Multipolar Technology (MLPT) Optimistis Pendapatan Tumbuh 5 Persen pada 2022

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi Grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) melihat optimistis kinerja pada 2022. Pertumbuhan kinerja perseroan diprediksi akan sejalan dengan pertumbuhan industri jasa telekomunikasi dan teknologi. Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra mengatakan, pihaknya cukup optimistis dengan pertumbuhan kinerja perseroan di 2022, dengan melihat data dari riset independen. “Kami juga optimistis dari strategi yang kami terapkan, dari sisi account, solutions, pengembangan teknologi baru, dan juga sumber daya manusia dan operasional, kami menargetkan bisa tumbuh di rata-rata market,” kata Wahyudi dalam paparan publik MLPT, Rabu (11/5/2022).

Dia melanjutkan, jika dilihat, rata-rata market pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh single digit, yakni sekitar 5 persen. Menurutnya, angka ini cukup dapat dicapai bagi MLPT dan telah dicapai pada kuartal I/2022.

Meski demikian, lanjutnya, MLPT menghadapi kendala kelangkaan chip yang mengakibatkan keterlambatan pasokan perangkat IT. Akan tetapi, Wahyudi memastikan pihaknya telah memiliki langkah mitigasi untuk menghadapi hal ini. “Kami harus memitigasinya dengan semakin banyak menambah customer dan mitra principal, supaya dampak keterlambatan pasokan ini dapat kita minimalisir di tahun 2022 ini,” ucapnya.

Adapun, pada kuartal I/2022, MLPT mencatatkan penjualan bersih dan pendapatan jasa sebesar Rp911,2 miliar hingga kuartal I/2022. Penjualan bersih dan pendapatan jasa ini meningkat 63,63 persen dari Rp556,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan bersih serta pendapatan jasa perseroan ini didorong oleh penjualan perangkat keras dan perangkat pendukungnya yang naik 125,9 persen dari Rp253,4 miliar, menjadi Rp572,7 miliar di kuartal I/2022. Begitu juga dengan jasa teknologi yang meningkat 40,97 persen menjadi Rp180,3 miliar, dari Rp127,9 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Multipolar Technology mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp70 miliar. Laba bersih ini naik 121,5 persen dari Rp31,6 miliar secara yoy

Ini Strategi Multipolar Technology untuk Dorong Kinerja Perseroan pada Tahun 2022

Penulis Kiki Safitri | Editor Aprillia Ika

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menerapkan empat strategi untuk mendorong kinerja perseroan pada tahun 2022, yakni dengan memperkuat dan memperluas basis pelanggan, meningkatkan kapabilitas di teknologi baru, mengembangkan sumber daya manusia dan keunggulan operasional, serta memperluas portofolio digital dan teknologi.

Presiden Direktur MLPT Wahyudi Chandra mengatakan, empat strategi tersebut diambil untuk meningkatnya kompleksitas dari sisi ekspektasi pelanggan, principal, termasuk pemegang saham. “Strategi yang kami terapkan sudah mulai membuahkan hasil, baik dari sisi pelanggan, solusi, dan sumber daya, yang selaras dengan perubahan di sisi pelanggan dan juga principal kami,” kata Wahyudi secara virtual, Rabu (11/5/2022).

“Strategi yang kami terapkan sudah mulai membuahkan hasil, baik dari sisi pelanggan, solusi, dan sumber daya, yang selaras dengan perubahan di sisi pelanggan dan juga principal kami,” kata Wahyudi secara virtual, Rabu (11/5/2022).

MLPT juga akan melakukan perluasan portofolio digital dan teknologi, serta mengembangkan solusi inovatif yang mengoptimalkan tren teknologi terkini seperti Big Data dan Analytics, Cloud, Security, dan Digital Banking.

Wahyudi menjelaskan, beberapa inisiatif tersebut telah dilakukan, mulai dari pengembangan kompetensi solusi big data dan analytics pada area data lake platform, ETL, dan analytics berbasis Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), serta visualization.

Untuk solusi digital banking, Perseroan telah menjalin kemitraan dengan penyedia solusi platform digital core banking, mengembangkan sendiri surrounding modules, dan Open Banking API guna mendukung tren bisnis perbankan digital.

“Kami akan terus mendorong penjualan solusi dengan tambahan services, membangun solusi dengan intellectual property (IP) di atas solusi dari principal, dan meningkatkan pendapatan dari bisnis berbasis konsumsi (consumption-based business). Hal ini sangat menantang dan tidak mudah, namun merupakan keharusan untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan laba bruto,” jelas Wahyudi.

