Multipolar Technology Tawarkan Solusi Automasi Bisnis Perusahaan Secara Lengkap dan Terintegrasi

Multipolar Technology menawarkan solusi automasi bisnis berbasis teknologi robotik dan kecerdasan buatan secara lengkap dan terintegrasi yang amat penting bagi perusahaan.
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Teknologi informasi (TI) saat ini sedang berada di bawah tekanan karena model dukungannya tidak mampu lagi memenuhi permintaan pelanggan yang semakin hari semakin besar, kompleks, dan sangat digital. Untuk itu, dibutuhkan inovasi yang lebih cepat, efisien, dan mentransformasi operasional TI yang terus berubah dengan memberikan visibilitas terhadap infrastruktur dan aplikasi yang dimiliki.

Berlatar dari itu, maka PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) menawarkan solusi yang sangat lengkap dan terintegrasi dalam modul-modul teknologi automasi dan integrasi yang memberikan enterprise observability, automasi dalam operasional, dan integrasi layanan bisnis digital untuk membawa bisnis ke level yang lebih tinggi.

Dalam seminar “Accelerate Growth and Performance with IT Automation and Integration” di Pullman Jakarta Thamrin belum lama ini, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology Jip Ivan Sutanto menyebutkan solusi-solusi itu antara lain IBM AIOPs, IBM Robotic Process Automation (RPA), dan IBM Cloud Pak for Integration (CP4I).

“Seperti kita ketahui, digitalisasi bisnis perusahaan sudah menjadi sebuah keharusan. Tapi, apa jadinya jika digitalisasi itu dilakukan oleh masing-masing divisi dengan tools dan keahlian yang berbeda-berbeda? Tentu saja akan menyulitkan perusahaan, terutama pada saat hendak mengambil keputusan penting,” ungkapnya.

Dengan AIOps, perusahaan dapat meningkatkan performa aplikasi dan menyederhanakan pengoperasian secara bersamaan dan otomatis. AIOPs merupakan solusi berbasis Machine Learning yang membantu perusahaan mengintegrasikan aplikasi bisnis dengan nyaris tanpa gangguan.

Agar mampu memenuhi tuntutan pelanggan yang semakin kompleks, memanfaatkan tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology merupakan jawaban yang tepat.

Sementara aktivitas aplikasi bisnis yang sifatnya berulang (repetitif) dapat dikelola menggunakan solusi RPA yang mampu mengautomasi tugas berulang menggunakan robot. RPA menjamin kecepatan, kepraktisan, keakurasian data, meskipun melibatkan data dalam jumlah besar (big data). Karena didukung teknologi kecerdasan buatan, RPA juga berfungsi untuk menangkal error seperti yang lazim apabila dilakukan oleh manusia (human error).

Jadi, membuka e-mail dan lampirannya, masuk ke web atau aplikasi, memindahkan file dan folder, copy paste, mengisi formulir, membaca dan menulis database, mengoneksikan ke sistem Application Programming Interface (API), membuat kalkulasi, mengumpulkan statistik media sosial, dan lainnya dapat dilakukan secara otomatis menggunakan solusi RPA.

Misalnya, Jip Ivan mecontohkan, mengirimkan e-mail ke banyak vendor yang secara manual menghabiskan waktu 10 menit, dengan RPA dapat dilakukan hanya dalam waktu 10 detik. Mengompilasi pesan dan data yang jika dilakukan secara konvensional membutuhkan waktu 20 menit, dengan RPA hanya 10 detik.

Bukan hanya sistem aplikasi internal perusahaan yang harus diintegrasikan, dengan ekosistem industrinya pun demikian. “Perusahaan fintech, perbankan, atau lainnya kalau mau beroperasi lama harus terintegrasi dengan ekosistemnya. Pengintegrasian itulah yang dipermudah oleh solusi IBM Cloud Pak for Integration,” kata Elen, Department Head of Middleware Cloud Platform Solution Multipolar Technology.

