Multipolar Technology Hadirkan Solusi Keamanan Cortex XDR

JAKARTA, investor.id – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak usaha dari PT Multipolar Tbk (MLPL) yang berperan sebagai mitra dalam pengembangan teknologi digital perusahaan di berbagai sektor, menghadirkan platform sistem keamanan berbasis machine learning (ML) Cortex XDR, keluaran Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat.

Cortex XDR merupakan platform extended detection and response (EDR) yang mengintegrasikan jaringan (network), endpoint, komputasi awan (cloud), dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data pada suatu perusahaan.

Menurut Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan, sejak awal, Cortex XDR dirancang untuk membantu pengamanan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkap Yohan, dalam pernyataannya, dikutip Kamis (23/6/2022).

Dengan menggunakan behavioral analytics, lanjut dia, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak. Dilengkapi teknologi ML, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh platform Cortex XDR semacam itu pun dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang. Hal tersebut tidak terkecuali bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Trafik Internet

Solusi keamanan siber seperti Cortex XDR saat ini sangat dibutuhkan di tengah lalu lintas (trafik) internet global tahun ini telah meningkat 50% menjadi 4,8 Zettabyte dibandingkan tahun 2020. Jika disimpan di DVD, panjang tumpukannya sudah setara enam kali keliling bumi.

Seiring dengan itu, semakin canggih teknologi suatu perusahaan, semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, spionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak.

Karena itu, perusahaan wajib bukan hanya memperhatikan risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang (repetitif) ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari. Karena itu, solusi keamanan siber seperti Cortex XDR pun diperlukan.

Sejak 8 Juli 2013, Multipolar Technology telah tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham MLPT. Perseroan merupakan mitra terpercaya dari perusahaan teknologi global, antara lain Cisco, F5, Google, HPE, IBM, Lenovo, Microsoft, NCR, Nutanix, Palo Alto, Oracle dan VMware, dan telah bersertifikasi ISO.

Multipolar Technology Usung Platform Cortex XDR ke Pasar Indonesia

Jakarta, TechnoBusiness ID ●  PT PT Multipolar Technology Tbk. (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk. (IDX: MLPL) yang berperan sebagai mitra dalam mendukung pengembangan teknologi digital perusahaan di berbagai sektor, mengusung platform Cortex XDR ke pasar Indonesia.

Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan networkendpointcloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan keluaran Palo Alto Networks (Nasdaq: PANW), perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat.

Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, sejak awal platform Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkapnya menjelaskan.

Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari networkuser, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Peringatan Berulang

Kerangka kerja semacam itu menjadi penting karena digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan. Lalu lintas internet global yang didorong oleh digitalisasi terus meningkat menjadi 4,8 zettabyte (2022). Jika disimpan dalam DVD, kata World Bank, akan sepanjang enam kali putaran Bumi.

Lalu lintas internet yang semakin masif itu dimanfaatkan pula oleh para penjahat siber untuk melakukan serangan-serangan seperti ransomware, spionase, fileless attack, dan lain sebagainya. Bahkan, bisa jadi perusahaan disibukkan dengan security alert yang muncul setiap hari tanpa henti.

Masalahnya, mayoritas tim keamanan siber perusahaan hanya mampu meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima sehingga potensi pelanggaran data tetap terjadi. Platform Cortex XDR dihadirkan untuk mengatasi persoalan itu.

Multipolar Technology Usung Sistem Keamanan Siber Cortex XDR

Jakarta, Beritasatu.com – PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) mengusung platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks ke pasar Indonesia. Cortex XDR adalah platform extended detection and response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan third-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan.

Penggunaan teknologi di perusahaan sudah semakin canggih. Di sisi lain, semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, espionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak. Sehingga, yang wajib menjadi perhatian perusahaan bukan hanya risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang (repetitif) ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari.

Masalahnya, kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data. Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.

Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan menyampaikan, sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

 

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkap Yohan Gunawan dalam keterangan resminya, Rabu (22/6/2022).

Dengan menggunakan behavioral analytics, lanjut Yohan, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

“Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ujar Yohan.

