Kompas.com – Indonesia Disebut Pasar Potensial Layanan Cloud, Ini Tantangan yang Dihadapi

KOMPAS.com – Indonesia menjadi salah satu pasar besar bagi industri layanan komputasi awan ( cloud). Namun, ada sejumlah hal yang harus diperbaiki agar adopsi layanan cloud di Indonesia bisa maksimal, baik bagi penyedia maupun pengguna layanan.

Salah satu yang harus diperbaiki adalah infrastruktur jaringan yang mampu memberikan latensi yang rendah. Menurut Wahyudi Chandra, President Director Multipolar Technology, koneksivitas merupakan hal yang krusial dalam layanan cloud. “Setiap konsumen harus online, jadi dibutuhkan konektivitas yang kuat,” jelas Wahyudi dalam acara pemaparan IBM Outlook 2021, Kamis (17/21/2020).

Selain kondisi jaringan internet di Indonesia, ia juga menyoroti tentang keberadaan data center di Tanah Air. Menurutnya, lalu lintas internet akan semakin berat apabila data center berlokasi di luar negeri.

Hal itu akan membuat traffic rentan akan delay (tunda) dan ongkos penggunaan layanan menjadi semakin mahal. “Keputusan pemerintah untuk menaruh (data center) di sini, sehingga trafiknya bukan ke atas (north-south traffic), menurut saya sudah tepat,” imbuhnya.

Wahyudi juga mengingatkan pentingnya regulasi yang mengatur persaingan, terutama soal perpajakan. “Karena kebanyakan entitas-entitas ini belum berbadan (hukum) Indonesia,” kata Wahyudi. Selain konektivitas, kurangnya talenta digital atau sumber daya manusia ( SDM) di bidang IT, khususnya cloud, juga menjadi tantangan lain.

Tan Wijaya, President Director, IBM Indonesia mengatakan, perusahaannya sudah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengatasi masalah ini.

IBM menjadi mitra Kominfo untuk menyediakan materi pelatihan data science dalam program IBM Skills Academy untuk Digital Talent Scholarship 2020. “Hari ini yang kami bangun bersama dengan Kominfo adalah membangun kurikulum berdasarkan peran apa yang mereka mau, misalnya data science. Kami harapkan dalam waktu yang tidak lama, SDM-nya semakin banyak,” jelas Tan.

Tan mengatakan Indonesia adalah negara potensial kedua setelah Singapura untuk layanan cloud. Banyak pemain cloud global yang mendirikan layanannya di Indonesia setelah Singapura.

Menurut Tan, banyaknya startup unicorn di Indonesia menjadi salah satu daya tarik bagi penyedia layanan cloud global.

“Empat dari sepuluh (startup) unicorn di Asia ada di Indonesia, itu jadi satu refrensi bagaimana kebutuhan cloud itu penting (di Indonesia),” jelas Tan. Dia menambahkan, sebanyak 80 persen pengguna layanan cloud di Indonesia mengadopsi layanan hybrid cloud yang merupakan kombinasi dari public cloud dan private cloud. Sementara 20 persen lainnya memanfaatkan public cloud.

Katadata – Teknologi AI, Cloud, dan Keamanan Siber Diramal Tren Tahun Depan

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) International Business Machines (IBM) memperkirakan, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), komputasi awan (cloud) dan keamanan siber masif diadopsi di Indonesia pada 2021. Ini untuk menyesuaikan diri dengan perubahan akibat pandemi corona. President Director IBM Indonesia Tan Wijaya mengatakan, ketiga teknologi itu diminati oleh perusahaan Indonesia di berbagai sektor. “Saat ini menjadi tren dan tahun depan juga masih menarik,” kata dia dalam diskusi virtual bertajuk ‘Outlook 2021: Transformasi Digital Indonesia Menuju Ekonomi Berbasis Inovasi’, Kamis (17/12). 

Entitas bisnis di Tanah Air mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perubahan pola konsumsi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan riset Facebook dan Bain and Company, konsumen digital di Indonesia diperkirakan meningkat dari 119 juta tahun lalu menjadi 137 juta pada 2020. Persentasenya pun melonjak dari 58% menjadi 68% terhadap total populasi.

“Teknologi menjadi pilihan agar resisten terhadap kondisi saat ini (pandemi virus corona), dan bisa bersaing di kemudian hari,” ujar Tan.

