Majalah Infobank: Multipolar Technology, Mitra Transformasi Digital dengan Keamanan Terdepan

 

PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), perusahaan IT system integrator yang berdiri sejak tahun 1975, telah menjadi mitra tepercaya dalam perencanaan, perancangan, dan pengembangan teknologi digital inovatif di berbagai sektor industri di Indonesia, termasuk di sektor perbankan dan keuangan, komersial, telekomunikasi, publik, layanan kesehatan, dan pendidikan. Berawal dari perdagangan elektronik, perusahaan ini beralih fokus ke komputerisasi perbankan pada awal 1980-an dan berkembang menjadi IT system integrator yang menjadi kekuatannya hingga kini.

Multipolar Technology menawarkan layanan TI yang komprehensif, mencakup hardware, software, hingga managed services melalui anak usahanya. Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, Jip Ivan Sutanto, menjelaskan bahwa Multipolar Technology juga menjalin aliansi dengan vendor TI global terkemuka seperti Cisco, Cloudera, Dell, F5, Fortinet, Google, HPE, Huawei, IBM, Lenovo, Microsoft, NCR, Nutanix, Palo Alto, Red Hat, VMware, dan lainnya. “Kami menjadi mitra mereka untuk membantu mengimplementasikan solusi teknologi yang menjadi kebutuhan di pelanggan kami untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas,” ujar Ivan kepada Infobank.

Layanan yang ditawarkan oleh Multipolar Technology terbagi dalam dua aspek utama, yaitu infrastruktur TI dan aplikasi. Infrastruktur TI mencakup hardware dan sistem operasi, sementara aplikasi meliputi lapisan perangkat lunak yang digunakan oleh pelanggan. Sementara itu, keamanan juga menjadi salah satu fokus utama Multipolar Technology, dengan perhatian khusus terhadap pelindungan data dan keamanan siber. “Contohnya di industri perbankan, sistem komputer yang dulu tertutup kini sudah dibuka lebih luas dengan adanya ATM, internet banking, dan mobile banking. Ini menuntut perhatian lebih terhadap keamanan untuk mencegah fraud dan kejahatan siber,” kata Ivan.

Dengan perkembangan teknologi internet dan aplikasi seluler, sistem perbankan yang awalnya hanya bisa diakses di dalam kantor cabang bank, kini dapat diakses oleh nasabah dari mana saja, kapan saja. Oleh karena itu, Multipolar Technology terus mengembangkan solusi keamanan yang dapat melindungi data di berbagai level, termasuk data yang disimpan di pusat data atau transmisi data yang perlu dienkripsi. Dengan diberlakukannya Undang- Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia, Multipolar Technology melihat peluang untuk terus berkembang dan memberikan solusi yang lebih baik. “Tanpa UU PDP, setiap perusahaan tentunya sudah melindungi data mereka masing-masing. Namun, dengan adanya undang-undang ini, ada kejelasan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak,” jelas Ivan.

Multipolar Technology juga menyadari bahwa UU PDP akan membuka peluang baru untuk layanan tambahan. Menurut Ivan, setiap kemajuan teknologi, akan ada kebutuhan baru yang harus diadaptasi, seperti enkripsi data di pusat data dan pencegahan terhadap ancaman siber berupa malware dan ransomware. Namun, implementasi UU PDP bukan tanpa tantangan. Ivan menekankan pentingnya kesadaran dari seluruh lini dalam perusahaan mengenai pelindungan data, terutama resiko trust terhadap brand/image suatu bisnis/perusahaan. “Data ada di setiap lini, mulai dari data di perangkat seluler atau komputer masingmasing, hingga penyimpanan di database di pusat data. Awareness ini harus dibangun dengan berbagai cara,” kata Ivan.

Director Hybrid Infrastructure Services Business, Yohan Gunawan menambahkan, selain kesadaran, kesiapan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor penting. “Teknologi dan kesiapan organisasi harus diperhatikan. Apakah SDM sudah siap, apakah budget mencukupi, itu semua harus dipertimbangkan,” ujar Yohan.