 

Cortex XDR, Solusi dari Multipolar Technology untuk Cegah Serangan Siber

World Bank mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50% dibanding pada tahun 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Jika disimpan di dalam DVD, panjang tumpukannya setara dengan enam kali keliling Bumi. Peningkatan lalu lintas internet global ini didukung oleh digitalisasi di berbagai sektor yang terus meningkat pesat setiap tahunnya
Namun, semakin canggih teknologi perusahaan, semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangan tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomwarespionasefileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak.  Masalahnya, kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data. Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.
Melihat kondisi tersebut, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) menghadirkan platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks (Nasdaq: PANW), perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat, ke pasar Indonesia. Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan networkendpointcloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan.
Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan. “Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” kata Yohan dalam rilisnya.
Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari networkuser, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.
Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung teknologi ini ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus. Langkah itu adalah mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.
“Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang. Tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia,” tegasnya.

Multipolar Technology Hadirkan Cortex XDR Berbasis ML untuk Bantu Perusahaan Respons Serangan Siber Lebih Mudah dan Cepat

Mobitekno – Lalu lintas di dunia maya yang terus melonjak dengan makin maraknya transformasi digital di berbagai sektor membawa konsekuensi tersendiri. Salah satunya adalah ancaman serangan siber bagi organisasi atau perusahaan yang semakin ‘dalam’ mengadopsi teknologi komunikasi dan digital.

Bank Dunia (World Bank) mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50% dibanding pada 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Apabila disimpan dalam DVD, panjang rangkaian DVD tersebut setara dengan enam kali keliling Bumi.

Selain meningkat dari sisi kuantitas, modus serangan siber semakin beragam dan canggih, mulai dari serangan ransomware, spionase, fileless attack, hingga pelanggaran data yang merusak. Selain dampak atau risiko yang ditimbulkan setiap serangan, serangan siber juga bersifat berulang (repetitif) sehingga bisa menghabiskan sumber daya yang signifikan bagi perusahaan untuk merespons suatu peringatan atau security alert.

Masalahnya, tidak jarang ditemukan tim keamanan siber di banyak perusahaanh Indonesia hanya sanggup meninjau kurang dari setengah security alert yang ada, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data.

Berdasarkan realitas dan pertimbangan tersebut, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) menawarkan platform Cortex XDR ke pasa tanah air.

Cortex XDR yang dikembangkan oleh perusahaan sekuriti AS, Palo Alto Networks merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan.

Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkapnya.

Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi ML (machine learning), Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia

Multipolar Technology Tawarkan Platform Cortex CDR, Sistem Keamanan Siber Berbasis Machine Learning

Didorong oleh digitalisasi di berbagai sektor , lalu lintas internet global terus meningkat pesat setiap tahunnya. World Bank bahkan mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50% dibanding pada 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Jika disimpan di dalam DVD, panjang tumpukannya setara dengan enam kali keliling Bumi.

Di sisi lain, semakin canggih teknologi perusahaan semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, spionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak. Sehingga, yang wajib menjadi perhatian perusahaan bukan hanya risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang (repetitif) ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari.

Masalahnya, kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data.
Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.
Atas pertimbangan itu, maka PT Multipolar Technology Tbk, anak perusahaan PT Multipolar Tbk yang berperan sebagai mitra dalam mendukung pengembangan teknologi digital perusahaan di berbagai sektor, mengusung platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat, ke pasar Indonesia.

Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan.

Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, mengatakan sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkapnya.

Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Diperlukan Platform yang Bisa Amankan Aset Digital, Data Pelanggan dan Sederhanakan Operasional

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – World Bank mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50 persen dibanding pada 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Jika disimpan di dalam DVD, panjang tumpukannya setara dengan enam kali keliling Bumi.

Semakin canggih teknologi perusahaan semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti.

Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology mengatakan, modus pelaku dilakukan bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, spionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak.

“Sehingga yang wajib menjadi perhatian perusahaan bukan hanya risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang atau repetitif ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari,” kata Yohan dalam keterangannya, Selasa (21/6/2022).

Masalahnya, kata kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data.

Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.

Fakta ini mendorong PT Multipolar Technology Tbk mengusung platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat, ke pasar Indonesia.

Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan.

“Sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan,” katanya.

Platform ini mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan.

Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

 

 

Multipolar punya sistem keamanan siber berbasis Machine Learning Cortex XDR

JAKARTA (IndoTelko)  — Lalu lintas internet global yang didorong oleh digitalisasi di berbagai sektor terus meningkat pesat setiap tahunnya. World Bank bahkan mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50% dibanding pada 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Jika disimpan di dalam DVD, panjang tumpukannya setara dengan enam kali keliling Bumi.

Di sisi lain, semakin canggih teknologi perusahaan semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, spionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak. Sehingga, yang wajib menjadi perhatian perusahaan bukan hanya risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang (repetitif) ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari.

Masalahnya, kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data. Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.

Atas pertimbangan itu, maka PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang berperan sebagai mitra dalam mendukung pengembangan teknologi digital perusahaan di berbagai sektor, mengusung platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks (Nasdaq: PANW), perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat, ke pasar Indonesia.

Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan. Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkapnya.

Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Yohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia. (sar)

Multipolar Technology Tawarkan Sistem Keamanan Siber Berbasis Machine Learning Cortex

KONTAN.CO.ID – Lalu lintas internet global yang didorong oleh digitalisasi di berbagai sektor terus meningkat pesat setiap tahunnya. World Bank bahkan mencatat lalu lintas internet tahun ini telah meningkat 50% dibanding pada 2020 menjadi 4,8 zettabyte. Jika disimpan di dalam DVD, panjang tumpukannya setara dengan enam kali keliling Bumi.

Di sisi lain, semakin canggih teknologi perusahaan semakin canggih pula cara penjahat siber melakukan serangannya tanpa henti. Modusnya bisa bermacam-macam, baik berupa ransomware, spionase, fileless attack, maupun pelanggaran data yang merusak. Sehingga, yang wajib menjadi perhatian perusahaan bukan hanya risiko yang ditimbulkan, melainkan juga tugas berulang (repetitif) ketika menerima peringatan keamanan (security alert) yang tak ada habisnya setiap hari.

Masalahnya, kebanyakan dari tim keamanan siber perusahaan hanya dapat meninjau kurang dari setengah security alert yang mereka terima, sehingga meningkatkan risiko pelanggaran data. Apalagi di Indonesia, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan siber mumpuni.

Atas pertimbangan itu, maka PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang berperan sebagai mitra dalam mendukung pengembangan teknologi digital perusahaan di berbagai sektor, mengusung platform Cortex XDR keluaran Palo Alto Networks (Nasdaq: PANW), perusahaan keamanan siber asal California, Amerika Serikat, ke pasar Indonesia.

Cortex XDR merupakan platform Extended Detection and Response yang mengintegrasikan network, endpoint, cloud, dan thirt-party data untuk menghentikan serangan siber yang mengancam keamanan data perusahaan. Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, sejak awal Cortex XDR dirancang untuk membantu mengamankan aset digital dan data pelanggan seraya menyederhanakan operasional perusahaan.

“Platform Cortex XDR mampu mempercepat investigasi delapan kali lebih cepat, dengan memberikan gambaran secara lengkap dari setiap security alert yang muncul di sistem keamanan siber perusahaan,” ungkapnya.

Dengan menggunakan behavioral analytics, Cortex XDR mengidentifikasi ancaman siber, baik yang diketahui maupun tidak diketahui. Dilengkapi teknologi machine learning, Cortex XDR sanggup mengidentifikasi dan memitigasi ancaman lebih awal karena mampu mempelajari behavior dari network, user, dan aplikasi yang digunakan sehari-hari.

ohan menjelaskan, Multipolar Technology mengusung Cortex XDR ke pasar Indonesia karena menawarkan tools yang mampu menyelesaikan empat langkah berulang sekaligus, yakni mencegah ancaman secara otomatis, mendeteksi ancaman secara akurat, menyelidiki ancaman secara cepat, dan menanggapi ancaman secara cerdas.

Kerangka kerja yang ditawarkan platform Cortex XDR semacam itu dibutuhkan untuk mengamankan perusahaan dari ancaman keamanan siber pada saat ini dan masa mendatang, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Jalankan Aplikasi Cloud-Ready, Ini 3 Platform Terkemuka yang Layak Dipertimbangkan Perbankan

INDOPOS.CO.ID – Di era digital yang serba-canggih seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan perbankan di Tanah Air sebenarnya telah berlomba-lomba mendigitalisasi layanannya dengan memanfaatkan teknologi komputasi awan (cloud computing). Sayangnya, penerapannya masih terkendala kompleksitas, operasional yang terpisah-pisah (silo), dan biaya yang mahal.