Ia menilai, teknologi menjadi tolok ukur keunggulan komparatif (competitive advantage) dalam bersaing saat ini. “Dengan AI yang cukup, perusahaan bisa menyusun strategi untuk menyasar segmen pasar yang tepat,” katanya. Instansi pemerintah pun sudah mengadopsi teknologi AI. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak misalnya, memakai AI untuk mengatasi potensi penyalahgunaan (fraud). Lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi itu untuk menangani kebakaran hutan. Pemerintah pun menyiapkan strategi nasional AI (National AI Strategic). Strategi itu bertujuan menjadi penduan bagi pemerintah dalam menerapkan AI di Tanah Air.

Berdasarkan data Statista, pangsa pasar global untuk software AI juga terus tumbuh pesat. Hingga 2025, potensi pasar AI mencapai US$ 126 miliar atau Rp 1.781 triliun. 

Kemudian, banyak perusahaan Indonesia yang mengadopsi cloud untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional. Raksasa teknologi global seperti Google, Alibaba, dan Amazon masuk ke Indonesia. “Itu karena potensi pasar Indonesia sangat besar. Ada empat dari 10 unicorn ASEAN di Indonesia,” ujar Tan.

Ketiga, tren optimalisasi teknologi keamanan siber. “Ini suatu keharusan bagi perusahaan,” ujarnya. Sebab, transformasi digital yang begitu masif di Indonesia membawa risiko kejahatan siber.  Penggunaan berbagai platform digital dimanfaatkan sejumlah pihak untuk melakukan kejahatan virtual. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, serangan siber naik dari 39,3 juta selama Januari-Juli 2019 menjadi 189,9 juta untuk periode yang sama tahun ini. Jenis yang sering ditemui berupa serangan terhadap situs internet, pengumpulan informasi, dan trojan. Trojan dapat diartikan sebagai serangan yang dapat diam-diam menginstalkan diri dan mencuri data pengguna terkait.

President Director Multipolar Technology Wahyudi Chandra memperkirakan, pengembangan teknologi keamanan siber paling banyak diadopsi oleh sektor keuangan. Sebab, sektor ini menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber. “Dari segi keamanan, perusahaan bukan sekadar membuat sistemnya, tapi sudah menjadi keharusan menambah kemampuan teknologi,” ujarnya. Hasil analisis perusahaan solusi keamanan siber Trend Micro juga memperkirakan serangan siber ke sistem perbankan dan fintech meningkat pada tahun ini. Alasannya, perusahaan di kedua sektor ini mengadopsi lebih banyak teknologi saat pandemi virus corona, sehingga butuh pembaruan sistem.

Skyegrid Media – Teknologi Cloud dan AI Jadi Kunci Sukses Perusahaan di Masa Pandemi

Di akhir 2020, IBM melihat kebanyakan perusahaan Indonesia lebih berfokus pada adopsi teknologi cloud dengan tujuan memberikan layanan digital lebih baik. Sejumlah solusi menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih cloud antara lain adalah hybrid cloud yang bisa disesuaikan dengan skala yang dibutuhkan, serta penyediaan keamanan yang memadai untuk pelanggannya.

Di sisi lain, perusahaan Indonesia juga berupaya untuk memfasilitasi penyelenggaraan ekosistem kerja hybrid di mana karyawan bisa secara bergantian bekerja di kantor dan di rumah.

Memasuki tahun 2021, akselerasi transformasi digital semakin tak bisa dihindari saat konsumen semakin aktif secara online, khususnya di berbagai sektor seperti ritel dan perbankan.

Perusahaan semakin di dorong untuk berinovasi dan melakukan penemuan kembali atau re-invention agar bisa mendefinisikan kembali layanan yang diberikan kepada pelanggannya.

Untuk itu, IBM melihat bahwa hybrid cloud dan atau artificial intelligence (AI) akan menjadi dua kekuatan dominan yang mendorong transformasi digital di semua sektor baik publik maupun swasta.

Berdasarkan kajian terbaru IBM Institute for Business Value (IBV), perusahaan yang berhasil mengungguli lainnya adalah perusahaan yang lebih dulu paham teknologi dalam mengadopsi cloud serta kecerdasan buatan (AI).