Guna mendukung transformasi digital dan tren hybrid working, Perseroan menjalin kemitraan strategis dengan para penyedia solusi cloud global, termasuk mengembangkan fokus di sektor asuransi dengan menyediakan solusi asuransi berbasis cloud dan di sektor ritel dengan solusi berbasis IoT (Internet of Things).

Selain itu, Perseroan juga menyediakan solusi untuk meningkatkan produktivitas, kolaborasi, dan fleksibilitas kerja, seperti Infrastructure-as-a Service (IaaS), Platform-as-a-Service (PaaS), dan Software-as-a-Service (SaaS).

Di sisi lain, dengan gencarnya pemanfaatan teknologi, maka keamanan siber pun harus semakin dijaga. Perseroan melihat peluang ini dengan memperkuat kompetensi solusi di bidang network dan perimeter security, internet security, dan data security agar siap menjawab kebutuhan pasar.

“Peningkatan level kemitraan dengan principal dan pengembangan kompetensi sumber daya juga dilakukan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam menyediakan solusi dan kinerja terbaiknya bagi pelanggan,” ujar dia.

Liputan RUPS: Kompas – Multipolar Technology Tebar Dividen Rp 215,63 Miliar

Penulis Yohana Artha Uly | Editor Yoga Sukmana JAKARTA, KOMPAS.com – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) memutuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp 215,63 miliar atas laba tahun buku 2020 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Nilai itu setara dengan Rp 115 per lembar saham.

Perseroan tercatat membukukan laba bruto sebesar Rp 371,57 miliar dan laba tahun berjalan sebesar Rp 160,65 miliar di tahun 2020, atau naik 28,3 persen dari tahun sebelumnya.

“Dalam RUPST menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2020 dan pembagian dividen tunai,” ujar Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra dalam keterangan tertulis, Jumat (30/4/2021). Ia mengatakan, efek pandemi dirasakan semua pihak di berbagai sektor industri, tak terkecuali di sektor penyediaan layanan teknologi informasi (TI). Mulai dari penangguhan proyek hingga permintaan dari pelanggan untuk melakukan pengiriman barang dan pembayaran secara parsial dikarenakan kondisi bisnis yang tidak kondusif, turut dialami perseroan.

Kendati demikian, kondisi itu membuat Multipolar Technology terus mencari peluang baru dengan mengamati kondisi pasar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pelanggan. “Serta secara berkesinambungan mengikuti tren teknologi dan pasar sehingga bisa memenuhi kebutuhan pelanggan untuk beradaptasi dan berinovasi,” katanya.

Sejalan dengan upaya perseroan, permintaan pasar terkait layanan IT pun meningkat di tengah pandemi. Seperti sektor finansial yang perlu memenuhi kebutuhan peningkatan transaksi digital yang aman dan nyaman. Lalu sektor telekomunikasi, pendidikan, dan media yang membutuhkan perluasan infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung operasional jarak jauh (remote), pembelajaran digital, dan konsumsi hiburan yang sangat mengandalkan koneksi internet.

“Pada tahun 2020 Perseroan berhasil meraih pertumbuhan positif dengan kontribusi penjualan terbesar didapat dari sektor perbankan, disusul telekomunikasi dan komersial,” ucap Wahyudi. Dia menambahkan, membaiknya kondisi perekonomian dunia, termasuk di Indonesia, ditandai dengan tumbuhnya permintaan akan layanan TI untuk lebih mendorong peningkatan ekonomi digital dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan. Hal ini membawa peluang besar bagi penyediaan TI di area non-hardware seperti Cloud, baik layanan cloud publik maupun hybrid cloud, mobile, big data dan analytics, serta next gen security.

Multipolar Technology juga menyiapkan solusi-solusi bisnis berbasis digital yang sejalan dengan tren dan kebutuhan pasar, termasuk solusi untuk sektor perbankan guna memenuhi kebutuhan regulasi dari Bank Indonesia seperti solusi BI Fast Payment. Selain itu, perseroan melakukan pembaruan terhadap aplikasi core banking konvensional yang dimilikinya yaitu BankVision, dengan menyiapkan solusi core banking digital yang mendukung solusi SaaS berbasis cloud agar bisa mengakomodir kebutuhan perbankan di era digital saat ini.