Cloud Pak for Integration adalah platform integrasi hybrid yang mendukung berbagai model integrasi secara komprehensif dan terpadu. Oleh sebab itu, agar mampu memenuhi tuntutan pelanggan yang semakin kompleks sekaligus menekan biaya operasional dan mendongkrak return on invetment (ROI), memanfaatkan tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology tersebut merupakan jawaban yang tepat.

—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID  Foto: Multipolar Technology

Dua Solusi Dihadirkan, Multipolar Technology Siap Bantu Dongkrak Kinerja Perusahaan di Indonesia

Warta Ekonomi, Jakarta –

Di era digital seperti sekarang ini, perusahaan tidak akan mungkin memenangkan persaingan jika sistem operasional bisnisnya masih dilakukan secara manual, khususnya jika harus mengelola aset yang banyak dan tersebar di berbagai lokasi. Sebab, dalam hukum kompetisi, kecepatan layanan sekaligus efisiensi menjadi kunci.

Salah satu cara untuk mewujudkan layanan yang cepat tapi tetap efisien adalah dengan mengautomasikan proses bisnis. Karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang berperan sebagai mitra pengembangan solusi automasi proses bisnis perusahaan berbasis teknologi informasi (TI) di berbagai sektor, mengembangkan EIMS dan MailApp.

EIMS, singkatan dari Equipment Information Management System, menurut Herryyanto, Director of Account Management FSI and Commercial Multipolar Technology, merupakan solusi yang mempermudah pengelolaan pemeliharaan aset perusahaan yang jumlahnya banyak dan tersebar di ratusan, bahkan ribuan lokasi, sehingga terbangun database yang terpusat secara rinci, akurat, dan terintegrasi terkait aset itu. Selain itu, EIMS akan memberikan perspektif dan pengalaman baru dalam automasi proses bisnis dengan adopsi teknologi terkini seperti artificial intelligent, IoT, dan RFID.

“Bukan hanya aset fisik seperti properti dan perangkat TI, tapi aset perusahaan yang dimaksud termasuk juga non-fisik seperti perizinan usaha, sertifikasi perangkat, dan lain sebagainya. Masalah utama yang sering terjadi, perekaman data dan monitoring-nya masih manual dan data tersebar di masing-masing PIC sehingga kemungkinan missed informasi bisa terjadi,” katanya dalam seminar “Grow Your Business with Office Automation” yang diadakan Multipolar Technology bersama Helios Informatika Nusantara di Pullman Jakarta Thamrin, Selasa (16/5).

Selain mempercepat proses bisnis dan meningkatkan efisiensi, solusi EIMS dapat membantu perusahaan mengurangi risiko keterlambatan perpanjangan perizinan, kewajiban kontraktual, dan pemeliharaan aset yang dapat berakibat downtime atau terganggunya operasional bisnis. Jika aset yang dikelola masih sedikit, tentu tidak masalah jika masih dilakukan secara manual. Namun, jika aset sudah semakin banyak dengan jumlah ribuan bahkan puluhan ribu, akan sulit memonitor penjadwalan dan kegiatan pemliharaan, perubahan atau perpindahan aset, dan administrasi legalitasnya yang jika tidak dilakukan dengan baik, semua itu akan berpotensi mengganggu operasional bisnis, memicu kerugian finansial atau jatuhnya reputasi perusahaan, bahkan konsekuensi hukum atau penalti.

Lalu, solusi MailApp dihadirkan untuk melengkapi automasi proses bisnis yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi dokumen perusahaan. MailApp merupakan aplikasi pengelolaan dokumen berbasis elektronik yang mempermudah pembuatan konsep atau drafting, pemeriksaan, persetujuan, pembubuhan tanda tangan digital, monitor pemrosesan, penelusuran, pencarian, serta pengarsipan dokumen seperti surat, kontrak, memo, formulir, dan lain sebagainya.