Karena itu, dibutuhkan solusi yang memungkinkan teknologi cloud mampu berjalan dengan baik di sistem perbankan yang ada. Caranya dengan mengubah aplikasi yang sebelumnya bersistem monolitik ke aplikasi cloud-ready. Langkah awal yang harus dilakukan perbankan untuk itu adalah dengan mempersiapkan infrastruktur yang lebih cloud-ready sebelum menyiapkan aplikasinya.

Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang berperan sebagai mitra dalam mendukung pengembangan teknologi digital di berbagai sektor, Yohan Gunawan menyebut ada banyak infrastruktur dan platform yang memudahkan penerapan aplikasi cloud-ready di perbankan. Tiga di antaranya, yaitu Red Hat OpenShift, Nutanix Private Cloud, dan Google Cloud.

Red Hat OpenShift merupakan platform kontainer konsisten [consistent container platform] yang memudahkan pengelolaan dan modernisasi aplikasi yang ada serta menghadirkan aplikasi baru. “Ibarat mesin mobil, platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift dapat berjalan di infrastruktur cloud apa pun,” ungkapnya dalam sebuah seminar bertema Cloud-Ready Banking di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (14/6).

Platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift memungkinkan perusahaan perbankan menjalankan aplikasi di infrastruktur pilihan yang dirasa paling tepat, entah itu on-premise, public cloud, private cloud, atau pun hybrid cloud, tanpa harus memodifikasi aplikasinya terlebih dahulu. Dalam deployment-nya pun tidak membutuhkan downtime sehingga perusahaan perbankan dapat terus berinovasi dan go-to-market lebih cepat tanpa mengganggu layanan pelanggan.

Jika platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift seperti mobil, Nutanix Private Cloud dan Google Cloud diibaratkan infrastruktur jalannya. Meski sama-sama menjadi infrastruktur bagi platform kontainer aplikasi, antara Nutanix Private Cloud dan Google Cloud memiliki karakteristik yang berbeda—yang dapat dipilih sesuai kebutuhan perusahaan perbankan atas fungsi aplikasinya.

Nutanix Private Cloud mirip seperti infrastruktur jalan di kompleks perumahan yang sifatnya privat atau terbatas hanya untuk mobil penghuni saja yang diizinkan lewat. Dengan begitu, pergerakannya menjadi lebih bebas disertai kebijakan dan kontrol sepenuhnya di sisi pengguna karena hanya platform kontainer aplikasi milik perusahaan perbankan tertentu yang bisa berjalan di 1-2 dua jalur infrastruktur tersebut.

Sementara Google Cloud, menurut Cloud Technology Manager Multipolar Technology, Fiertra Cahya diumpamakan seperti infrastruktur jalan tol yang semua mobil diperbolehkan lewat, tiket yang dibayar sesuai tujuan dan jarak. Artinya, infrastruktur milik Google itu bisa menampung banyak dan beragam platform kontainer aplikasi perbankan melalui 6-8 lajur jalan bebas hambatan, sehingga mampu melayani lebih banyak dan mempercepat waktu perjalanan. Karena lebih terbuka terhadap jenis kendaraan dan digunakan bersama, biaya yang ditawarkan menjadi lebih murah, bahkan tanpa investasi awal.

Fiertra mengatakan proses setup platform kontainer aplikasi pada Google Cloud juga cukup cepat, bisa kurang dari lima menit. “Dari sudut pandang keamanan siber tidak perlu diragukan lagi, karena telah dijamin sertifikasi dan kepatuhan tingkat dunia yang lengkap, didukung tools terbaik dan ribuan teknisi sekuriti andal selama 24×7, saya rasa tertinggi di dunia dan pasti sudah memenuhi kebutuhan perbankan”, ujarnya.

Untuk diketahui bahwa perlunya penggunaan infrastruktur dan platform kontainer aplikasi demi mengimplementasi aplikasi cloud-ready oleh perusahaan-perusahaan perbankan di Indonesia telah direspons Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Upaya itu sudah masuk dalam Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan sebagai arah dan acuan percepatan transformasi digital perbankan yang diluncurkan regulator tersebut pada akhir Oktober lalu.