Lebih dari 74 persen organisasi cenderung menggunakan hybrid cloud untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan kritis proses bisnis. Sedangkan 6 dari 10 organisasi telah mengadopsi AI untuk meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan.

Tan Wijaya, Presiden Direktur, IBM Indonesia, mengatakan adopsi cloud telah menjadi fitur utama dalam mengembangkan model bisnis baru yang digerakkan secara digital, dan kami percaya bahwa hybrid cloud dan kecerdasan buatan (AI) adalah dua kekuatan dominan yang mendorong transformasi digital di semua sektor.

“Kedua teknologi ini menjadi sangat fundamental dalam pengembangan operasional sebuah perusahaan menjadi lebih efisien dan memberikan kesempatan untuk berinovasi guna mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia,” kata Tan Wijaya.

IBM Institute for Business Value (IBV) mendalami lebih jauh kapabilitas yang memengaruhi kesuksesan perusahaan di masa pandemi. Hasil temuannya menyebutkan 6 kapabilitas yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan terkait pemanfaatan teknologi di tengah pandemi sebagi berikut:

  • Kelincahan dan efisiensi: 65% organisasi yang memiliki kinerja terbaik (top performers) menggunakan hybrid cloud untuk mencapai tingkat kelincahan yang dibutuhkan dalam hal pengembangan dan penyelenggaraan layanan. Dari pemanfaatan hybrid cloud, kelincahan, dan efisiensi meningkat hingga lebih dari 91% dari sebelumnya.
  • Keterlibatan pelanggan: 53% organisasi yang memiliki kinerja terbaik mengimplementasikan otomasi untuk membangun hubungan dengan pelanggan secara lebih mendalam. Keterlibatan pelanggan pun meningkat hingga 141% dari sebelumnya.
  • Rantai pasok dan operasional: Lebih dari 54% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan AI untuk perencanaan rantai pasoknya.
  • Ketahanan TI dan keberlangsungan bisnis: Lebih dari 120% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan cloud untuk pengembangan sesuai skala di lokasi (on-premise) dan mengakomodasi tingginya permintaan.
  • Tenaga kerja: Perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung melakukan sintesis atas data internal dan data eksternal sehingga mampu meningkatkan efektifitas pengelolaan tenaga kerja.
  • Keamanan siber: Lebih dari 72% perusahaan yang memiliki kinerja terbaik cenderung menggunakan AI untuk mencatat dan melakukan penilaian atas ancaman.

Wahyudi Chandra, Presiden Direktur, Multipolar Technology, menjelaskan multipolar Technology telah lama menjadi mitra bisnis IBM sejak 1986, sehingga pengembangan solusinya sejalan dengan tren teknologi strategis dari IBM dan kebutuhan pasar, salah satunya dengan mendorong pemanfaatan teknologi hybrid cloud dan AI di berbagai sektor.

“Untuk mendukung transformasi digital, kami juga telah merancang solusi siap pakai di atas platform IBM sehingga memudahkan pelanggan dalam mengadopsi teknologi terkini,” kata Wahyudi.

Saat ini, bisnis sedang bergerak cepat dan memanfaatkan teknologi cloud dan AI untuk mengakomodasi kebutuhan yang berbeda dengan sebelumnya.

Sebanyak 60 persen eksekutif yang di survei, telah mempercepat transformasi digital perusahaan mereka selama pandemi. Organisasi yang berada dalam dua pertiga industri yang IBM teliti, telah memanfaatkan teknologi kunci dan memperoleh hasil signifikan pada pendapatan premium selama pandemi.

Kedepannya IBM akan sangat berfokus pada platform solusi hybrid cloud dan AI yang dapat memberikan keleluasaan kepada pelaku bisnis dalam mengembangkan usahanya.

Webinar HCL Big Fix: Find More, Fix More and Do More with HCL BigFix Endpoint Management

The more endpoints (servers, wokstations, notebooks and desktops) a company has, the more difficult it will be to manage them to meet compliance and patches are constantly being updated. Updeting dozens of endpoints is still possible to do manually. However, if the number of endpoints is in the hundreds to thousands and spread geographically, it would take a lot of time, money and resources to ensure their security.