Solusi MailApp membantu perusahaan atau institusi menerapkan paperless office dan memfasilitasi hybrid working yang menjadi tren saat ini karena dapat diakses dari mana saja dan kapan saja dengan tersedia dalam format aplikasi web dan mobile app yang penggunaannya sangat mudah. Dengan kondisi tersebut, MailApp akhirnya merealisasikan percepatan proses bisnis serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas. “Solusi ini dapat menjadi quick win dalam mempercepat proses bisnis sehari-hari perusahaan, khususnya pemrosesan dan administrasi dokumen, sekalipun melibatkan ribuan dokumen seperti surat, kontrak, memo, dan formulir setiap bulannya,” jelas Herryyanto.

HPE ProLiant

Agar solusi EIMS dan MailApp berjalan maksimal, Multipolar Technology bekerja sama dengan Helios Informatika Nusantara, anak perusahaan CTI Group, menawarkan on-premise server HPE ProLiant keluaran HPE. Salah satu serverandalannya, HPE ProLiant DL325 Gen11, sanggup membantu perusahaan dalam meningkatkan operasional dan produktivitas sekaligus mengurangi biaya dan risiko bisnis.

“Solusi EIMS dan MailApp dapat bekerja dengan baik di atas HPE ProLiant DL325 Gen11 yang memiliki performa tinggi. Performa tersebut diperoleh berkat prosesor AMD EPYC yang dibenamkan di dalamnya sehingga server ini mampu menangani beban kerja yang paling berat secara mudah dengan performa yang cepat. Server ini juga dibekali HPE InfoSight, yaitu fitur Intelligent Automation yang bisa memberikan prediksi dan rekomendasi atas masalah yang timbul seperti keamanan sistem, performa, dan konfigurasi,” ungkap Recky KS, Server Storage Solution Manager Helios Informatika Nusantara, dalam seminar tersebut.

Di samping performa tinggi, penggunaan solusi EIMS dan MailApp akan aman dari bahaya serangan keamanan siber karena server HPE ProLiant DL325 Gen11 yang menopangnya sudah dilengkapi teknologi HPE Silicon Root of Trust. Server tersebut juga dirancang untuk memudahkan perusahaan menambahkan sumber daya dan aplikasi baru seiring kebutuhan bisnis yang berkembang.

Jadi, terang Recky, kedua solusi dari Multipolar Technology yang dapat beroperasi dengan baik di atas server HPE ProLiant DL325 Gen11 itu cocok digunakan oleh perusahaan-perusahaan di hampir semua industri seperti perbankan, telekomunikasi, ritel, manufaktur, rumah sakit, minyak dan gas, e-commerce, dan pemerintahan yang memiliki aset di banyak lokasi dan surat-menyurat yang jumlahnya ribuan agar bisa mendongkrak kinerja bisnis sekaligus memenuhi tuntutan untuk bisa lebih efisien.

Perkuat keamanan layanan digital, Bank Sumut gandeng Multipolar Technology

JAKARTA (IndoTelko) – Dalam rangka memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology).

Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Dijelaskan oleh Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik. Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank. Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Ditambahkannya, transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud. “Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital. “Kami juga sudah kenal lama Multipolar Technology yang memang telah terpercaya dalam membantu sektor perbankan mempercepat transformasi digital,” ujarnya.

Multipolar Technology hadir dengan solusi VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) sebagai jawaban dari kebutuhan bank dengan membawa kualifikasi sistem FDS yang andal. Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Sementara itu, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology Herryyanto menegaskan, Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan. “Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga,” jelasnya.

Solusi FDS ini bekerja secara near real-time berbasis rule dan dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) di mana sistem dapat memprediksi kemungkinan terjadinya fraud di masa mendatang. Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp.

Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud. Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode.

Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan. Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut. (mas)

Bank Sumut Pakai Fraud Detection System dengan Multipolar Technology

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology) untuk memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah.

Guna mewujudkan hal tersebut, Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menjelaskan, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik. Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank.

Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud.

“Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” ujar Arieta.

Lebih lanjut, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital. “Kami juga sudah kenal lama Multipolar Technology yang memang telah terpercaya dalam membantu sektor perbankan mempercepat transformasi digital,” tambah Hadi.