“Multipolar Technology terus berupaya mendukung perusahaan di berbagai sektor industri agar bisa terus inovatif dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti cloud dan AI yang siap pakai, dengan fitur yang lebih terdepan, transparan, dan holistik,” pungkas Wahyudi.

Infokomputer – Strategi Bisnis Multipolar Technology Raih Banyak Cuan Tahun Ini

PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) optimistis melihat prospek bisnis tahun ini, menyusul perusahaan sukses mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun lalu. Apalagi, capaian kinerja di beberapa bulan pertama tahun ini menunjukkan pertumbuhan.

Presiden Direktur PT Multipolar Technology Wahyudi Chandra mengatakan Multipolar bakal berusaha mencatatkan pertumbuhan kinerja kurang lebih 8%-10% dari capaian kinerja tahun lalu.

“Sampai kuartal I (2021) kita masih bisa bilang kita masih bisa memiliki pertumbuhan dibanding kuartal I tahun lalu, sampai kuartal II kita juga cukup confident, tapi untuk kuartal III, kuartal IV, kita harus bekerja lebih keras lagi di kuartal ini dan kuartal depan supaya kita bisa secara full year itu tetap bisa mendapatkan pendapatan yang mengalami pertumbuhan,” kata Wahyudi dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual.

Sebagai gambaran, MLPT membukukan penjualan bersih dan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,68 triliun, tumbuh 9,37 persen dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp2,45 triliun.

Dari pendapatan itu, MLPT mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp172,53 miliar, tumbuh 25,68 persen dari realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp137,27 miliar.

Jika target pertumbuhan 8 persen tercapai, maka realisasi kinerja top line konsolidasi MLPT bakal mencapai Rp2,90 triliun di sepanjang tahun 2021, sementara kalau realisasi pertumbuhannya mencapai 10 persen, maka realisasi top line-nya mencapai Rp2,95 triliun.

Strategi Bisnis

Membaiknya kondisi perekonomian dunia termasuk di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya permintaan akan layanan TI untuk lebih mendorong peningkatan ekonomi digital dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan. Hal ini membawa peluang besar bagi penyediaan TI di area non-hardware seperti Cloud – baik layanan cloud publik maupun hybrid cloud, Mobile, Big Data dan Analytics, serta Next Gen Security.

Asa MLPT untuk mencatatkan pertumbuhan bukannya tanpa strategi. MLPT telah menyiapkan strategi pasar mulai dari memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan yang ada pada saat ini hingga memperluas pasar dengan mengincar pelanggan-pelanggan baru di sektor publik dan komersial.

Beberapa subsektor industri yang dilirik misalnya seperti industri pendidikan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hal ini berdasar pada pertimbangan perusahaan atas potensi yang ada di sektor-sektor industri tersebut.

“Kita lihat di tahun 2020 kita melihat ada beberapa serial bisnis yang walaupun pandemi tapi mengalami pertumbuhan cukup baik, salah satunya pharmaceutical di farmasi,” tutur Direktur MLPT, Herryyanto di acara yang sama.

Selain strategi pasar, MLPT juga telah menyiapkan sejumlah strategi dan inisiatif pada sisi teknologi dan kompetensi. Langkah-langkah yang rencananya bakal di antaranya bakal dilakukan di antaranya seperti memperluas penetrasi teknologi baru melalui cross sell/up sell, menyelaraskan fungsi bisnis dan ketersediaan SDM dengan fokus teknologi, mengembangkan kompetensi dan sertifikasi hard skill dan soft skill, dan lain-lain.

Beberapa inisiatif dilakukan Perseroan guna mengelola risiko terkait layanan dan operasional, seperti peningkatan infrastruktur TI di lingkungan internal Perseroan dengan membangun kembali jaringan dan memperkuat sistem security dengan anti malware, antispam, peningkatan firewall, enkripsi, dan otentikasi multifaktor serta menerapkan solusi kolaborasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh.

Peluang untuk memperluas pasar yang baru terus dijajaki Perseroan dengan tetap memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan saat ini, dan memfokuskan pada solusi yang berpotensi menciptakan recurring revenue.

Perseroan juga menyiapkan solusi-solusi bisnis berbasis digital yang sejalan dengan tren dan kebutuhan pasar, termasuk solusi untuk sektor perbankan guna memenuhi kebutuhan regulasi dari Bank Indonesia seperti solusi BI Fast Payment.

