Kunci kemenangan perbankan di era digital, ada di canggihnya pengelolaan big data

JAKARTA (IndoTelko) – Jika satu dekade lalu nasabah perbankan umumnya hanya melakukan transaksi 2-3 kali dalam sebulan, kini bisa jadi lebih dari 10 kali dalam sehari. Bagaimana tidak, saat ini semua proses pembayaran dan pemindahbukuan dapat dilakukan dengan mudah melalui satu tangan (via mobile banking dan online banking) tanpa harus pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) atau kantor kas.

Contoh yang paling gampang, saat memesan ojek online untuk menuju ke stasiun, kita membayarnya menggunakan e-wallet; untuk naik kereta kita membayarnya dengan kartu e-money; begitu makan siang kita memanfaatkan QRIS; untuk memesan barang dan membeli pulsa kita memakai mobile banking; dan seterusnya. Jadi, satu orang bisa bertransaksi perbankan berkali-kalii dalam sehari.

Aktifitas tersebut menjadi bukti bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku konsumen (consumer behaviour) atau nasabah dalam industri perbankan secara total. Berkat digitalisasi, nilai transaksi digital banking di Tanah Air pun lantas melonjak drastis. Jika tahun ini diproyeksikan bakal mencapai Rp58.478 triliun, merujuk pada data Bank Indonesia, tahun depan diyakini naik menjadi Rp63.803 triliun.

Seiring dengan itu, jumlah data yang mesti diolah oleh perusahaan perbankan juga kian berlipat. Masalahnya, menurut Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Mohamad Miftah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan perbankan terkait hal itu. Misalnya, kemampuan mengelola data dan risiko ancaman kebocoran data nasabah.

“Belum lagi soal ketidaksesuaian investasi teknologi informasi dengan strategi bisnis perusahaan, risiko outsourcing dengan pihak ketiga, dan lain sebagainya,” kata Miftah dalam acara BPD Forum 2024 bertema “Becoming Data-Driven Organization: Analytics Strategy and Digital Landscape Acceleration” yang digelar Asbanda dan PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Bali belum lama ini.

Mengingat begitu kompleksnya masalah data yang harus dikelola, sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor bisnis, Multipolar Technology menyarankan kepada perusahaan-perusahaan perbankan, baik bank nasional maupun bank pembangunan daerah, agar memanfaatkan platform big data yang canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti VisionAnalytics.

Platform big data VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data keluaran Multipolar Technology yang mampu berperan sebagai tempat untuk menyimpan data (data lake), memproses transformasi data (data engineering), menyajikan hasil analitik data (data analytic), operational database untuk mendukung real-time processing, dan alat untuk memprediksi data.
Dijelaskan Senior Vice President Multipolar Technology, Achmad Fakhrudin mengapa perusahaan perbankan harus menggunakan platform VisionAnalytics. Menurutnya, platform basis data akan memengaruhi cara bagaimana perusahaan perbankan mengambil keputusan. Perbankan yang sudah memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 6 kali lebih besar untuk mempertahankan nasabahnya.
“Perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 23 kali lebih besar untuk mendapatkan nasabah baru dibanding yang tidak memilikinya. Lalu, perusahaan perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 19 kali lipat lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Semua itu bisa dilakukan karena basisnya data, analisis data,” ujarnya.
Fitur Customer 360 yang disediakan oleh platform VisionAnalytics mampu menyuguhkan profil nasabah secara detail, bukan hanya berdasarkan demografi, melainkan juga customer segmentation, customer lifestyle profile, customer purchase behaviour, customer profitability ratio, dan lain sebagainya. Data profil nasabah itu bisa dilihat dengan mudah melalui dashboard secara real-time.
Kemudian data profil nasabah yang detail itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan targeted marketing campaign, meningkatkan customer relationship, serta memonitor dan mengevaluasi sebuah aktivitas pemasaran. Dengan begitu, database berbasis AI tersebut dapat digunakan untuk melakukan pre-selling, up-selling, customer lifetime value, dan lain sebagainya. “Ibarat pistol, enam pelurunya kita tembakkan kena semua karena sasaran target profilnya detail,” terang Achmad.
Di balik kecanggihan dan besarnya manfaat pengelolaan database, ada penjahat siber yang selalu menghantui. Derasnya transkasi secara online dan real time bisa menjadi sasaran kejahatan siber tersebut. Untuk itu, Multipolar Technology melengkapi platform big data VisionAnalytics-nya dengan modul penangkal fraud yang dinamakan Fraud Detection System.
Modul Fraud Detection System pada platform tersebut mampu memberikan perlindungan keamanan layanan perbankan secara real-time. Fraud Detection System bekerja dengan memantau aktivitas transaksi nasabah secara terus-menerus, mendeteksi nasabah itu riil atau fiktif, dan lain sebagainya sehingga upaya tindak kejahatan siber yang kian masif dapat dicegah sejak dini.
Ia menyarankan perusahaan-perusahaan perbankan agar sesegera mungkin memanfaatkan platform big data analytics berbasis AI semacam VisionAnalytics yang dilengkapi modul Fraud Detection System mengingat dapat mendongkrak kinerja bisnis perbankan sekaligus menghalau bahaya keamanan siber yang terus mengancam.
Sementara, SVP Data Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI), Billie Setiawan mengakui, manajemen data merupakan journey bagi semua perusahaan perbankan. Dengan platform big data analytics, perusahaan perbankan bisa mengubah cara pengelolaan data dari manual menjadi otomatis, terstruktur, cepat, bersih, dan valuable insights.
“Dengan data analytics berbasis AI, perusahaan dapat mempercepat pekerjaan pengolahan data dari semula 2-3 hari menjadi bersifat real-time, prediktif, dan aman. Ini menjadi data intelligence yang memungkinkan perbankan bisa mengetahui profil nasabah melalui dashboard sehingga mendatangkan peluang untuk menggarap nasabah tersebut,” jelasnya.