Multipolar Technology hadir dengan solusi VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) sebagai jawaban dari kebutuhan bank dengan membawa kualifikasi sistem FDS yang andal.

Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Herryyanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology menegaskan, “Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan. Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga.”

Solusi FDS dari Multipolar Technology ini bekerja secara near real-time berbasis rule dan dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) di mana sistem dapat memprediksi kemungkinan terjadinya fraud di masa mendatang.

Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp. Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud.

Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode. Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan.

Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut.

Bank Sumut Berkolaborasi dengan Multipolar Technology untuk Meningkatkan Keamanan Digital

Telegraf – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berkolaborasi dengan PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology) untuk memperkuat keamanan layanan digitalnya agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi nasabah.

Guna mewujudkan hal tersebut, Bank Sumut memanfaatkan solusi digital VisionDG modul Fraud Detection System (FDS) dari Multipolar Technology. Hal ini sejalan dengan inovasi dan ekspansi layanan digital yang dilakukan Bank Sumut untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menjelaskan, transformasi perbankan dengan layanan digitalnya telah mengubah pola konsumsi masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya transaksi digital seperti belanja online, mobile banking, dan pembayaran menggunakan uang elektronik.

Percepatan adopsi layanan digital ini di sisi lain dapat memicu naiknya ancaman kejahatan finansial ketika nasabah menggunakan layanan yang disediakan oleh bank. Guna mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi.

Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/7/PBI/2021 mengeluarkan regulasi yang mewajibkan adanya prosedur dan sistem pengelolaan fraud bagi penyelenggara infrastruktur sistem pembayaran.

Transformasi digital yang dilakukan Bank Sumut telah mendorong peningkatan jumlah transaksi pada channel layanan perbankan Bank Sumut. Untuk itu dibutuhkan solusi andal yang mampu dengan cepat dan akurat mendeteksi potensi terjadinya fraud. “Regulasi dari Bank Indonesia mengharuskan setiap bank untuk mempunyai solusi anti-fraud. Hal ini yang mendasari keputusan kami untuk mempercayakan penerapan Fraud Detection System ke Multipolar Technology,” ujar Arieta.

Lebih lanjut, Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menjelaskan, solusi FDS dari Multipolar Technology telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan, dan sistem yang ditawarkan juga diyakini dapat memenuhi ekspektasi nasabah untuk memberikan rasa aman dalam bertransaksi digital.

Sistem tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan akan keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, namun juga dari sisi user dengan menganalisa kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

Herryyanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology menegaskan, “Multipolar Technology sangat mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital yang terdepan.

Dengan penerapan solusi VisionDG modul Fraud Detection System, kami yakin akan mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut. Solusi FDS juga dapat membantu Bank Sumut memenuhi salah satu persyaratan keamanan transaksi digital dari regulator dengan meminimalisir potensi terjadinya fraud sehingga reputasi bank dapat terjaga.

Saat terdeteksi anomali transaksi, dengan latensi kurang dari 1 detik untuk setiap transaksinya maka sistem akan memberikan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui email, Telegram, atau WhatsApp. Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud.

Fraud Detection System dapat diintegrasikan dengan berbagai channel seperti ATM, Mobile Banking, Branch, dan lainnya, dan tersedia dalam 2 jenis mode yaitu Post Mode dan Pre Mode. Pada Post Mode, pendeteksian fraud dilakukan setelah event selesai diproses. Event yang dicurigai sebagai fraud dikirim ke Fraud Officer melalui Web-based User Interface untuk dilakukan tindakan.

Di Pre Mode yang merupakan deteksi fraud selama aktivitas berlangsung, pemeriksaan fraud menjadi bagian dari proses aplikasi internal, sehingga ketika aktivitas yang sedang diproses terdeteksi sebagai fraud, maka solusi Fraud Detection System dapat langsung mengirimkan trigger bagi aplikasi untuk menolak aktivitas tersebut.