Selain itu, Perseroan juga melakukan pembaruan terhadap aplikasi core banking konvensional yang dimilikinya yaitu BankVision, dengan menyiapkan solusi core banking digital yang mendukung solusi SaaS berbasis cloud agar bisa mengakomodir kebutuhan perbankan di era digital saat ini.

Multipolar Technology terus berupaya mendukung perusahaan di berbagai sektor industri agar bisa terus inovatif dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti cloud dan AI yang siap pakai, dengan fitur yang lebih terdepan, transparan, dan holistik.

“Kami terus meningkatkan inovasi dan menyediakan solusi omni-channel dengan fokus teknologi di area Cloud seperti IaaS (Infrastructure as a Service), PaaS (Platform as a Service) dan SaaS (Solution as a Service), Big Data dan Analytics seperti Customer 360 degree dan AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi fraud, API (Application Programming Interface) seperti Open API, serta solusi Security termasuk perimeter dan cloud based security, meningkatkan layanan system integrator, managed services, serta memperbesar adopsi private, public dan hybrid cloud sambil meningkatkan kelincahan dan kemampuan teknologi,” pungkas Wahyudi.

Investor – Multipolar Technology Tebar Dividen Rp 215,63 Miliar

TANGERANG, investor.id – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) kembali akan membagikan dividen sebesar Rp 215,63 miliar atau 46,7% dari jumlah akumulasi laba di tahun 2020. Dengan demikian, per lembarnya akan dibagikan sekitar Rp 115 per saham atas 1.875.000.000 saham yang beredar. “Dividen akan dibagikan tanggal 31 Mei 2021,” kata Direktur Multipolar Technology Hanny Untar usai RUPST perseroan, Jumat (30/4). Multipolar Technology, pada akhir 2020 lalu membukukan laba yang terakumulasi tercatat sebesar Rp 461,30 miliar.

Tahun ini, untuk meningkatkan kinerja, anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) tersebut, sebut Hanny mengalokasikan belanja modal (capex expenditure/capex) Rp 163 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 8 miliar akan dialokasikan untuk Multipolar Technology dan Rp 155 miliar untuk Visionet Data Internasional (VDI). ”Dialokasikan untuk keperluan usaha,” ucapnya.

Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra menambahkan, membaiknya kondisi perekonomian dunia termasuk di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya permintaan akan layanan TI untuk lebih mendorong peningkatan ekonomi digital dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan. Hal ini membawa peluang besar bagi penyediaan TI di area non-hardware seperti Cloud baik layanan cloud publik maupun hybrid cloud, Mobile, Big Data dan Analytics, serta Next Gen Security. 

Beberapa inisiatif akan dilakukan perseroan guna mengelola risiko terkait layanan dan operasional, seperti peningkatan infrastruktur TI di lingkungan internal perseroan dengan membangun kembali jaringan dan memperkuat sistem keamanan dengan anti malware, antispam, peningkatan firewall, enkripsi, dan otentikasi multifaktor serta menerapkan solusi kolaborasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh.

Peluang untuk memperluas pasar yang baru, sambung Wahyudi terus dijajaki perseroan dengan tetap memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan saat ini, dan memfokuskan pada solusi yang berpotensi menciptakan recurring revenue. Perseroan juga menyiapkan solusi-solusi bisnis berbasis digital yang sejalan dengan tren dan kebutuhan pasar, termasuk solusi untuk sektor perbankan guna memenuhi kebutuhan regulasi dari Bank Indonesia seperti solusi BI Fast Payment. Selain itu, perseroan juga melakukan pembaruan terhadap aplikasi core banking konvensional yang dimilikinya yaitu BankVision, dengan menyiapkan solusi core banking digital yang mendukung solusi SaaS berbasis cloud agar bisa mengakomodir kebutuhan perbankan di era digital saat ini. ”Seiring dengan pemulihan ekonomi, maka perseroan tahun ini menargetkan adanya pertumbuhan kinerja sekitar 8%-10% dari pencapaian tahun lalu. Porsi komersial saat ini 19% kita expect di 2021 tetap 19% atau naik sedikit dari 2020, sektor publik dari 5% menjadi 8%.