Kecanggihan Pengelolaan Big Data Jadi Kunci Kemenangan Perbankan di Era Digital

Bali, TechnoBusiness ID ● Jika satu dekade lalu nasabah perbankan umumnya hanya melakukan transaksi 2-3 kali dalam sebulan, kini bisa jadi lebih dari 10 kali dalam sehari. Bagaimana tidak, saat ini semua proses pembayaran dan pemindahbukuan dapat dilakukan dengan mudah melalui satu tangan (via mobile banking dan online banking) tanpa harus pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) atau kantor kas.

Contoh yang paling gampang, saat memesan ojek online untuk menuju ke stasiun, kita membayarnya menggunakan e-wallet; untuk naik kereta kita membayarnya dengan kartu e-money; begitu makan siang kita memanfaatkan QRIS; untuk memesan barang dan membeli pulsa kita memakai mobile banking; dan seterusnya. Jadi, satu orang bisa bertransaksi perbankan berkali-kalii dalam sehari.

Itulah bukti bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku konsumen (consumer behaviour) atau nasabah dalam industri perbankan secara total. Berkat digitalisasi, nilai transaksi digital banking di Tanah Air pun lantas melonjak drastis. Jika tahun ini diproyeksikan bakal mencapai Rp58.478 triliun, merujuk pada data Bank Indonesia, tahun depan diyakini naik menjadi Rp63.803 triliun.

Seiring dengan itu, jumlah data yang mesti diolah oleh perusahaan perbankan juga kian berlipat. Masalahnya, menurut Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Mohamad Miftah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan perbankan terkait hal itu. Misalnya, kemampuan mengelola data dan risiko ancaman kebocoran data nasabah.

“Belum lagi soal ketidaksesuaian investasi teknologi informasi dengan strategi bisnis perusahaan, risiko outsourcing dengan pihak ketiga, dan lain sebagainya,” ungkapnya dalam acara BPD Forum 2024 bertema “Becoming Data-Driven Organization: Analytics Strategy and Digital Landscape Acceleration” yang digelar Asbanda dan PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Bali belum lama ini.

Platform Big Data

Mengingat begitu kompleksnya masalah data yang harus dikelola, sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor bisnis, Multipolar Technology menyarankan kepada perusahaan-perusahaan perbankan, baik bank nasional maupun bank pembangunan daerah, agar memanfaatkan platform big data yang canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti VisionAnalytics.

Platform big data VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data keluaran Multipolar Technology yang mampu berperan sebagai tempat untuk menyimpan data (data lake), memproses transformasi data (data engineering), menyajikan hasil analitik data (data analytic), operational database untuk mendukung real-time processing, dan alat untuk memprediksi data.

Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Multipolar Technology, menjelaskan mengapa perusahaan perbankan harus menggunakan platform VisionAnalytics. Menurutnya, platform basis data akan memengaruhi cara bagaimana perusahaan perbankan mengambil keputusan. Perbankan yang sudah memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 6 kali lebih besar untuk mempertahankan nasabahnya.

“Perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 23 kali lebih besar untuk mendapatkan nasabah baru dibanding yang tidak memilikinya. Lalu, perusahaan perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 19 kali lipat lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Semua itu bisa dilakukan karena basisnya data, analisis data,” katanya.

Fitur Customer 360 yang disediakan oleh platform VisionAnalytics mampu menyuguhkan profil nasabah secara detail, bukan hanya berdasarkan demografi, melainkan juga customer segmentationcustomer lifestyle profilecustomer purchase behaviourcustomer profitability ratio, dan lain sebagainya. Data profil nasabah itu bisa dilihat dengan mudah melalui dashboard secara real-time.