Hanya beberapa perusahaan besar yang memiliki kapabilitas dari sisi SDM dan budget yang sudah siap menghadapi tantangan ini. Dari sisi regulasi, perusahaan harus sejalan antara people, organization, dan teknologi. “People harus aware dulu, lalu organisasi harus align dengan compliance yang sudah disahkan dalam UU PDP. Dengan menerapkan hal ini, proteksi data pribadi akan menjadi komplit,” kata Yohan. Bisa dianalogikan seperti perumahan modern, di mana developer-nya (organization) dan penghuni (people) aware terhadap keamanan serta risikonya, sehingga perlu untuk menerapkan teknologi yang mampu menjaga keamanan dari layer terluar hingga terdalam. Hal ini dimulai dari keamanan seperti memonitor akses keluar masuk perumahan di tiap sudut cluster, kunci akses khusus pintu rumah, CCTV di tiap sudut dalam rumah.

Saat ini, Multipolar Technology menyediakan beragam solusi bisnis serta memberdayakan klien untuk mempercepat inisiatif bisnis digital dan mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang dengan memperhatikan faktor
keamanannya. Sebagai contoh, Multipolar Technology telah mengimplementasikan solusi keamanan untuk melindungi data di berbagai level, termasuk enkripsi data di pusat data dan pencegahan terhadap ancaman siber seperti malware dan ransomware. “Kami juga memiliki pengalaman dalam implementasi solusi data security seperti IBM Guardium untuk membantu organisasi dalam memenuhi persyaratan kepatuhan privasi data melalui sistem yang tersentralisasi dan terotomatisasi. Dengan demikian, data sensitif dapat terlindungi, mampu mendeteksi dan mencegah pelanggaran data bahkan sebelum terjadi,” jelas Ivan. Yohan menambahkan, “Selain pengamanan data dan aplikasi, yang juga merupakan hal krusial adalah memperkuat infrastruktur pengamanan, seperti yang saya sampaikan tadi. Kami memiliki solusi security lainnya dari Aruba, Cisco, F5, Fortinet, Microsoft, dan Palo Alto, dengan dukungan tim ahli tersertifikasi untuk membantu pelanggan-pelanggan kami.”

Beberapa layanan dari Multipolar Technology di antaranya adalah Hybrid Integration Platforms & Services, Customer Experience Platforms & Services, Digital Insights, Business Solution Platforms & Services, Application and Technology Platforms & Services, Hybrid Infrastructure Platforms & Services, Security Platforms & Services. Multipolar Technology terus berkomitmen untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. “Setiap kali ada teknologi baru, kami berupaya untuk menambahkan dalam portofolio solusi kami, agar sejalan antara tren dan yang menjadi kebutuhan pelanggan,” kata Yohan.

Ke depannya, Multipolar Technology terus berkomitmen untuk membantu perusahaan dalam berbagai industri bertransformasi secara digital dengan memprioritaskan keamanan sebagai faktor utama. Inovasi dan solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology dirancang untuk memastikan bahwa setiap aspek dari sistem TI yang diimplementasikan dapat berjalan dengan aman dan efisien, sambil memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh regulasi seperti UU PDP. Dalam era di mana data menjadi aset yang sangat berharga, Multipolar Technology memastikan bahwa setiap data yang dikelola oleh klien mereka terlindungi dengan baik, sesuai dengan standar keamanan internasional dan peraturan lokal yang berlaku. “Ketika teknologi maju, kebutuhan baru akan muncul, dan kita harus siap menghadapinya,” pungkas Yohan.

Dukungan Multipolar Technology Wujudkan Pola Kerja Hybrid Aman dan Konektivitas Optimal

JawaPos.com – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali.

Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

PT Multipolar Technology Tbk, anak perusahaan PT Multipolar Tbk yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis.

Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber,” pungkasnya.

Multipolar Technology Dukung Pola Kerja Hybrid dengan Akses Aman dan Konektivitas Optimal

Iconomics – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah.

Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE bagi Perusahaan

Jakarta, TechnoBusiness ID  Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE Tangkal Serangan Siber Perusahaan

INDOPOS.CO.ID – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar TBk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya. (ibs)

Dunia Usaha Memerlukan Infrastruktur Jaringan yang Mendukung Konektivitas

JAKARTA, investor.id – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah.

Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali.

Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, baru-baru ini.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal.

Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya.

Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan.

“Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya

Work From Anywhere Tingkatkan Risiko Serangan Siber, Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE

Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multikonektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, Yohan Gunawan, dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE dalam Menangkal Serangan Siber Perusahaan

Warta Ekonomi, Jakarta – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), FirewallasaServices (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Canggihnya teknologi di balik penerapan sistem pembayaran digital terintegrasi

JAKARTA (IndoTelko) – Kita tentu ingat, pada 1-2 dekade lalu, untuk bisa bertransaksi di infrastruktur salah satu bank kita harus memiliki kartu debit atau kartu kredit yang sama dengan bank tersebut. Jika kartu bukan keluaran dari bank yang sama tidak bisa digunakan, kalau pun bisa biaya transaksinya sangat mahal. Wajar jika kala itu banyak orang memiliki banyak kartu dari banyak bank.

Masa-masa seperti itu sudah lewat. Kini, dengan satu kartu kita bisa bertransaksi di infrastruktur bank mana pun, kapan pun, di mana pun. Lebih dari itu, belakangan ini transaksi menggunakan kartu mulai dianggap usang karena eranya sudah beralih ke serba-digital dan serba-nontunai. Dengan satu layanan pembayaran digital, kita bisa bertransaksi ke mana pun tanpa batas.

Hal ini berkat penerapan sistem pembayaran digital terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API) yang didorong oleh Bank Indonesia melalui Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). Menurut Dicky Kartikoyono, Asisten Gubernur Bank Indonesia, sejak 2022 SNAP menjadi standar pengembangan sistem pembayaran yang kompetitif, inovatif, aman, andal, dan terintegrasi.

Dalam seminar “Open Banking Trends 2024: Integration of Digital Payment System for Business Continuity” yang digelar oleh PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Fairmont Jakarta, Selasa pekan lalu, Dicky menyebutkan bahwa per kuartal 1/2024 SNAP telah diimplementasikan oleh 5.838 layanan dari 40-an sektor usaha, naik dari 2.137 layanan per kuartal 1/2023.

Pada kesempatan tersebut, Head of Product and Technology Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Tata Martadinata menambahkan, SNAP cukup menarik digunakan karena menawarkan banyak keuntungan seperti memperluas kerja sama dengan multi-partner dan membuat layanan pembayaran digital satu bank menjadi multi-channel sehingga mendongkrak pendapatan.

Tidak ada digitalisasi tanpa teknologi. Demikian juga dengan integrasi sistem pembayaran digital perbankan dan lembaga keuangan di Tanah Air, penggunaan teknologi sangat menentukan. Teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi yang mampu mengintegrasikan antar-kanal, canggih, serta bebas dari ancaman error dan kejahatan siber.

Setidaknya ada dua solusi teknologi yang mampu menjadi tumpuan dalam penerapan sistem pembayaran digital terintegrasi dewasa ini. Menurut Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, Jip Ivan Sutanto, dua solusi teknologi itu, yaitu API Connect dan watsonx keluaran perusahaan teknologi global IBM.

API Connect merupakan solusi pengelolaan API yang lengkap dan canggih sehingga cocok digunakan oleh perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang ingin masuk ke ranah ekonomi API. Solusi itu dikembangkan dengan empat prinsip utama, yakni Create, Run, Manage, dan Secure.

Ia menjelaskan, API Connect memungkinkan perbankan untuk membuat, menyosialisasikan, mengelola, dan mengamankan layanannya menggunakan teknologi API, sehingga menghadirkan peluang dan mengakuisisi pelanggan baru yang pada akhirnya berbuah peningkatan pendapatan dan profit. “Semakin bervariasi kerja sama layanan yang dilakukan semakin besar pula potensi keuntungan yang didapat,” katanya.

Jika API Connect memudahkan integrasi, otentifikasi, otorisasi, dan enkripsi data dengan pihak ketiga, watsonx berperan memperkuat layanan perusahaan perbankan dengan nasabahnya. watsonx membantu nasabah memperoleh informasi layanan yang kompleks menjadi lebih cepat dan mudah dipahami berkat teknologi Generative AI yang diusungnya.

Watsonx bukan sekadar machine learning dan chatbot, melainkan juga solusi yang mampu berperan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam proses bisnis. Solusi tersebut memiliki tiga fungsi utama: watson.ai untuk mengimplementasikan model AI, watson.data untuk mengoptimalisasi penyimpanan data, dan watson.governance untuk transparansi alur kerja AI.

Dengan watsonx, nasabah perbankan dapat memperoleh informasi apa pun seputar layanan perbankan yang kompleks melalui bahasa yang lebih sederhana dan gampang dipahami. Sama seperti API Connect, pengintegrasian watsonx dengan layanan perbankan tentu saja akan menghasilkan peningkatan pendapatan dan profit.