Selain di finansial dan telko, kami memang ingin mengembangkan di sektor publik seperti pendidikan, kesehatan. Lalu komersial seperti farmasi dan asuransi,” kata Wahyudi. Tambah Wahyudi, Multipolar Technology terus berupaya mendukung perusahaan di berbagai sektor industri agar bisa terus inovatif dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti cloud dan AI yang siap pakai, dengan fitur yang lebih terdepan, transparan, dan holistik. “Kami terus meningkatkan inovasi dan menyediakan solusi omni-channel dengan fokus teknologi di area Cloud seperti IaaS (Infrastructure as a Service), PaaS (Platform as a Service) dan SaaS (Solution as a Service), Big Data dan Analytics seperti Customer 360 degree dan AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi fraud, API (Application Programming Interface) seperti Open API, serta solusi keamanan termasuk perimeter dan cloud based security, meningkatkan layanan system integrator, managed services, serta memperbesar adopsi private, public dan hybrid cloud sambil meningkatkan kelincahan dan kemampuan teknologi,” pungkasnya.   Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Read more at: http://brt.st/7bvT

 

Sinar Harapan – Adaptasi Tren Teknologi Digital, Laba Multipolar Technology Bertumbuh

SinarHarapan.id – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (30/4).

Agenda yang diangkat antara lain menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2020 dan pembagian dividen tunai. Perseroan membukukan laba bruto Rp371,57 miliar dan laba tahun berjalan Rp160,65 miliar, naik 28,3% dari tahun sebelumnya.

Dalam Public Expose ini, diumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang telah diadakan di hari yang sama, antara lain, yaitu menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2020.

Perseroan membukukan laba bruto Rp371,57 miliar dan laba tahun berjalan Rp160,65 miliar, naik 28,3% dari tahun sebelumnya. Perseroan juga menyetujui pembagian dividen yang dibagikan sebesar Rp215,63 miliar atas 1.875.000.000 saham atau Rp115 per lembar saham.

RUPST dan Paparan Publik kali ini digelar secara elektronik atau virtual mengingat situasi pandemi yang masih belum kondusif.

“Kami terus mengamati kondisi pasar, beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pelanggan, dan secara berkesinambungan mengikuti tren teknologi dan pasar sehingga bisa memenuhi kebutuhan pelanggan untuk beradaptasi dan berinovasi,” kata Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk Wahyudi Chandra kepada pers.

Usaha perseroan ini membuahkan hasil, ditandai dengan tingginya permintaan pasar dari sektor finansial untuk memenuhi kebutuhan peningkatan transaksi digital yang aman dan nyaman, disusul sektor telekomunikasi, pendidikan dan media yang membutuhkan perluasan infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung operasional jarak jauh (remote), pembelajaran digital, dan konsumsi hiburan yang sangat mengandalkan koneksi internet.

“Pada tahun 2020, Perseroan berhasil meraih pertumbuhan positif dengan kontribusi penjualan terbesar didapat dari sektor perbankan, disusul telekomunikasi dan komersial,” ujarnya.

Kinerja dari entitas anak Perseroan, yaitu Graha Teknologi Nusantara yang berfokus pada pengelolaan GTN Data Center menunjukkan hasil yang sangat baik, ditandai dengan diperolehnya pengakuan internasional dari Enterprise Product Integration Pte Ltd (EPI) yang berpusat di Singapura atas keberhasilannya memenuhi standar data center kelas dunia untuk bidang arsitektur, mekanik, kelistrikan dan komunikasi.

Entitas anak lainnya, yakni Visionet Data Internasional (VDI) tetap terus menjaga nilai tambah yang menjadi keunggulan layanannya, yaitu cakupan layanan berskala nasional di 140 lebih titik layanan yang tersebar di lebih dari 130 kota di 34 provinsi, sehingga memudahkan dalam memberikan layanan secara cepat ke pelanggan di mana pun berada.

Membaiknya kondisi perekonomian dunia termasuk di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya permintaan akan layanan TI untuk lebih mendorong peningkatan ekonomi digital dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan.

Hal ini membawa peluang besar bagi penyediaan TI di area non-hardware seperti Cloud – baik layanan cloud publik maupun hybrid cloud, Mobile, Big Data dan Analytics, serta Next Gen Security.

Beberapa inisiatif dilakukan Perseroan guna mengelola risiko terkait layanan dan operasional, seperti peningkatan infrastruktur TI di lingkungan internal Perseroan dengan membangun kembali jaringan dan memperkuat sistem security dengan anti malware, antispam, peningkatan firewall, enkripsi, dan otentikasi multifaktor serta menerapkan solusi kolaborasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh.