Kemudian data profil nasabah yang detail itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan targeted marketing campaign, meningkatkan customer relationship, serta memonitor dan mengevaluasi sebuah aktivitas pemasaran. Dengan begitu, database berbasis AI tersebut dapat digunakan untuk melakukan pre-sellingup-sellingcustomer lifetime value, dan lain sebagainya. “Ibarat pistol, enam pelurunya kita tembakkan kena semua karena sasaran target profilnya detail,” terang Achmad.

Namun demikian, di balik kecanggihan dan besarnya manfaat pengelolaan database, ada penjahat siber yang selalu menghantui. Derasnya transkasi secara online dan real time bisa menjadi sasaran kejahatan siber tersebut. Untuk itu, Multipolar Technology melengkapi platform big data VisionAnalytics-nya dengan modul penangkal fraud yang dinamakan Fraud Detection System.

Modul Fraud Detection System pada platform tersebut mampu memberikan perlindungan keamanan layanan perbankan secara real-time. Fraud Detection System bekerja dengan memantau aktivitas transaksi nasabah secara terus-menerus, mendeteksi nasabah itu riil atau fiktif, dan lain sebagainya sehingga upaya tindak kejahatan siber yang kian masif dapat dicegah sejak dini.

Achmad pun menyarankan perusahaan-perusahaan perbankan agar sesegera mungkin memanfaatkan platform big data analytics berbasis AI semacam VisionAnalytics yang dilengkapi modul Fraud Detection System mengingat dapat mendongkrak kinerja bisnis perbankan sekaligus menghalau bahaya keamanan siber yang terus mengancam.

Billie Setiawan, SVP Data Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI), mengakui bahwa manajemen data merupakan journey bagi semua perusahaan perbankan. Dengan platform big data analytics, perusahaan perbankan bisa mengubah cara pengelolaan data dari manual menjadi otomatis, terstruktur, cepat, bersih, dan valuable insights.

“Dengan data analytics berbasis AI, perusahaan dapat mempercepat pekerjaan pengolahan data dari semula 2-3 hari menjadi bersifat real-time, prediktif, dan aman. Ini menjadi data intelligence yang memungkinkan perbankan bisa mengetahui profil nasabah melalui dashboard sehingga mendatangkan peluang untuk menggarap nasabah tersebut,” katanya.

Kecanggihan Pengelolaan Big Data Jadi Kunci Kemenangan Perbankan di Era Digital

Iconomics – Jika satu dekade lalu nasabah perbankan umumnya hanya melakukan transaksi 2-3 kali dalam sebulan, kini bisa jadi lebih dari 10 kali dalam sehari. Bagaimana tidak, saat ini semua proses pembayaran dan pemindahbukuan dapat dilakukan dengan mudah melalui satu tangan (via mobile banking dan online banking) tanpa harus pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) atau kantor kas.

Contoh yang paling gampang, saat memesan ojek online untuk menuju ke stasiun, kita membayarnya menggunakan e-wallet; untuk naik kereta kita membayarnya dengan kartu e-money; begitu makan siang kita memanfaatkan QRIS; untuk memesan barang dan membeli pulsa kita memakai mobile banking; dan seterusnya. Jadi, satu orang bisa bertransaksi perbankan berkali-kalii dalam sehari.

Itulah bukti bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku konsumen (consumer behaviour) atau nasabah dalam industri perbankan secara total. Berkat digitalisasi, nilai transaksi digital banking di Tanah Air pun lantas melonjak drastis. Jika tahun ini diproyeksikan bakal mencapai Rp58.478 triliun, merujuk pada data Bank Indonesia, tahun depan diyakini naik menjadi Rp63.803 triliun.

Seiring dengan itu, jumlah data yang mesti diolah oleh perusahaan perbankan juga kian berlipat. Masalahnya, menurut Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Mohamad Miftah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan perbankan terkait hal itu. Misalnya, kemampuan mengelola data dan risiko ancaman kebocoran data nasabah.

“Belum lagi soal ketidaksesuaian investasi teknologi informasi dengan strategi bisnis perusahaan, risiko outsourcing dengan pihak ketiga, dan lain sebagainya,” ujarnya dalam acara BPD Forum 2024 bertema “Becoming Data-Driven Organization: Analytics Strategy and Digital Landscape Acceleration” yang digelar Asbanda dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) di Bali belum lama ini.

Platform Big Data

Mengingat begitu kompleksnya masalah data yang harus dikelola, sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor bisnis, Multipolar Technology menyarankan kepada perusahaan-perusahaan perbankan, baik bank nasional maupun bank pembangunan daerah, agar memanfaatkan platform big data yang canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti VisionAnalytics.

Platform big data VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data keluaran Multipolar Technology yang mampu berperan sebagai tempat untuk menyimpan data (data lake), memproses transformasi data (data engineering), menyajikan hasil analitik data (data analytic), operational database untuk mendukung real-time processing, dan alat untuk memprediksi data.

Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Multipolar Technology, menjelaskan alasan perusahaan perbankan harus menggunakan platform VisionAnalytics. Menurutnya, platform basis data akan memengaruhi cara bagaimana perusahaan perbankan mengambil keputusan. Perbankan yang sudah memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 6 kali lebih besar untuk mempertahankan nasabahnya.

“Perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 23 kali lebih besar untuk mendapatkan nasabah baru dibanding yang tidak memilikinya. Lalu, perusahaan perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 19 kali lipat lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Semua itu bisa dilakukan karena basisnya data, analisis data,” katanya.

Fitur Customer 360 yang disediakan oleh platform VisionAnalytics mampu menyuguhkan profil nasabah secara detail, bukan hanya berdasarkan demografi, melainkan juga customer segmentationcustomer lifestyle profilecustomer purchase behaviourcustomer profitability ratio, dan lain sebagainya. Data profil nasabah itu bisa dilihat dengan mudah melalui dashboard secara real-time.

Kemudian data profil nasabah yang detail itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan targeted marketing campaign, meningkatkan customer relationship, serta memonitor dan mengevaluasi sebuah aktivitas pemasaran. Dengan begitu, database berbasis AI tersebut dapat digunakan untuk melakukan pre-sellingup-sellingcustomer lifetime value, dan lain sebagainya. “Ibarat pistol, enam pelurunya kita tembakkan kena semua karena sasaran target profilnya detail,” terang Achmad.

Namun demikian, di balik kecanggihan dan besarnya manfaat pengelolaan database, ada penjahat siber yang selalu menghantui. Derasnya transkasi secara online dan real time bisa menjadi sasaran kejahatan siber tersebut. Untuk itu, Multipolar Technology melengkapi platform big data VisionAnalytics-nya dengan modul penangkal fraud yang dinamakan Fraud Detection System.

Modul Fraud Detection System pada platform tersebut mampu memberikan perlindungan keamanan layanan perbankan secara real-time. Fraud Detection System bekerja dengan memantau aktivitas transaksi nasabah secara terus-menerus, mendeteksi nasabah itu riil atau fiktif, dan lain sebagainya sehingga upaya tindak kejahatan siber yang kian masif dapat dicegah sejak dini.

Achmad pun menyarankan perusahaan-perusahaan perbankan agar sesegera mungkin memanfaatkan platform big data analytics berbasis AI semacam VisionAnalytics yang dilengkapi modul Fraud Detection System mengingat dapat mendongkrak kinerja bisnis perbankan sekaligus menghalau bahaya keamanan siber yang terus mengancam.

Billie Setiawan, SVP Data Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mengakui bahwa manajemen data merupakan journey bagi semua perusahaan perbankan. Dengan platform big data analytics, perusahaan perbankan bisa mengubah cara pengelolaan data dari manual menjadi otomatis, terstruktur, cepat, bersih, dan valuable insights.

“Dengan data analytics berbasis AI, perusahaan dapat mempercepat pekerjaan pengolahan data dari semula 2-3 hari menjadi bersifat real-time, prediktif, dan aman. Ini menjadi data intelligence yang memungkinkan perbankan bisa mengetahui profil nasabah melalui dashboard sehingga mendatangkan peluang untuk menggarap nasabah tersebut,” katanya.

Kecanggihan Pengelolaan Big Data Jadi Kunci Kemenangan Perbankan di Era Digital

Jika satu dekade lalu nasabah perbankan umumnya hanya melakukan transaksi 2-3 kali dalam sebulan, kini bisa jadi lebih dari 10 kali dalam sehari. Bagaimana tidak, saat ini semua proses pembayaran dan pemindahbukuan dapat dilakukan dengan mudah melalui satu tangan (via mobile banking dan online banking) tanpa harus pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) atau kantor kas.

Contoh yang paling gampang, saat memesan ojek online untuk menuju ke stasiun, kita membayarnya menggunakan e-wallet; untuk naik kereta kita membayarnya dengan kartu e-money; begitu makan siang kita memanfaatkan QRIS; untuk memesan barang dan membeli pulsa kita memakai mobile banking; dan seterusnya. Jadi, satu orang bisa bertransaksi perbankan berkali-kalii dalam sehari.

Itulah bukti bahwa digitalisasi telah mengubah perilaku konsumen (consumer behaviour) atau nasabah dalam industri perbankan secara total. Berkat digitalisasi, nilai transaksi digital banking di Tanah Air pun lantas melonjak drastis. Jika tahun ini diproyeksikan bakal mencapai Rp58.478 triliun, merujuk pada data Bank Indonesia, tahun depan diyakini naik menjadi Rp63.803 triliun.

Seiring dengan itu, jumlah data yang mesti diolah oleh perusahaan perbankan juga kian berlipat. Masalahnya, menurut Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Mohamad Miftah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan perbankan terkait hal itu. Misalnya, kemampuan mengelola data dan risiko ancaman kebocoran data nasabah.