Seeing this need, MLPT held a BigFix HCL Webinar on 15 December 2020 entitled “Find More, Fix More and Do More with HCL BigFix Endpoint Management”. BigFix HCL is an endpoint management platform, especially those related to vulnerability, compliance, protected and compromised endpoints. This solution allows the IT team to control, monitor and provide information automatically and in real time of the endpoint conditions it manages.

Info :
Sopo Del Office Towers & Lifestyle
Tower B, Lantai 18
Jl. Mega Kuningan Barat III, Lot 10. 1-6
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950

Email: center@multipolar.com atau telemarketing@multipolar.com
WhatsApp: 081 1186 8383

Bisnis.com: GTN Data Center Raih Sertifikasi Internasional

Bisnis.com, JAKARTA – PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), anak usaha PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan joint venture dengan Mitsui & Co., Ltd, meraih “Certificate of Conformance Constructed Facilities ANSI/TIA-942-B:2017 Rated 3” di Indonesia dari Enterprise Product Integration Pte Ltd (EPI) yang bermarkas di Singapura.

Sertifikasi ANSI/TIA-942-B:2017 ini memperbaharui sertifikasi ANSI/TIA-942:2014 yang telah dimiliki sebelumnya untuk desain. Keberhasilan ini menandai bahwa elemen penting dari sisi infrastruktur di GTN Data Center telah memenuhi standar data center kelas dunia untuk arsitektur, mekanik, listrik, dan telekomunikasi.

“Kami berhasil peroleh sertifikasi berskala internasional ini pada waktu yang tepat seiring meningkatnya permintaan dari pelanggan atas layanan data center yang telah tersertifikasi dari sisi fasilitas. Dan kami sangat bangga dengan pencapaian ini, apalagi ini untuk kategori data center besar,” kata Wahyudi Chandra, CEO Graha Teknologi Nusantara, dikutip dari siaran persnya.

Edward van Leent, Chairman & CEO, EPI Group of Companies mengatakan dengan Sertifikasi Fasilitas TIA-942, GTN Data Center menunjukkan komitmen totalnya terhadap para pelanggannya dengan memastikan bahwa GTN Data Center diberi penilaian dan disertifikasi berdasarkan standar fasilitas pusat data global terkemuka.

“Ketika pelanggan menempatkan infrastruktur mission critical mereka dengan GTN, mereka menjadi yakin bahwa infrastruktur mereka terlindungi oleh langkah-langkah keamanan yang kuat serta infrastruktur yang terpelihara berdasarkan TIA-942,” kata Edward.

GTN memilih sertifikasi standar TIA-942 yang terakreditasi karena tidak hanya menyasar sistem kelistrikan dan mekanis tetapi juga telekomunikasi, keselamatan dari kebakaran dan faktor-faktor penting lainnya untuk infrastruktur mission critical dengan ketersediaan tinggi.

Republika.co.id: Perusahaan Data Center Lokal Raih Pengakuan Global

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) meraih pengakuan internasional. Perusahaan data center itu baru saja lolos sertifikasi ‘Certificate of Conformance Constructed Facilities ANSI/TIA-942-B:2017 Rated 3’ dari Enterprise Product Integration Pte Ltd (EPI) yang bermarkas di Singapura.

ANSI/TIA-942-B:2017 memperbaharui sertifikasi ANSI/TIA-942:2014 yang telah dimiliki sebelumnya untuk desain. Keberhasilan ini menandai elemen penting dari sisi infrastruktur di perusahaan penyedia layanan data center lokal ini telah memenuhi standar data center kelas dunia untuk arsitektur, mekanik, listrik, dan telekomunikasi.

“Kami berhasil memperoleh sertifikasi berskala internasional ini pada waktu yang tepat,” kata CEO GTN Wahyudi Chandra dalam keterangan resmi, kemarin.

Hal ini seiring meningkatnya permintaan pelanggan atas layanan data center yang telah tersertifikasi dari sisi fasilitas. Wahyudi menyebut prestasi ini membuktikan infrastruktur yang disediakan GTN merupakan salah satu yang terbaik dalam upaya bertransformasi digital Indonesia.

“Pelanggan kami tidak perlu kkawatir akan jaminan keamanan dari layanan GTN data center karena kami menerapkan standar kualitas yang ketat,” ucap Wahyudi.

