Perusahaan tidak bisa mengabaikan manajemen risiko keamanan siber. Jika hal itu diabaikan, besar dampak kerugian yang bisa ditimbulkannya. Risiko keamanan siber semakin meningkat karena semakin canggih teknologi yang digunakan perusahaan untuk mengelola data, semakin canggih pula teknologi yang dipakai oleh para penjahat siber. Mereka dapat menyusup dan mencuri data yang ada. Karenanya, dibutuhkan strategi transformasi sekaligus manajemen risiko bisnis melalui proteksi data secara komprehensif.
Masalahnya, pertumbuhan data yang semakin masif menjadikan proses update dan replikasi data semakin sulit, apalagi jika melibatkan puluhan jenis database dan beragam platform. Terlebih, masih banyak perusahaan yang database-nya belum tersentralisasi sehingga menyulitkan saat dibutuhkan untuk operasional maupun untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Padahal, perusahaan dituntut untuk mengelola data berikut risikonya secara end-to-end sehingga mereka dapat lebih berfokus pada pengembangan layanannya.
“Penggunaan IBM InfoSphere Data Replication bisa menjadi solusi agar data yang disajikan adalah benar data yang terkini dan akurat,” kata Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, dalam seminar “Transform Your Business and Manage Risk with Comprehensive Data Protection Strategy” yang digelar Multipolar Technology di Fairmont Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Ia menjelaskan bahwa IBM InfoSphere Data Replication merupakan solusi replikasi untuk membaca perubahan di log database dan langsung mengirimkannya ke database target. Solusi ini menggunakan resource kecil sehingga membantu mengurangi kebutuhan bandwidth karena cukup mengirimkan data yang berubah saja.
“Meski begitu, replikasi dapat dilakukan secara terus-menerus atau berkala sesuai keperluan. Datanya dapat ditransformasikan dengan menggunakan function built-in yang telah disediakan,” imbuh Jip Ivan.
Kelebihan lain dari solusi tersebut, aktivitas database-nya dapat dimonitor menggunakan IBM Guardium. IBM Guardium adalah software Database Activity Monitoring yang berfungsi untuk melakukan monitoring aktivitas dan memproteksi data dengan fitur yang lengkap, user-friendly, dan powerful, baik yang berjalan di cloud maupun on-premises, melalui satu kesatuan report dan dashboard.
“IBM Guardium memiliki fitur data discovery yang bisa secara otomatis mencari personal data sehingga tidak ada personal data yang terlewatkan. IBM Guardium juga dapat memonitor semua aktivitas database secara real-time dan memblokir aktivitas yang mencurigakan. Dengan begitu, ancaman keamanan siber dapat dideteksi seawal mungkin,” tutur Yemmy Sukandar, Department Head Hybrid Database Multipolar Technology.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan data berkinerja tinggi, IBM FlashSystem dengan Safeguarded Copy bisa menjadi pilihan. Sebab, menurut Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, solusi tersebut bukan hanya mampu menyimpan, mengelola data berkapasitas besar, dan membantu pemulihan jika terserang malware, melainkan juga ekonomis.
Penggunaan drive flash memory dalam FlashSystem menjamin pemrosesan data menjadi lebih signifikan dibanding disk spindle. Kapasitas minimum dalam satu boks yang mencapai 170 TB dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan data kapasitas besar sekaligus mengurangi penggunaan listrik maupun ruang di data center.
Fitur Safeguarded Copy dalam FlashSystem memungkinkan pengambilan snapshot yang tidak dapat diubah dan membantu pemulihan jika terjadi serangan malware. “Di dalam fitur ini terdapat tiga komponen utama, yaitu pemisahan tugas, salinan terproteksi, dan automasi,” ungkap Lindra.
“Apabila ketiga solusi itu dimanfaatkan, itu berarti perusahaan telah memegang kunci sukses transformasi bisnis melalui manajemen data dan risiko saat ini dan ke depan,” pungkas Jip Ivan.