 

TECHNOBUSINESS NEWSDeteksi Fraud, Bank Sumut Gandeng Multipolar Technology

Jakarta, TechnoBusiness ID  Guna memperkuat sistem keamanan layanan digitalnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) menerapkan Fraud Detection System dengan memanfaatkan solusi VisionDG dari PT Multipolar Technology Tbk. (IDXL MLPT).

Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology dinilai telah memenuhi kriteria, kualifikasi, dan verifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Sistem yang ditawarkan juga mampu memenuhi ekspektasi nasabah dalam memberikan rasa aman saat bertransaksi digital.

Sistem tersebut, menurut Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto, melindungi keamanan transaksi bukan hanya dari sisi core banking dan layanan channel, melainkan juga dari sisi user dengan menganalisis kebiasaan, perangkat yang digunakan, serta jenis transaksi yang dilakukan.

“Kami kenal Multipolar Technology cukup lama yang memang tepercaya dalam membantu mempercepat transformasi digital perbankan,” ungkap Hadi. Transformasi digital perbankan telah mengubah pola konsumsi masyarakat melalui belanja onlinemobile banking, dan payment banking.

Masalahnya, dalam waktu yang sama, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan, transformasi digital memicu naiknya ancaman kejahatan finansial. Sampai-sampai Bank Indonesia mewajibkan penggunaan fraud detection system.

Solusi VisionDG

Karena itu, Bank Sumut menggandeng Multipolar Technology guna menerapkan fraud detection system. Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology bekerja secara near real-time berbasis rule dilengkapi kapabilitas Machine Learning (AI Engine) yang dapat mendeteksi fraud.

Herryanto, Direktur Account Management FSI dan Commercial Multipolar Technology, menjelaskan, saat mendeteksi adanya anomali transaksi, dengan latensi kurang dari satu detik untuk setiap transaksinya, fraud detection system akan mengirimkan notifikasi secara real-time kepada nasabah melalui e-mail, WhatsApp, atau Telegram.

Laporan transaksi yang terindikasi fraud juga dapat disiapkan berdasarkan data histori yang mengidentifikasi anomali transaksi melalui laporan fraud. Solusi VisionDG Modul Fraud Detection System Multipolar Technology bisa diintegrasikan dengan ATM, mobile banking, branch, dan lainnya.

“Multipolar Technology mendukung inisiatif Bank Sumut untuk menjadi bank dengan inovasi dalam layanan digital terdepan,” kata Herryanto. “Kami yakin solusi VisionDG Modul Fraud Detection System kami mampu meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap layanan Bank Sumut.”

Aspek Sustainability Jadi Satu Bagian Integral Dalam Ekonomi Digital

Jakarta – Direktur Utama Allobank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa pengembangan ekonomi digital tak bisa dipisahkan dari aspek pembangunan berkelanjutan atau sustainability. Indra harapkan semua pihak dapat bertanggung jawab dalam menerapkan pembangunan bisnis berkelanjutan yang berdasarkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) tersebut.

“Isu sustainability ini saya rasa adalah isu semua pihak. Makanya ini menjadi tanggung jawab semua pihak, karena ke depan kalau bicara digital berarti bicara pembangunan ekonomi berkelanjutan,” ucap Indra pada acara seminar bertajuk “Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations”, yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.

Indra kemudian menjelaskan bagaimana institusi yang ia pimpin sekarang menerapkan konsep ESG tersebut. Ia terangkan, dalam menerapkan prinsip governance, pihaknya menekankan pada pemberian proteksi bagi nasabah, khususnya dalam hal privasi data. Ia menegaskan pentingnya menjalankan governance perusahaan yang berlandaskan customer centric.

“Kita bangun identity yang semakin kuat supaya kita bisa melindungi kepentingan customer,” tambah Indra.

Sementara untuk sisi environment dan social, ia mengungkapkan bahwa pihaknya baru ingin mulai mencanangkan program-program berkelanjutan terkait aspek environment dan social, dimana pihaknya sudah merencanakan untuk menargetkan kelompok usaha yang mengedepankan bisnis berkelanjutan.