Peluang untuk memperluas pasar yang baru terus dijajaki Perseroan dengan tetap memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan saat ini, dan memfokuskan pada solusi yang berpotensi menciptakan recurring revenue.

Perseroan juga menyiapkan solusi-solusi bisnis berbasis digital yang sejalan dengan tren dan kebutuhan pasar, termasuk solusi untuk sektor perbankan guna memenuhi kebutuhan regulasi dari Bank Indonesia seperti solusi BI Fast Payment.

Selain itu, Perseroan juga melakukan pembaruan terhadap aplikasi core banking konvensional yang dimilikinya, yaitu BankVision, dengan menyiapkan solusi core banking digital yang mendukung solusi SaaS berbasis cloud agar bisa mengakomodir kebutuhan perbankan di era digital saat ini.

Multipolar Technology terus berupaya mendukung perusahaan di berbagai sektor industri agar bisa terus inovatif dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi terkini seperti cloud dan AI yang siap pakai, dengan fitur yang lebih terdepan, transparan, dan holistik.

“Kami terus meningkatkan inovasi dan menyediakan solusi omni-channel dengan fokus teknologi di area Cloud seperti IaaS (Infrastructure as a Service), PaaS (Platform as a Service) dan SaaS (Solution as a Service), Big Data dan Analytics seperti Customer 360 degree dan AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi fraud, API (Application Programming Interface) seperti Open API, serta solusi Security termasuk perimeter dan cloud based security, meningkatkan layanan system integrator, managed services, serta memperbesar adopsi private, public dan hybrid cloud sambil meningkatkan kelincahan dan kemampuan teknologi,” kata Wahyudi.

Kontan – Multipolar (MLPT) optimistis melihat prospek bisnis tahun ini, berikut alasannya

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Multipolar Technology Tbk optimistis dalam melihat prospek bisnis pada tahun ini. Setelah mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun lalu, emiten sektor teknologi berkode saham “MLPT” itu kembali mengincar pertumbuhan kinerja pada tahun ini.

Presiden Direktur MLPT, Wahyudi Chandra mengatakan, MLPT bakal berusaha mencatatkan pertumbuhan kinerja kurang lebih   8%-10% dari capaian kinerja tahun lalu.

Optimisme ini juga didukung oleh capaian kinerja di beberapa bulan pertama tahun ini yang diklaim menunjukkan pertumbuhan.

“Sampai kuartal I (2021) kita masih bisa bilang kita masih bisa memiliki pertumbuhan dibanding kuartal I tahun lalu, sampai kuartal II kita juga cukup confident, tapi untuk kuartal III, kuartal IV, kita harus bekerja lebih keras lagi di kuartal ini dan kuartal depan supaya kita bisa secara full year itu tetap bisa mendapatkan pendapatan yang mengalami pertumbuhan,” papar Wahyudi dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Jumat (30/4).

Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, MLPT membukukan penjualan bersih dan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,68 triliun, tumbuh 9,37% dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 2,45 triliun.

Dari pendapatan itu, MLPT mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 172,53 miliar, tumbuh 25,68% dari realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 137,27 miliar.

Dengan demikian, berdasarkan hitungan Kontan.co.id, semisal target pertumbuhan 8% tercapai, maka realisasi kinerja top line konsolidasi MLPT bakal mencapai Rp 2,90 triliun di sepanjang tahun 2021, sementara kalau realisasi pertumbuhannya mencapai 10%, maka realisasi top line-nya mencapai Rp 2,95 triliun.

Asa MLPT untuk mencatatkan pertumbuhan bukannya tanpa strategi. MLPT telah menyiapkan strategi pasar mulai dari memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan yang ada pada saat ini hingga memperluas pasar dengan mengincar pelanggan-pelanggan baru di sektor publik dan komersial.

Beberapa subsektor industri yang dilirik misalnya seperti industri pendidikan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hal ini berdasar pada  pertimbangan perusahaan atas potensi yang ada di sektor-sektor industri tersebut.

“Kita lihat di tahun 2020 kita melihat ada beberapa serial bisnis yang walaupun pandemi tapi mengalami pertumbuhan cukup baik, salah satunya pharmaceutical di farmasi,” tutur Direktur MLPT,  Herryyanto di acara yang sama.

Selain strategi pasar, MLPT juga telah menyiapkan sejumlah strategi dan inisiatif pada sisi teknologi dan kompetensi.

