Jakarta, TechnoBusiness ID ● Di era yang serba-canggih sekarang ini, kecepatan, efektivitas, dan efisiensi layanan bukan sekadar tuntutan bagi perusahaan-perusahaan swasta, melainkan juga sebagai kebutuhan lembaga-lembaga pemerintahan. Digitalisasi dan otomatisasi yang diperkuat dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) membuat layanan konvensional tak lagi relevan.
Itu sebabnya, pada 2026, berdasarkan penelitian firma riset Gartner, sekitar 60% lembaga pemerintahan di seluruh dunia akan memprioritaskan otomatisasi proses bisnis, naik dari 35% pada 2022. Inisiatif hyper-automation semacam itu diyakini mampu menyuguhkan layanan publik secara terintegrasi dan lancar tanpa hambatan.
Tahun depan, sebanyak 60% investasi AI dan data analytics lembaga-lembaga pemerintahan diperkirakan akan berdampak langsung pada berbagai keputusan secara real-time. Dengan begitu, lembaga-lembaga pemerintahan dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat serta membantu terwujudnya prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang baik.
Bahkan, pada 2025, masih menurut Gartner, 75% chief information officer (CIO) lembaga-lembaga pemerintahan mulai bertanggung jawab atas keamanan di luar teknologi informasi, termasuk lingkungan teknologi operasional yang kritis. Harus dipahami bahwa digitalisasi dan otomatisasi layanan publik, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise, on-cloud, maupun hybrid, membutuhkan solusi keamanan siber yang mumpuni.
“Karena digitalisasi layanan publik melibatkan data pribadi yang begitu besar, maka tingkat keamanan sibernya harus menjadi hal yang utama dipikirkan. Tidak sedikit perusahaan swasta yang tersandung kasus pencurian data pelanggan. Di sektor publik juga tak kalah rentan, apalagi data pribadi yang dikumpulkan jauh lebih banyak,” ungkap Yugi Edison, Director Account Management Telco and Public Sector PT Multipolar Technology Tbk.
Beruntung, lanjut Yugi dalam talkshow “Digital Transformation Forum for Public Sector: How Digital Transformation is Driving Effective and Efficient Governance Principles” yang digelar Multipolar Technology di Pullman Jakarta Thamrin, Selasa (17/10), sekarang Indonesia sudah memiliki Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data Pribadi yang mengatur setiap kegiatan yang bersifat pengendalian data pribadi wajib menjaga keamanannya.
Menjaga keamanan data pribadi itu bisa dilakukan menggunakan solusi teknologi yang kompeten, salah satunya IBM Guardium. Guardium merupakan solusi database activity monitoring yang berfungsi untuk mempermudah pengelolaan dan proteksi data dalam upaya digitalisasi layanan publik dengan fitur-fitur yang lengkap, user friendly, dan powerful.
Seperti diketahui, ancaman keamanan siber banyak macamnya, mulai dari pencurian akun, pencurian data, hingga perusakan data. “Sebagai solusi database activity monitoring, Guardium mampu memonitor atau mengawasi segala aktivitas yang berhubungan dengan layanan publik. Jika diketahui ada aktivitas yang mencurigakan, solusi tersebut langsung menonaktifkannya secara otomatis,” kata Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology.
Yang menarik, solusi Guardium dapat memonitor bukan hanya dari satu sistem perangkat, melainkan dari puluhan tipe Relational Database Management System (RDMS) ataupun non-RDMS, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, serta menyajikannya dalam satu-kesatuan report dan dashboard secara bersamaan dan real-time.
Selain itu, solusi tersebut dilengkapi dengan fitur data discovery sehingga mempermudah pelacakan letak data rahasia yang tersimpan. Pelacakan data personal yang mudah itu tentu mempercepat proses layanan publik, bahkan bisa tersedia saat itu juga, yang jika dilakukan secara manual akan memakan waktu berhari-hari atau justru tidak ketemu sama sekali.
Karena menawarkan solusi yang dapat membantu mempercepat proses layanan publik, sebaiknya lembaga-lembaga pemerintahan mulai melirik untuk menggunakan solusi Guardium. “Daripada kehilangan data terlebih dahulu baru menggunakannya, lebih baik dari sekarang,” kata Jip Ivan. “Sebagai perusahaan sistem integrator yang berpengalaman, Multipolar Technology siap membantu untuk itu.”