“Belum lagi soal ketidaksesuaian investasi teknologi informasi dengan strategi bisnis perusahaan, risiko outsourcing dengan pihak ketiga, dan lain sebagainya,” ungkapnya dalam acara BPD Forum 2024 bertema Becoming Data-Driven Organization: Analytics Strategy and Digital Landscape Acceleration yang digelar Asbanda dan PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT) di Bali belum lama ini.

Mengingat begitu kompleksnya masalah data yang harus dikelola, sebagai perusahaan yang fokus membantu automasi beragam sektor bisnis, Multipolar Technology menyarankan kepada perusahaan-perusahaan perbankan, baik bank nasional maupun bank pembangunan daerah, agar memanfaatkan platform big data yang canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti VisionAnalytics.

Platform big data VisionAnalytics merupakan solusi end-to-end big data keluaran Multipolar Technology yang mampu berperan sebagai tempat untuk menyimpan data (data lake), memproses transformasi data (data engineering), menyajikan hasil analitik data (data analytic), operational database untuk mendukung real-time processing, dan alat untuk memprediksi data.

Achmad Fakhrudin, Senior Vice President Multipolar Technology menjelaskan mengapa perusahaan perbankan harus menggunakan platform VisionAnalytics. Menurutnya, platform basis data akan memengaruhi cara bagaimana perusahaan perbankan mengambil keputusan. Perbankan yang sudah memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 6 kali lebih besar untuk mempertahankan nasabahnya.

“Perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 23 kali lebih besar untuk mendapatkan nasabah baru dibanding yang tidak memilikinya. Lalu, perusahaan perbankan yang memiliki big data analytic akan mempunyai semangat 19 kali lipat lebih besar untuk memperoleh keuntungan. Semua itu bisa dilakukan karena basisnya data, analisis data,” jelas Achmad.

Fitur Customer 360 yang disediakan oleh platform VisionAnalytics mampu menyuguhkan profil nasabah secara detail, bukan hanya berdasarkan demografi, melainkan juga customer segmentation, customer lifestyle profile, customer purchase behaviour, customer profitability ratio, dan sebagainya. Data profil nasabah itu bisa dilihat dengan mudah melalui dashboard secara real-time.

Kemudian data profil nasabah yang detail itu bisa dimanfaatkan untuk melakukan targeted marketing campaign, meningkatkan customer relationship, serta memonitor dan mengevaluasi sebuah aktivitas pemasaran. Dengan begitu, database berbasis AI tersebut dapat digunakan untuk melakukan pre-selling, up-selling, customer lifetime value, dan lainnya. “Ibarat pistol, enam pelurunya kita tembakkan kena semua karena sasaran target profilnya detail,” Achmad menguraikan.

Namun demikian, di balik kecanggihan dan besarnya manfaat pengelolaan database, ada penjahat siber yang selalu menghantui. Derasnya transkasi secara online dan real time bisa menjadi sasaran kejahatan siber tersebut. Untuk itu, Multipolar Technology melengkapi platform big data VisionAnalytics-nya dengan modul penangkal fraud yang dinamakan Fraud Detection System.

Modul Fraud Detection System pada platform tersebut mampu memberikan perlindungan keamanan layanan perbankan secara real-time. Fraud Detection System bekerja dengan memantau aktivitas transaksi nasabah secara terus-menerus, mendeteksi nasabah itu riil atau fiktif, dan lain sebagainya sehingga upaya tindak kejahatan siber yang kian masif dapat dicegah sejak dini.

Achmad menyarankan perusahaan-perusahaan perbankan agar sesegera mungkin memanfaatkan platform big data analytics berbasis AI semacam VisionAnalytics yang dilengkapi modul Fraud Detection System mengingat dapat mendongkrak kinerja bisnis perbankan sekaligus menghalau bahaya keamanan siber yang terus mengancam.

Billie Setiawan, SVP Data Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI) mengakui bahwa manajemen data merupakan journey bagi semua perusahaan perbankan. Dengan platform big data analytics, perusahaan perbankan bisa mengubah cara pengelolaan data dari manual menjadi otomatis, terstruktur, cepat, bersih, dan valuable insights.

“Dengan data analytics berbasis AI, perusahaan dapat mempercepat pekerjaan pengolahan data dari semula 2-3 hari menjadi bersifat real-time, prediktif, dan aman. Ini menjadi data intelligence yang memungkinkan perbankan bisa mengetahui profil nasabah melalui dashboard sehingga mendatangkan peluang untuk menggarap nasabah tersebut,” jelas Billie.

Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan yang Andal dan Modern

INDOPOS.CO.ID – Dunia yang semakin digital saat ini mendorong bertumbuhnya kebutuhan terhadap transformasi digital setiap tahunnya. Berdasarkan data perusahaan riset pasar Market Research Future, nilai pasar transformasi digital global pada 2030 diperkirakan mencapai US$7,6 triliun, naik dari US$1,3 triliun pada 2021 dan US$1,6 triliun pada 2022.