Langkah-langkah yang rencananya bakal di antaranya bakal dilakukan di antaranya seperti memperluas penetrasi teknologi baru melalui cross sell/up sell, menyelaraskan fungsi bisnis dan ketersediaan SDM dengan fokus teknologi, mengembangkan kompetensi dan sertifikasi hard skill dan soft skill, dan lain-lain.

Kontan – Kejar pertumbuhan, Multipolar (MLPT) bakal perluas pasar sektor publik dan komersial

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Multipolar Technology Tbk optimistis dalam melihat prospek bisnis pada tahun ini. Setelah mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun lalu, emiten sektor teknologi berkode saham “MLPT” itu kembali mengincar pertumbuhan kinerja pada tahun ini.

Presiden Direktur MLPT, Wahyudi Chandra mengatakan, MLPT bakal berusaha mencatatkan pertumbuhan kinerja kurang lebih   8%-10% dari capaian kinerja tahun lalu.

Optimisme ini juga didukung oleh capaian kinerja di beberapa bulan pertama tahun ini yang diklaim menunjukkan pertumbuhan.

“Sampai kuartal I (2021) kita masih bisa bilang kita masih bisa memiliki pertumbuhan dibanding kuartal I tahun lalu, sampai kuartal II kita juga cukup confident, tapi untuk kuartal III, kuartal IV, kita harus bekerja lebih keras lagi di kuartal ini dan kuartal depan supaya kita bisa secara full year itu tetap bisa mendapatkan pendapatan yang mengalami pertumbuhan,” papar Wahyudi dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Jumat (30/4).

Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, MLPT membukukan penjualan bersih dan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,68 triliun, tumbuh 9,37% dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 2,45 triliun.

Dari pendapatan itu, MLPT mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 172,53 miliar, tumbuh 25,68% dari realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 137,27 miliar.

Dengan demikian, berdasarkan hitungan Kontan.co.id, semisal target pertumbuhan 8% tercapai, maka realisasi kinerja top line konsolidasi MLPT bakal mencapai Rp 2,90 triliun di sepanjang tahun 2021, sementara kalau realisasi pertumbuhannya mencapai 10%, maka realisasi top line-nya mencapai Rp 2,95 triliun.

Asa MLPT untuk mencatatkan pertumbuhan bukannya tanpa strategi. MLPT telah menyiapkan strategi pasar mulai dari memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan yang ada pada saat ini hingga memperluas pasar dengan mengincar pelanggan-pelanggan baru di sektor publik dan komersial.

Beberapa subsektor industri yang dilirik misalnya seperti industri pendidikan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hal ini berdasar pada  pertimbangan perusahaan atas potensi yang ada di sektor-sektor industri tersebut.

“Kita lihat di tahun 2020 kita melihat ada beberapa serial bisnis yang walaupun pandemi tapi mengalami pertumbuhan cukup baik, salah satunya pharmaceutical di farmasi,” tutur Direktur MLPT,  Herryyanto di acara yang sama.

Selain strategi pasar, MLPT juga telah menyiapkan sejumlah strategi dan inisiatif pada sisi teknologi dan kompetensi.

Langkah-langkah yang rencananya bakal di antaranya bakal dilakukan di antaranya seperti memperluas penetrasi teknologi baru melalui cross sell/up sell, menyelaraskan fungsi bisnis dan ketersediaan SDM dengan fokus teknologi, mengembangkan kompetensi dan sertifikasi hard skill dan soft skill, dan lain-lain.

Warta Ekonomi – Multipolar Technology Tawarkan Jaminan Ketersediaan Data Berbasis HCI dengan Nutanix Mine

Saat ini penerapan infrastruktur data center berbasis hyperconverged infrastructure (HCI) menjadi kebutuhan strategis perusahaan guna mengurangi kompleksitas dalam mengelola beragam perangkat, sehingga bisa meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya operasional. Tak kalah pentingnya adalah memastikan ketersediaan data setiap saat dibutuhkan dengan proses backup yang tepat. Multipolar Technology menjawab kebutuhan ini dengan menawarkan solusi HCI Lenovo ThinkAgile HX dengan Nutanix Mine yang dilengkapi solusi backup dan replikasi data dari Veeam.