“Kami sebagai digital company sudah green sebetulnya. Sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar, sudah tidak perlu memakai space yang terlalu besar, sudah sangat efisien dalam operasionalnya. Ke depannya, dari sektor konsumer atau ritel, kami akan masuk ke sektor UMKM, dimana tahun depan kami akan masuk ke industri yang ramah lingkungan serta sustain, mendukung aspek sosial maupun lingkungan,” tuturnya. Steven Widjaja

Allobank: Transformasi Digital Sebagai Keharusan, Bukan Pilihan

Jakarta – Di era saat ini, transformasi ke arah digital bukan lagi menjadi suatu opsi, namun sudah menjadi keharusan. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyomenegaskan bahwa transformasi digital sudah menjadi landasan pengembangan institusi dewasa ini.

“Kalau kita bicara transformasi digital kita semua akan bergerak ke arah sana. Oleh karena itu, ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Maka, kita harus punya ambisi bagaimana kita bisa bertransformasi untuk customer, untuk berikan value ke customer. Bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang lebih cepat dan sebagainya,” ucap Indra pada seminar bertajuk ‘Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations’ yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Jakarta, 15 Desember 2022.

Ia juga mengungkapkan bahwa di era keharusan transformasi digital ini, keinginan untuk melakukan reskilling dan upskilling perlu terus digelorakan. Perkembangan teknologi yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menjadi tantangan bagi talent-talent yang ada untuk terus mempelajari ilmu baru, agar dapat terus berkompetisi di pasar kerja.

“Lalu, talent gap. Skill-nya berubah, talentnya juga baru. Makanya ada fenomena bajakan talent. Maka dari itu, kita perlu selalu reskilling dan upskilling supaya kita bisa berdadaptasi, dan dari pihak perusahaannya juga harus terus berpikir terkait bagaimana supaya talent mau kerja sama dengan kita,” jelas Indra.

Ia pun menekankan pentingnya menciptakan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Ekosistem digital yang tercipta akan semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi maupun sekedar mengelola keuangan.

“Sekarang kalau kita ingin menyenangkan customer kita perlu memikirkan bagaimana kita masuk ke ekosistem dan bekerja sama dengan pihak lain. Lalu, sekarang servicenya diekspos, mau buka melalui tokopedia atau segala macam, silahkan saja. Karena kalau bicara soal bank, bank adalah ekosistem. Itulah yang Allobank ingin lakukan, yakni bank sebagai ekosistem,” tuturnya. (*) Steven Widjaja

Allobank: Transformasi Digital Sebagai Keharusan, Bukan Pilihan

Jakarta – Di era saat ini, transformasi ke arah digital bukan lagi menjadi suatu opsi, namun sudah menjadi keharusan. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menegaskan bahwa transformasi digital sudah menjadi landasan pengembangan institusi dewasa ini.

“Kalau kita bicara transformasi digital kita semua akan bergerak ke arah sana. Oleh karena itu, ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Maka, kita harus punya ambisi bagaimana kita bisa bertransformasi untuk customer, untuk berikan value ke customer. Bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang lebih cepat dan sebagainya,” ucap Indra pada seminar bertajuk ‘Digital Banking Outlook 2023: Automation and The Future of Banking Operations’ yang diadakan Infobank Institute bekerja sama dengan Multipolar Technology dan IBM di Jakarta, 15 Desember 2022.

Ia juga mengungkapkan bahwa di era keharusan transformasi digital ini, keinginan untuk melakukan reskilling dan upskilling perlu terus digelorakan. Perkembangan teknologi yang terjadi secara cepat dan berkelanjutan menjadi tantangan bagi talent-talent yang ada untuk terus mempelajari ilmu baru, agar dapat terus berkompetisi di pasar kerja.

“Lalu, talent gap. Skill-nya berubah, talentnya juga baru. Makanya ada fenomena bajakan talent. Maka dari itu, kita perlu selalu reskilling dan upskilling supaya kita bisa berdadaptasi, dan dari pihak perusahaannya juga harus terus berpikir terkait bagaimana supaya talent mau kerja sama dengan kita,” jelas Indra.