Chairman & CEO EPI Group of Companies Edward van Leent menilai sertifikasi fasilitas TIA-942, GTN Data Center menunjukkan komitmen terhadap para pelanggannya. Sertifikat itu memastikan GTN Data Center diberi penilaian berdasarkan standar fasilitas pusat data global terkemuka.

“Ketika pelanggan menempatkan infrastruktur mission critical mereka dengan GTN, mereka yakin infrastruktur mereka terlindungi oleh langkah-langkah keamanan yang kuat serta infrastruktur yang terpelihara berdasarkan TIA-942,” kata Edward.

Penyerahan sertifikat antara perwakilan EPI di Singapura dengan perwakilan GTN di Jakarta dilakukan secara daring dengan pertimbangan kondisi pandemi Covid-19 dan berlakunya masa transisi PSBB di Jakarta dan sekitarnya. Seremoni disaksikan oleh mitra bisnis yang hadir melalui aplikasi online meeting.Republika.co.id: Perusahaan Data Center Lokal Raih Pengakuan Global

bisnis.com – Entitas Lippo Group, Multipolar Technology (MLPT) Bagi Dividen Rp249,38 miliar

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten solusi teknologi informasi PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menetapkan besaran dividen yang akan dibagikan atas laba yang diperoleh pada tahun buku 2019.

Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (2/6/2020) dan setelahnya diumumkan pada paparan publik yang disiarkan via video streaming.

Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra menuturkan sepanjang 2019 perseroan membukukan laba bruto Rp352,90 miliar dan laba tahun berjalan Rp125,18 miliar, naik 48,28 persen dari tahun sebelumnya.

“Dengan perolehan tersebut dividen yang dibagikan sebesar Rp249,38 miliar atas 1.875.000.000 saham atau Rp133,00 per lembar saham,” ujar Wahyudi dalam paparannya, Selasa (2/6/2020).

Laba tersebut, kata Wahyudi, berasal dari tumbuhnya pendapatan perseroan. Adapun kontributor terbesar pendapatan perseroan masih didapat dari sektor perbankan, disusul telekomunikasi dan komersial.

Dia mengatakan permintaan terhadap perangkat keras juga masih mendominasi. Namun di saat bersamaan, kebutuhan akan perangkat lunak seperti big data dan analytics, cloud, security, dan middleware/API management serta penyediaan professional IT services dan IT managed services/IT outsourcing terus bertumbuh.

“Segmen ini yang kemudian memberikan laba lebih baik dan meningkatkan recurring revenue,” imbuhnya.

Wahyudi menyebut saat ini ada pergeseran dalam permintaan TI saat ini, khususnya bagi pelanggan yang telah melewati masa pengembangan infrastruktur dan beralih ke pengembangan perangkat lunak dan Application Program Interface (API).

Meski konsumen utamanya masih perbankan, tapi dia menilai sektor lainnya seperti sektor komersial makin banyak mencari solusi yang bisa memastikan interaksi tanpa hambatan dengan konsumennya dalam berbagai platform.

Jadi kami sudah siapkan tim khusus untuk pengembangan dan penyediaan layanan dan solusi berbasis API ini, kami perkuat kompetensinya untuk mempercepat inisiatif transformasi digital,” tutur Wahyudi.

Selain memutuskan besaran dividen, dalam RUPST kali ini juga terdapat agenda pergantian direksi perseroan. Halim D. Mangunjudo dan Soegondo telah selesai masa jabatannya sebagai direktur, anggota rapat kemudian menyepakati pengangkatan Herryyanto, Yohan Gunawan dan Yugi Edison sebagai direktur yang baru.

“Herryyanto, Yohan Gunawan dan Yugi Edison bukanlah wajah baru di perseroan. Ketiganya telah berkarir selama lebih dari 20 tahun di Perseroan, dengan posisi terakhir sebagai Group Head,” jelas Wahyudi.

Yugi Edison sebelumnya menjabat sebagai Group Head Account Management Telco & Enterprise, Yohan Gunawan sebagai Group Head System Integration Infrastructure Business, dan Herryyanto sebagai Group Head Account Management Financial & Commercial.

“Saya optimis dengan kepemimpinan yang baru akan mampu mendorong percepatan pertumbuhan bisnis dan solusi yang lebih baik lagi,” tutup Wahyudi.