Jaminan ketersediaan data dalam perusahaan sangatlah penting agar operasional bisnis dapat berjalan lancar. Lenovo ThinkAgile HX mampu menyederhanakan infrastruktur di data center berupa server, storage dan virtualisasi dalam satu perangkat, dengan pengelolaan secara terpusat melalui single console. Software Nutanix Mine yang berjalan di atas Lenovo ThinkAgile terbukti mumpuni untuk menopang kinerjanya. Tambahan lagi, Nutanix Mine juga sudah dilengkapi dengan solusi backup dan replikasi data dari Veeam sehingga pengguna tidak perlu lagi bergantung pada sistem backup manual. Baca Juga: China Ogah-ogahan Serahkan Data Mentah Covid-19 ke WHO

“Tantangan pengelolaan infrastruktur TI saat ini adalah perangkat yang silo atau berdiri sendiri-sendiri. Kompleksitas ini ditambah lagi dengan sulitnya mengelola backup data dan risiko hilangnya data saat backup, serta seberapa cepat data tersebut bisa di-restore,” jelas Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server PT Multipolar Technology Tbk di sela-sela webinar bertajuk Simplify, Modernize & Secure Your IT Infrastructure, Selasa (16/2/2021) kemarin.

Keberhasilan dalam melakukan migrasi dari infrastruktur silo ke HCI tidak berhenti pada penerapan virtualisasi, mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, serta menurunkan biaya operasional dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit. Mengingat masih banyak yang bergantung pada solusi backup tradisional untuk perlindungan data, ada potensi hilangnya data saat dilakukan replikasi dan restore data. Integrasi Veeam dalam Nutanix Mine memungkinkan fungsi backup secara otomatis dan terjadwal serta memulihkan aplikasi dan data ketika terjadi kesalahan, dengan pengelolaan cukup dalam satu konsol yang terpusat.

“Kami memahami kerumitan yang dihadapi tim TI saat ini. Alih-alih berfokus pada pengelolaan server, storage, virtualisasi dan backup yang memakan waktu, serta sumber daya dan biaya pemeliharaan yang tinggi, lebih baik berfokus pada pengembangan bisnis yang mendatangkan revenue. Dan hal ini bisa didapatkan dengan penerapan Nutanix Mine,” tambah Jeffry.

Sindonews – Multipolar Technology Tawarkan Jaminan Ketersediaan Data di HCI

JAKARTA – Saat ini penerapan infrastruktur data center berbasis hyperconverged infrastructure (HCI) menjadi kebutuhan strategis perusahaan guna mengurangi kompleksitas dalam mengelola beragam perangkat, sehingga bisa meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya operasional.

Tak kalah pentingnya adalah memastikan ketersediaan data setiap saat dibutuhkan dengan proses backup yang tepat. Multipolar Technology menjawab kebutuhan ini dengan menawarkan solusi Hyperconverged Infrastructure (HCI) Lenovo ThinkAgile HX dengan Nutanix Mine yang dilengkapi solusi backup dan replikasi data dari Veeam.

Jaminan ketersediaan data dalam perusahaan sangatlah penting agar operasional bisnis dapat berjalan lancar. Lenovo ThinkAgile HX mampu menyederhanakan infrastruktur di data center berupa server, storage dan virtualisasi dalam satu perangkat, dengan pengelolaan secara terpusat melalui single console.

Software Nutanix Mine yang berjalan di atas Lenovo ThinkAgile terbukti mumpuni untuk menopang kinerjanya. Tambahan lagi, Nutanix Mine juga sudah dilengkapi dengan solusi backup dan replikasi data dari Veeam sehingga pengguna tidak perlu lagi bergantung pada sistem backup manual.

“Tantangan pengelolaan infrastruktur TI saat ini adalah perangkat yang silo atau berdiri sendiri-sendiri. Kompleksitas ini ditambah lagi dengan sulitnya mengelola backup data dan risiko hilangnya data saat backup, serta seberapa cepat data tersebut bisa di-restore,” jelas Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server PT Multipolar Technology Tbk di sela-sela webinar bertajuk Simplify, Modernize & Secure Your IT Infrastructure pada 16 Februari 2021.

Keberhasilan dalam melakukan migrasi dari infrastruktur silo ke HCI tidak berhenti pada penerapan virtualisasi, mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, serta menurunkan biaya operasional dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit. Mengingat masih banyak yang bergantung pada solusi backup tradisional untuk perlindungan data, ada potensi hilangnya data saat dilakukan replikasi dan restore data. Integrasi Veeam dalam Nutanix Mine memungkinkan fungsi backup secara otomatis dan terjadwal serta memulihkan aplikasi dan data ketika terjadi kesalahan, dengan pengelolaan cukup dalam satu konsol yang terpusat.