Ia pun menekankan pentingnya menciptakan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga. Ekosistem digital yang tercipta akan semakin memudahkan masyarakat dalam bertransaksi maupun sekedar mengelola keuangan.

“Sekarang kalau kita ingin menyenangkan customer kita perlu memikirkan bagaimana kita masuk ke ekosistem dan bekerja sama dengan pihak lain. Lalu, sekarang servicenya diekspos, mau buka melalui tokopedia atau segala macam, silahkan saja. Karena kalau bicara soal bank, bank adalah ekosistem. Itulah yang Allobank ingin lakukan, yakni bank sebagai ekosistem,” tuturnya. (*)

Solusi Multipolar untuk optimalisasi marketing campaign

JAKARTA (IndoTelko) — Sebentar lagi akhir tahun. Yang menjadi pertanyaan besar: apakah target penjualan perusahaan Anda tercapai? Apakah target kampanye pemasaran (marketing campaign) perusahaan Anda terpenuhi? Jika tercapai, selamat! Tapi, kalau tidak, pasti perusahaan Anda mengalami kerugian.

Agar kampanye pemasaran efektif dan tercapai sesuai target, perusahaan di era digital wajib untuk bisa mengelola bermacam data yang dimiliki, baik itu terstruktur (structured), semi-terstruktur (semi-structured), maupun tidak terstruktur (unstructured), dengan menggunakan platform big data.

Platform big data menjadi jawaban bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan semua data yang jumlahnya cukup besar dan melibatkan beraneka ragam sumber atau sistem. Perusahaan-perusahaan di industri perbankan, multifinansial, asuransi, telekomunikasi, dan lainnya tak bisa lagi mengabaikan platform tersebut.

Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk, menjelaskan bahwa dengan platform big data, data perusahaan dapat dengan mudah diolah menjadi analytics insight. Di perbankan, misalnya, analytics insight itu kemudian menjadi bahan predictive analytics dalam menyusun target segmentasi pelanggan dan profitabilitas nasabah.

“Dengan begitu, serangkaian fungsi platform big data dapat membantu perbankan dalam mengambil keputusan bisnis dan menyusun strategi kampanye pemasaran yang tepat sasaran,” ungkapnya di hadapan peserta seminar “Big Data Use Cases & Fraud Detection System” yang digelar oleh Multipolar Technology di Hotel Aryaduta Bali, Kamis (17/11).

Solusi VisionAnalytics yang dibangun di atas Cloudera dan Talend bisa menjadi contoh bagaimana platform big data bekerja. Bagaimana tidak, VisionAnalytics dilengkapi dengan Customer Segmentation Analytics di mana pelanggan akan terbagi per segmen sesuai profilnya sehingga kampanye pemasaran menjadi lebih terarah dan optimal.

Selain itu, solusi VisionAnalytics juga sudah dilengkapi dengan Advanced Analytics lain seperti Customer Profitability, Customer Lifetime Value, dan Potential New/Top Up Debitur, yang semuanya tergabung dalam satu portal Customer 360 sehingga mudah dimonitor kapan saja secara real-time.

“Fitur Predictive Analytics-nya memudahkan perusahaan untuk mengetahui secara detail karakteristik dan perilaku pelanggan (customer behaviour) saat ini atau pun di masa mendatang,” sambung Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology.

Jadi, bagaimanapun data merupakan aset yang sangat berharga. Data-data yang beragam dan tersebar tentu harus membuahkan informasi yang luar biasa bagi perusahaan serta dapat dianalisis secara cepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan pengembangan bisnis ke depan.

“Jangan lupa, seluruh data perusahaan tersebut juga harus terjamin keamanannya dan tersedia setiap kali dibutuhkan,” lanjut Andrew. “Perbankan menjadi salah satu contoh sektor yang membutuhkan solusi VisionAnalytics seperti yang dibangun di atas Cloudera dan Talend karena memiliki jutaan, bahkan miliaran, data nan kompleks.” (sar)