JAKARTA (IndoTelko) – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) tengah menggenjot bisnis cloud computing (cloud) melalui anak usaha, PT Visionet Data Internasional (VisioNet), dengan merilis layanan VidiaCloud.
“Ini cloud untuk semua. Kita main di Infrastructure as Service kalau di Cloud dengan VidiaCloud ini,” papar Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra di Jakarta, Rabu (31/1).
Dijelaskannya, VidiCloud menggarap segmen public, private dan hybrid cloud dengan memposisikan diri sebagai Trusted, Reliable & Excellence Cloud Service.
VidiaCloud menghadirkan beragam solusi yang dapat secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan seperti Infrastructure as a Service (IaaS), Backup as a Service (BaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).
VidiaCloud merupakan layanan cloud computing pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems yang ditujukan guna membantu bisnis untuk bertransformasi dan berinovasi serta menjadi semakin dinamis dan lincah.
Guna menjamin kualitas layanan, VisioNet menempatkan VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924-A yang memiliki standar kualitas layanan Jepang 3S (Safe, Stable dan Sustainable) dan SLA 99,982% dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Quality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, TVRA (Threat, Vulnerability & Risk Assessment) serta PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard), dan telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu PBI No.9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No.38/POJK.03/2016).
Melalui VidiaCloud, VisioNet menyediakan model bisnis IT Shared Services yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur TI berbasis opex (operating expense) dalam waktu kurang dari 7 hari atau bahkan dalam hitungan jam – tergantung dari kompleksitasnya – mulai dari yang paling mendasar seperti kebutuhan akan compute resource (core, memory, storage) secara virtual, hingga yang paling advance yaitu pemenuhan kebutuhan TI berbasis aplikasi.
“Kami memahami bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum yakin untuk memanfaatkan cloud computing. Untuk itu kami mempercayakan solusi Microsoft Azure Stack dengan infrastruktur HPE Integrated Systems untuk VidiaCloud sehingga bisa meniadakan semua risiko tersebut,” jelas Presiden Direktur Visionet Data Internasional (VisioNet) Paulinus Soegondo.
Hybrid IT Director HPE Michael Thiotrisno menambahkan bahwa HPE ProLiant untuk Microsoft Azure Stack memungkinkan perusahaan menjalankan layanan komputasi berbasis Azure di data center lokal, dan pengguna layanan ini akan mendapatkan manfaat penuh dari hybrid cloud computing dengan pengalaman yang sama seperti mengoperasikan cloud di lingkungan Azure.
“Tidak semua perusahaan mau berinvestasi besar untuk bisnis inkubasi. Dengan pendekatan cloud – pay as you use, pelanggan bisa berlangganan yang dibutuhkan dan membayar hanya yang digunakan saja, sehingga investasi di awal bisa rendah sekali dan kebutuhan compute resource (core, memory, storage) bisa ditingkatkan dengan cepat untuk menjawab kebutuhan pasar. Pelanggan bisa langsung menggunakan layanan cloud tanpa perlu dipusingkan pengelolaan perangkat keras, perangkat jaringan, perangkat keamanan, interkoneksi dan bahkan sampai dengan pengelolaan layanan cloud itu sendiri, sehingga pelanggan bisa makin fokus pada pengembangan bisnis utamanya dan pertumbuhan bisnis ke depan,” jelas Direktur VisioNet Miko Yanuar.
VisioNet menggandeng Multipolar Technology, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis guna menawarkan solusi ini ke pasar.(dn)