Sejalan dengan imbauan Bank Indonesia mengenai implementasi SNAP di era pembayaran digital seperti saat ini, ada baiknya perusahaan perbankan dan lembaga keuangan di Tanah Air melirik solusi API Connect dan watsonx. “Sebagai IBM Platinum Business Partner, dengan dukungan tim ahli kami yang kompeten dan berpengalaman, Multipolar Technology siap membantu mengimplementasikan solusi ini agar perusahaan dapat semakin adaptif, transformatif, dan produktif,” tambahnya.

Dukung Penerapan Pembayaran Digital Terintegrasi, MLPT Sarankan Dua Solusi Teknologi Ini

Jakarta – Era eksklusivitas perbankan sudah berakhir. Kini layanan perbankan semakin terintegrasi. Apalagi transaksi melalui platform digital semakin meningkat. Transaksi menggunakan kartu semakin berkurang.

Nasabah semakin nyaman beralih ke transaksi digital dan non tunai. Dengan dukungan teknologi, layanan pembayaran digital memungkinkan nasabah bertransaksi antar bank bahkan lintas negara tanpa batas.

Semua itu memungkinkan dengan penerapan sistem pembayaran digital terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API) yang didorong oleh Bank Indonesia melalui Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP).

Dicky Kartikoyono, Asisten Gubernur Bank Indonesia, mengatakan sejak 2022 SNAP menjadi standar pengembangan sistem pembayaran yang kompetitif, inovatif, aman, andal, dan terintegrasi. Dicky menyebutkan bahwa per kuartal 1/2024 SNAP telah diimplementasikan oleh 5.838 layanan dari 40-an sektor usaha, naik dari 2.137 layanan per kuartal 1/2023.

“SNAP cukup menarik digunakan karena menawarkan banyak keuntungan seperti memperluas kerja sama dengan multi-partner dan membuat layanan pembayaran digital satu bank menjadi multi-channel sehingga mendongkrak pendapatan,” tambah Tata Martadinata, Head of Product and Technology Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dalam seminar “Open Banking Trends 2024: Integration of Digital Payment System for Business Continuity” yang digelar PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) di Jakarta, beberapa hari lalu.

Teknologi memainkan peran penting dalam kemajuan transaksi di industri perbankan. Digitalisasi tidak mungkin dilakukan tanpa dukungan teknologi. Pun demikian dengan integrasi sistem pembayaran digital perbankan dan lembaga keuangan.

Menurut Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, paling tidak ada dua solusi teknologi yang bisa menjadi tumpuan dalam penerapan sistem pembayaran digital terintegrasi. Keduanya adalah API Connect dan watsonx lansiran IBM.

API Connect adalah solusi pengelolaan API yang lengkap dan canggih, sehingga cocok digunakan perbankan dan lembaga keuangan yang ingin masuk ke ranah ekonomi API. Solusi itu dikembangkan dengan empat prinsip utama, yakni Create, Run, Manage, dan Secure.

“Artinya, API Connect memungkinkan perbankan untuk membuat, menyosialisasikan, mengelola, dan mengamankan layanannya menggunakan teknologi API, sehingga menghadirkan peluang dan mengakuisisi pelanggan baru yang pada akhirnya berbuah peningkatan pendapatan dan profit. Semakin bervariasi kerja sama layanan yang dilakukan semakin besar pula potensi keuntungan yang didapat,” paparnya dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 14 Mei 2024.

Sementara, watsonx berperan memperkuat layanan perusahaan perbankan dengan nasabahnya. Solusi ini membantu nasabah memperoleh informasi layanan yang kompleks menjadi lebih cepat dan mudah dipahami. watsonx disokong teknologi Generative AI.

Jip Ivan menambahkan, watsonx bukan sekadar machine learning dan chatbot, tapi juga berperan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam proses bisnis. Solusi tersebut memiliki tiga fungsi utama: watson.ai untuk mengimplementasikan model AI, watson.data untuk mengoptimalisasi penyimpanan data, dan watson.governance untuk transparansi alur kerja AI.

Jip Ivan menyarankan industri perbankan dan lembaga keuangan untuk melirik solusi API Connect dan watsonx agar produktivitasnya meningkat.

“Sebagai IBM Platinum Business Partner, dengan dukungan tim ahli kami yang kompeten dan berpengalaman, Multipolar Technology siap membantu mengimplementasikan solusi ini agar perusahaan dapat semakin adaptif, transformatif, dan produktif,” pungkasnya.