Kebutuhan transformasi digital tersebut tak hanya ditunjukkan oleh negara-negara maju, melainkan juga negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah kian menyadari bahwa mendigitalisasi layanan merupakan sebuah keharusan, bukan pilihan. Masalahnya, mendigitalisasi layanan saja tidaklah cukup.

Menurut Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Shangri-La Jakarta, Selasa (5/12), “Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal.”

Setidaknya ada tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology sebagai perusahaan system integrator dan penyedia layanan digital terkemuka untuk membantu pelanggan dalam mendigitalisasi layanan secara andal dan modern. Ketiga solusi itu, antara lain IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

Mengatasi integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin dipermudah dengan adanya solusi IBM API Connect yang berjalan di atas platform IBM Cloud Pak for Integration (CP4I). IBM CP4I hadir sebagai platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloud, public cloud, hybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan memonetisasi API dengan prinsip “Create, Run, Manage, Secure”. Alhasil, IBM API Connect membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi secara lancar dan komprehensif yang bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Lalu, untuk penyimpanan dan manajemen data, Multipolar Technology menawarkan IBM Storage Fusion. Selain dapat menyederhanakan proses modernisasi platform, kata Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, IBM Storage Fusion juga berperan, antara lain memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Solusi yang ketiga adalah IBM Instana, merupakan solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis. Dengan IBM Instana, tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi—juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

“IBM Instana dibutuhkan karena beragamnya teknologi yang digunakan perusahaan, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus,” katanya. “Dengan solusi ini, tim TI tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memantau banyaknya events dan logs yang terjadi di aplikasi. Alert akan terkirim otomatis jika muncul ancaman pada sistem.”

Jadi, perusahaan-perusahaan di era digital sudah waktunya menerapkan solusi IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana yang mampu mengintegrasikan beragam sistem ke dalam satu-kesatuan platform, mencadangkan dan memulihkan data, mengoptimalkan kinerja aplikasi, serta mendeteksi ancaman yang mungkin muncul, demi menyuguhkan layanan digital yang andal dan optimal. “Tim ahli Multipolar Technology memiliki pengalaman yang mumpuni dan siap membantu untuk pengimplementasiannya,” kata Jip Ivan

 

Multipolar Technology Sarankan Tiga Solusi untuk Mendukung Transformasi Digital Perusahaan

Jakarta – Digitalisasi semakin masif. Tidak hanya di negara maju, tapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan-perusahaan pun makin menyadari bahwa digitalisasi adalah keharusan.

Persoalannya, sekarang ini melakukan digitalisasi layanan saja tidak lagi cukup. Digitalisasi harus dilakukan terintegrasi dengan dukungan infrastruktur dan solusi yang bisa diandalkan.

“Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal,” tutur Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Jakarta, Selasa, 5 Desember 2023.

Menurut Jip, paling tidak ada tiga solusi yang MLPT tawarkan untuk mendukung klien mendigitalisasi layanan. Ketiganya adalah IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

IBM API Connect membuat integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin mudah. Solusi ini berjalan di IBM Cloud Pak for Integration (CP4I), platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloud, public cloud, hybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan melakukan monetisasi. Solusi ini membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi , yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Sementara, IBM Storage Fusion berperan sebagai penyimpanan dan manajemen data. Lindra Heryadi, Head Presales IBM Hardware MLPT mengatakan, solusi ini dapat menyederhanakan proses modernisasi platform. IBM Storage Fusion antara lain berperan untuk memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Adapun yang ketiga adalah IBM Instana, solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis.

Dengan bantuan solusi ini tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan yang Andal dan Modern

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Dunia yang semakin digital saat ini mendorong bertumbuhnya kebutuhan terhadap transformasi digital setiap tahunnya. Berdasarkan data perusahaan riset pasar Market Research Future, nilai pasar transformasi digital global pada 2030 diperkirakan mencapai US$7,6 triliun, naik dari US$1,3 triliun pada 2021 dan US$1,6 triliun pada 2022.

Kebutuhan transformasi digital tersebut tak hanya ditunjukkan oleh negara-negara maju, melainkan juga negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah kian menyadari bahwa mendigitalisasi layanan merupakan sebuah keharusan, bukan pilihan. Masalahnya, mendigitalisasi layanan saja tidaklah cukup.

Menurut Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Shangri-La Jakarta, Selasa (5/12), “Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal.”