Berikut susunan direksi Multipolar Technology yang baru:
• Presiden Direktur: Wahyudi Chandra
• Direktur: Jip Ivan Sutanto
• Direktur: Hanny Untar
• Direktur: Suyanto Halim
• Direktur: Yugi Edison
• Direktur: Yohan Gunawan
• Direktur: Herryyanto

bisnis.com - Entitas Lippo Group, Multipolar Technology (MLPT) Bagi Dividen Rp249,38 miliar

infobanknews.com – RUPST Multipolar Technology Bagi Dividen dan Rubah Susunan Direksi

Jakarta – PT Multipolar Technology Tbk (Multipolar Technology) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) melalui webminar. Dalam RUPST tersebut, perseroan menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2019, pembagian dividen tunai dan perubahan susunan direksi.

Multipolar Technology membukukan laba bruto Rp352,90 miliar dan laba tahun berjalan Rp125,18 miliar, naik 48,28% dari tahun sebelumnya. Dividen yang dibagikan sebesar Rp249,38 miliar atas 1.875.000.000 saham atau Rp133,00 per lembar saham.

Sementara itu, kontribusi penjualan terbesar Multipolar Technology masih didapat dari sektor perbankan, disusul telekomunikasi dan komersial. Permintaan terhadap perangkat keras juga masih mendominasi, namun kebutuhan akan perangkat lunak seperti Big Data dan Analytics, Cloud, Security, dan Middleware/API Management serta penyediaan Professional IT Services dan IT Managed Services/IT Outsourcing terus bertumbuh, yang memberikan laba lebih baik dan meningkatkan recurring revenue.

Multipolar Technology pun menyepakati pengangkatan Herryyanto, Yohan Gunawan dan Yugi Edison sebagai direktur yang baru. Ketiganya telah berkarir selama lebih dari 20 tahun berkarir di Multipolar Technology, dengan posisi terakhir sebagai Group Head. Yugi Edison sebelumnya menjabat sebagai Group Head Account Management Telco & Enterprise, Yohan Gunawan sebagai Group Head System Integration Infrastructure Business, dan Herryyanto sebagai Group Head Account Management Financial & Commercial.

Berikut susunan direksi Multipolar Technology yang baru:

  • Presiden Direktur: Wahyudi Chandra
  • Direktur: Jip Ivan Sutanto
  • Direktur: Hanny Untar
  • Direktur: Suyanto Halim
  • Direktur: Yugi Edison
  • Direktur: Yohan Gunawan
  • Direktur: Herryyanto

(Ayu Utami)

infobanknews.com - RUPST Multipolar Technology Bagi Dividen dan Rubah Susunan Direksi

technobusiness.id – Inilah Susunan Direksi Multipolar Technology yang Baru

Berikut ini susunan direksi Multipolar Technology yang baru untuk masa jabatan 2020-2025. Tiga group head masuk dalam jajaran direksi.

Jakarta, TechnoBusiness Star ? Susunan direksi PT Multipolar Technology Tbk. (IDX: MLPT), perusahaan system integrator terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1975, berubah.

Perubahan susunan direksi Multipolar Technology yang baru itu diumumkan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Lippo Karawaci, Selasa (2/6).

Dalam susunan direksi Multipolar Technology yang baru tersebut diketahui Wahyudi Chandra masih tetap memimpin sebagai presiden direktur.

Jip Ivan Sutanto, Hanny Untar, dan Suyanto Halim juga tetap di jajaran direksi. Sementara dua direktur, yakni Halim D. Mangunjudo dan Soegondo, habis masa jabatannya.

Dua direktur itu kemudian digantikan oleh tiga direktur baru, antara lain Herryyanto, Yohan Gunawan, dan Yugi Edison, yang sebelumnya menjabat sebagai group head.

