper-V, AHV Acropolis), server (seperti Windows dan Linux), maupun cloud. Ketika terjadi gangguan (downtime), solusi tersebut dapat melakukan disaster recovery dalam hitungan menit.
Yohan menambahkan, mengacu starategi 3-2-1 tadi, maka opsi backup on-cloud menjadi solusi lebih baik, bahkan wajib. Perusahaan bisa memilih salah satu layanan cloud terkemuka untuk itu, misalnya Google Cloud Platform.
“Google Cloud Platform menyediakan spesifikasi penyimpanan on-cloud secara custom, teknologi enterprise data warehouse-nya serverless sehingga pengguna tidak perlu repot menyiapkan sistem, billing dihitung per detik, skema diskon terhadap billing bertingkat, dengan tingkat keamanan yang sama dengan sistem keamanan internal Google,” klaimnya.
Solusi lain, yakni Prisma SASe dari Palo Alto Networks, lanjut Yohan, bisa dimanaaftkan agar proses backup data di jaringan cloud lebih aman lagi. Ada berbagai manfaat signifikan yang didapatkan dari penggunaan administrasi jaringan dan aset berbasis Secure Access Service Edge (SASE), seperti visibilitas lengkap di seluruh lingkungan hybrid dan pemantauan segala aktivitas berada di satu dasbor.
Solusi Prisma SASE dapat menjaga segala keamanan akses di mana pun kita berada dengan teknologi ZTNA 2.0, memberikan visibilitas secara end-to-end dan real-time, serta mampu menjalankan perlindungan data secara konsisten, baik Local Repository maupun SaaS. Proses integrasinya pun diklaim mudah dan hemat biaya.
Strategi backup data yang memadukan tiga solusi seperti Veeam Backup and Replication, Google Cloud Platform, dan Prisma SASE sekaligus, bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang bergerak di industri apapun.