Setidaknya ada tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology sebagai perusahaan system integrator dan penyedia layanan digital terkemuka untuk membantu pelanggan dalam mendigitalisasi layanan secara andal dan modern. Ketiga solusi itu, antara lain IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

Mengatasi integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin dipermudah dengan adanya solusi IBM API Connect yang berjalan di atas platform IBM Cloud Pak for Integration (CP4I). IBM CP4I hadir sebagai platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloudpublic cloudhybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan memonetisasi API dengan prinsip “Create, Run, Manage, Secure”. Alhasil, IBM API Connect membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi secara lancar dan komprehensif yang bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Lalu, untuk penyimpanan dan manajemen data, Multipolar Technology menawarkan IBM Storage Fusion. Selain dapat menyederhanakan proses modernisasi platform, kata Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, IBM Storage Fusion juga berperan, antara lain memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Solusi yang ketiga adalah IBM Instana, merupakan solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis. Dengan IBM Instana, tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi—juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

“IBM Instana dibutuhkan karena beragamnya teknologi yang digunakan perusahaan, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus,” katanya. “Dengan solusi ini, tim TI tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memantau banyaknya events dan logs yang terjadi di aplikasi. Alert akan terkirim otomatis jika muncul ancaman pada sistem.”

Jadi, perusahaan-perusahaan di era digital sudah waktunya menerapkan solusi IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana yang mampu mengintegrasikan beragam sistem ke dalam satu-kesatuan platform, mencadangkan dan memulihkan data, mengoptimalkan kinerja aplikasi, serta mendeteksi ancaman yang mungkin muncul, demi menyuguhkan layanan digital yang andal dan optimal. “Tim ahli Multipolar Technology memiliki pengalaman yang mumpuni dan siap membantu untuk pengimplementasiannya,” kata Jip Ivan.

Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan

Iconomics – Dunia yang semakin digital saat ini mendorong bertumbuhnya kebutuhan terhadap transformasi digital setiap tahunnya. Berdasarkan data perusahaan riset pasar Market Research Future, nilai pasar transformasi digital global pada 2030 diperkirakan mencapai US$7,6 triliun, naik dari US$1,3 triliun pada 2021 dan US$1,6 triliun pada 2022.

Kebutuhan transformasi digital tersebut tak hanya ditunjukkan oleh negara-negara maju, melainkan juga negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah kian menyadari bahwa mendigitalisasi layanan merupakan sebuah keharusan, bukan pilihan. Masalahnya, mendigitalisasi layanan saja tidaklah cukup.

Menurut Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Shangri-La Jakarta, Selasa (5/12), “Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal.”

Setidaknya ada tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology sebagai perusahaan system integrator dan penyedia layanan digital terkemuka untuk membantu pelanggan dalam mendigitalisasi layanan secara andal dan modern. Ketiga solusi itu, antara lain IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

Mengatasi integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin dipermudah dengan adanya solusi IBM API Connect yang berjalan di atas platform IBM Cloud Pak for Integration (CP4I). IBM CP4I hadir sebagai platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloudpublic cloudhybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan memonetisasi API dengan prinsip “Create, Run, Manage, Secure”. Alhasil, IBM API Connect membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi secara lancar dan komprehensif yang bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Lalu, untuk penyimpanan dan manajemen data, Multipolar Technology menawarkan IBM Storage Fusion. Selain dapat menyederhanakan proses modernisasi platform, kata Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, IBM Storage Fusion juga berperan, antara lain memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Solusi yang ketiga adalah IBM Instana, merupakan solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis. Dengan IBM Instana, tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi—juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

“IBM Instana dibutuhkan karena beragamnya teknologi yang digunakan perusahaan, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus,” katanya. “Dengan solusi ini, tim TI tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memantau banyaknya events dan logs yang terjadi di aplikasi. Alert akan terkirim otomatis jika muncul ancaman pada sistem,” ujarnya.

Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan yang Andal dan Modern

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Dunia yang semakin digital saat ini mendorong bertumbuhnya kebutuhan terhadap transformasi digital setiap tahunnya. Berdasarkan data perusahaan riset pasar Market Research Future, nilai pasar transformasi digital global pada 2030 diperkirakan mencapai US$7,6 triliun, naik dari US$1,3 triliun pada 2021 dan US$1,6 triliun pada 2022.

Kebutuhan transformasi digital tersebut tak hanya ditunjukkan oleh negara-negara maju, melainkan juga negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah kian menyadari bahwa mendigitalisasi layanan merupakan sebuah keharusan, bukan pilihan. Masalahnya, mendigitalisasi layanan saja tidaklah cukup.

Menurut Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Shangri-La Jakarta, Selasa (5/12), “Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal.”

Setidaknya ada tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology sebagai perusahaan system integrator dan penyedia layanan digital terkemuka untuk membantu pelanggan dalam mendigitalisasi layanan secara andal dan modern. Ketiga solusi itu, antara lain IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

Mengatasi integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin dipermudah dengan adanya solusi IBM API Connect yang berjalan di atas platform IBM Cloud Pak for Integration (CP4I). IBM CP4I hadir sebagai platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloud, public cloud, hybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan memonetisasi API dengan prinsip “Create, Run, Manage, Secure”. Alhasil, IBM API Connect membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi secara lancar dan komprehensif yang bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Lalu, untuk penyimpanan dan manajemen data, Multipolar Technology menawarkan IBM Storage Fusion. Selain dapat menyederhanakan proses modernisasi platform, kata Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, IBM Storage Fusion juga berperan, antara lain memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Solusi yang ketiga adalah IBM Instana, merupakan solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis. Dengan IBM Instana, tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi—juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

“IBM Instana dibutuhkan karena beragamnya teknologi yang digunakan perusahaan, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus,” katanya. “Dengan solusi ini, tim TI tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memantau banyaknya events dan logs yang terjadi di aplikasi. Alert akan terkirim otomatis jika muncul ancaman pada sistem.”