Wahyudi Chandra, Presiden Direktur Multipolar Technology, mengatakan ketiga direktur baru itu bukanlah orang lama di perusahaan.

technobusiness.id - Inilah Susunan Direksi Multipolar Technology yang Baru

Investor.id – Multipolar Technology Kian Ekspansif

JAKARTA, investor.id – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melalui anak usahanya, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), bersiap lebih ekspansif menjaring pelanggan data center rated 3 di Cikarang, Jawa Barat. Perseroan mengincar pelanggan kelas dunia seperti Amazon Web Services (AWS), Google, dan Alibaba Group. Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra mengatakan, perseroan telah meraih sertifikasi rated 3 data center yang diakui secara internasional sejak 2016. Seperti diketahui, data center ini merupakan proyek strategis perseroan bersama perusahaan asal Jepang, Mitsui & Co Ltd dan Mitsui Knowledge Industry Co Ltd. “Tahun ini, kami fokus melakukan peningkatan dan pemasaran. Kami punya fasilitas zona A dan zona B yang sudah siap. Lalu, pada lantai dua juga masih terdapat ruang yang besar untuk disewakan,” jelas dia usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (2/6). Data center ini berdiri pada area seluas 15.050 meter persegi, yang saat ini baru terutilisasi sekitar 8.015 meter persegi. Data center menggunakan kualifikasi keamanan dari Secom Co Ltd, yang merupakan standar sistem keamanan Jepang. Menurut Wahyudi, saat ini pelanggan data center perseroan berasal dari berbagai industri, termasuk sektor keuangan, ritel, dan hiburan gaming. Di era digital, kebutuhan perusahaan untuk menyimpan data pada data center masih cukup besar. Ke depan, perseroan berupaya mencari basis pelanggan baru. Pihaknya melihat ada peluang untuk menggaet pelanggan dari sektor penyedia layanan komputasi awan (cloud) global seperti AWS, Google, dan Alibaba Group. Sebab, para pemain asing tersebut memiliki kantor cabang di Indonesia yang diwajibkan pemerintah menempatkan datanya pada fasilitas data center dalam negeri. “Kami harus mengakui mereka punya strategi masing-masing, serta persyaratan data center yang tinggi dan berat untuk diaplikasi para pelaku data center dalam negeri. Tapi, kami juga melihat hal ini sebagai potensi,” jelas dia. Sementara itu, perseroan juga semakin fokus mengembangkan solusi-solusi berbasis digital untuk memudahkan dan mempercepat inovasi dan kolaborasi dengan pelaku ekosistem digital, termasuk teknologi keuangan (fintech). Salah satu solusi yang dikembangkan perseroan adalah platform VisionDG. Direktur Multipolar Technology Suyanto Halim menjelaskan, solusi digital yang ditawarkan perseroan memanfaatkan implementasi aplikasi antarmuka atau API management yang memiliki fitur lengkap dan aman untuk online customer onboarding, transaksi finansial, pembayaran, pembelian, sistem loyalty, QRIS, dan merchant system. “Solusi ini memudahkan pengguna dalam percepatan pengembangan inovasi digital yang baru. Di sisi lain, investasi teknologi juga dituntut untuk semakin efisien,” jelas dia. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 100 miliar. Sebesar Rp 15 miliar dialokasikan untuk bisnis perseroan sebagai induk usaha, sementara Rp 85 miliar untuk mendukung pengembangan anak usaha, termasuk PT Visionet Data Internasional. Dividen RUPST perseroan menyepakati pembagian dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp 249,38 miliar atau setara Rp 133 per saham. Sebagai informasi, perseroan berhasil membukukan laba bruto Rp 352,9 miliar dan laba tahun berjalan Rp 125,18 miliar pada 2019 atau naik 48,28% dari tahun sebelumnya. Selain pembagian dividen, pemegang saham juga sepakat melakukan perubahan komposisi direksi. Hal ini menyusul telah selesainya masa jabatan Halim D. Mangunjudo dan Soegondo sebagai direktur. Sebagai penggantinya, pemegang saham menyepakati pengangkatan Herryyanto, Yohan Gunawan dan Yugi Edison. Ketiga direktur baru tersebut telah berkarier selama lebih dari 20 tahun di perseroan, dengan posisi terakhir sebagai group head. Hingga kuartal I-2020, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 33,07 miliar, naik 69,85% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 19,47 miliar. Melonjaknya laba bersih sejalan dengan penjualan bersih dan pendapatan jasa yang tumbuh 8,13% menjadi Rp 508,91 miliar pada kuartal I-2020 dari Rp 470,66 miliar pada kuartal I-2019. Hingga saat ini, kontribusi penjualan perseroan masih dari sektor perbankan, disusul telekomunikasi dan komersial. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul “Multipolar Technology Kian Ekspansif”
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: http://brt.st/6BD2

Investor.id - Multipolar Technology Kian Ekspansif