Jadi, perusahaan-perusahaan di era digital sudah waktunya menerapkan solusi IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana yang mampu mengintegrasikan beragam sistem ke dalam satu-kesatuan platform, mencadangkan dan memulihkan data, mengoptimalkan kinerja aplikasi, serta mendeteksi ancaman yang mungkin muncul, demi menyuguhkan layanan digital yang andal dan optimal. “Tim ahli Multipolar Technology memiliki pengalaman yang mumpuni dan siap membantu untuk pengimplementasiannya,” kata Jip Ivan.

Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan yang Andal dan Modern

JawaPos.com – Dunia yang semakin digital saat ini mendorong bertumbuhnya kebutuhan terhadap transformasi digital setiap tahunnya. Data perusahaan riset pasar Market Research Future, nilai pasar transformasi digital global pada 2030 diperkirakan mencapai USD7,6 triliun, naik dari USD1,3 triliun pada 2021 dan USD1,6 triliun pada 2022.

Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dalam seminar “Get Ready for 2024: Building Agile, Modern, and Reliable Digital Services” di Shangri-La Jakarta, Selasa (5/12), “Mendigitalisasi layanan perusahaan yang cukup kompleks harus dilakukan secara benar dengan menggunakan solusi yang andal.”

Setidaknya ada tiga solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology sebagai perusahaan system integrator dan penyedia layanan digital terkemuka untuk membantu pelanggan dalam mendigitalisasi layanan secara andal dan modern. Ketiga solusi itu, antara lain IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana.

Mengatasi integrasi teknologi layanan perusahaan yang heterogen semakin dipermudah dengan adanya solusi IBM API Connect yang berjalan di atas platform IBM Cloud Pak for Integration (CP4I). IBM CP4I hadir sebagai platform integrasi hybrid berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mendukung berbagai skema integrasi, baik dari lingkungan private cloud, public cloud, hybrid cloud, maupun on-premise.

Di Era Application Programming Interface (API) Economy, solusi IBM API Connect mempermudah perusahaan dalam mengintegrasikan sistem dan memonetisasi API dengan prinsip “Create, Run, Manage, Secure”. Alhasil, IBM API Connect membantu bisnis menghubungkan berbagai sistem dan aplikasi secara lancar dan komprehensif yang bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Lalu, untuk penyimpanan dan manajemen data, Multipolar Technology menawarkan IBM Storage Fusion. Selain dapat menyederhanakan proses modernisasi platform, kata Lindra Heryadi, Department Head Presales IBM Hardware Multipolar Technology, IBM Storage Fusion juga berperan, antara lain memastikan sistem layanan tetap berjalan aktif, melakukan pencadangan terintegrasi yang bisa diskalakan ke beberapa situs, dan memulihkan data saat terjadi bencana.

Solusi yang ketiga adalah IBM Instana, merupakan solusi Application Performance Management yang memberikan visibilitas lengkap terhadap setiap request yang masuk ke aplikasi, membuat profil dari request itu, lalu mengorelasikan dan menganalisis datanya secara otomatis. Dengan IBM Instana, tim teknologi informasi (TI) perusahaan bisa lebih cepat dan akurat mengidentifikasi bugs, latensi aplikasi, dan permasalahan lainnya yang dapat menghambat kinerja aplikasi.

Jip Ivan menambahkan, pemantauan otomatis, model data komprehensif, dan kemampuan analitik mendalam yang disuguhkan oleh IBM Instana dapat membantu tim TI perusahaan memperoleh insight mengenai kinerja aplikasi—juga mendorong tim untuk mengambil tindakan lebih dini apabila terjadi ancaman.

“IBM Instana dibutuhkan karena beragamnya teknologi yang digunakan perusahaan, baik yang berjalan di infrastruktur on-premise maupun on-cloud, dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus,” katanya. “Dengan solusi ini, tim TI tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk memantau banyaknya events dan logs yang terjadi di aplikasi. Alert akan terkirim otomatis jika muncul ancaman pada sistem.”

Jadi, perusahaan-perusahaan di era digital sudah waktunya menerapkan solusi IBM API Connect, IBM Storage Fusion, dan IBM Instana yang mampu mengintegrasikan beragam sistem ke dalam satu-kesatuan platform, mencadangkan dan memulihkan data, mengoptimalkan kinerja aplikasi, serta mendeteksi ancaman yang mungkin muncul, demi menyuguhkan layanan digital yang andal dan optimal.