BeritaSatu – Layanan VidiaCloud Permudah Pengembangan Bisnis Inkubasi

Jakarta – PT Visionet Data Internasional (VisioNet), anak usaha PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang merupakan penyedia layanan Total IT Managed Services pertama dan terbesar di Indonesia, meluncurkan layanan VidiaCloud guna menjawab kebutuhan pasar akan layanan cloud computing (public, private dan hybrid cloud).

Presiden Direktur VisioNet, Paulinus Soegondo, mengatakan, VidiaCloud merupakan layanan cloud computing pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems yang ditujukan guna membantu bisnis untuk bertransformasi dan berinovasi serta menjadi semakin dinamis dan lincah.

“Selama ini IT Cloud sudah ada, tapi yang jadi permasalahan adalah sewa layanan diluar tapi tidak tahu dimana disimpannya. VidiaCloud jelas lokasinya dan ini kelebihannya. Secara keamanan juga kita bisa yakinkan pelanggan bahwa data yang disimpan akan aman,” ujar Paulinus dalam peluncuran VidiaCloud, di Jakarta, Rabu (31/1).

Menurut Paulinus, guna menjamin kualitas layanan, pihaknya menempatkan VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924-A yang memiliki standar kualitas layanan Jepang 3S (Safe, Stable dan Sustainable) dan SLA 99,982 persen dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Quality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, TVRA (Threat, Vulnerability & Risk Assessment) serta PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard), dan telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu PBI Nomor 9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK Nomor 38/POJK.03/2016).

“Layanan ini dapat membantu pelaku UMKM untuk masuk ke bisnis IT. Visionet sendiri memiliki 200 kantor cabang di 173 kota di Indonesia. Ini akan membantu teman-teman yang baru di bidang UMKM bahwa tidak usah takut menggunakan IT,” ucapnya.

Hybrid IT Director HPE, Michael Thiotrisno menambahkan, HPE ProLiant untuk Microsoft Azure Stack memungkinkan perusahaan menjalankan layanan komputasi berbasis Azure di data center lokal. “Pengguna layanan ini akan mendapatkan manfaat penuh dari hybrid cloud computing dengan pengalaman yang sama seperti mengoperasikan cloud di lingkungan Azure,” jelasnya.

Michael menambahkan, perusahaan dari berbagai sektor bisa menikmati layanan VidiaCloud untuk mengembangkan bisnis inkubasi, merespons kebutuhan bisnis secara cepat, dan memastikan kelangsungan operasional bisnisnya tanpa perlu dipusingkan lagi dengan penyediaan sumber daya untuk mengelolanya.

Direktur PT Visionet Data Internasional (VisioNet), Miko Yanuar, mengatakan, tidak semua perusahaan mau berinvestasi besar untuk bisnis inkubasi. Dengan pendekatan cloud, pay as you use, pelanggan bisa berlangganan yang dibutuhkan dan membayar hanya yang digunakan saja, sehingga investasi di awal bisa rendah sekali dan kebutuhan compute resource (core, memory, storage) bisa ditingkatkan dengan cepat untuk menjawab kebutuhan pasar.

“Pelanggan bisa langsung menggunakan layanan cloud tanpa perlu dipusingkan pengelolaan perangkat keras, perangkat jaringan, perangkat keamanan, interkoneksi dan bahkan sampai dengan pengelolaan layanan cloud itu sendiri, sehingga pelanggan bisa makin fokus pada pengembangan bisnis utamanya dan pertumbuhan bisnis ke depan,” jelas Miko.

Untuk mempercepat penetrasi pasar, VisioNet menggandeng PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis guna menawarkan solusi ini ke pasar.

“Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi VisioNet dengan meluncurkan layanan VidiaCloud sebagai alternatif bagi pelaku usaha yang menginginkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi dalam bisnis. Kami optimis layanan baru dari VisioNet ini mampu meningkatkan kontribusi pendapatan bagi perusahaan. Kolaborasi dari Multipolar Technology Group (Multipolar Technology, Visionet Data Internasional dan Graha Teknologi Nusantara) ditambah dengan pengalaman di bidang IT Managed Services sejak 2006 dengan cakupan layanan yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi nilai tambah yang patut diperhitungkan dalam memilih penyedia layanan cloud,” ujar Presiden Direktur Multipolar Technology, Wahyudi Chandra.

BeritaSatu - Layanan VidiaCloud Permudah Pengembangan Bisnis Inkubasi

Infokomputer: Inilah Keunggulan VidiaCloud untuk Tingkatkan Keuntungan Perusahaan

Tampak strategic partner sedang sedang berbincang seputar keunggulan dari VidiaCloud yang diluncurkan hari ini (31/1) di Jakarta, dari kiri ke kanan, Direktur PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), Bp. Akira Yoshimoto, Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), Bp. Wahyudi Chandra, Direktur VisioNet, Bp. Miko Yanuar, Presiden Direktur VisioNet, Bp. Paulinus Soegondo, Director Enterprise & Commercial Microsoft lndonesia, lbu Nina Wirahadikusumah, Presiden Direktur CTI, Bp. Harry Surjanto, Presiden Direktur PT Helios lnformatika Nusantara, Bp. Deddy Sudja, Country Managing Director Hewlett Packard Enterprise (HPE), Bp. Hengkie Kastono, dan Director & General Manager APAC Pointnext Channel and Service Providers Hewlett Packard Enterprise (HPE), Christanto Suryadarma.

PT. Visionet Data Internasional (VisioNet), anak usaha PT Multipolar Technology Tbk meluncurkan layanan VidiaCloud untuk menjawab kebutuhan pasar terhadap layanan cloud computing (public, private dan hybrid cloud) di Jakarta.

VidiaCloud memposisikan dirinya sebagai Trusted, Reliable & Excellence Cloud Service karena VisioNet memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun dalam memberikan layanan IT Managed Services kepada korporasi besar.

VidiaCloud merupakan layanan cloud computing pertama di Indonesia yang menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems untuk terus bertransformasi dan berinovasi.

Paulinus Soegondo (Presiden Direktur PT Visionet Data Internasional) mengatakan permasalahan utama pengadopsian layanan cloud adalah keamanan data, pengawasan, dan data sovereignty (kedaulatan data).

“Kami memahami bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum yakin untuk memanfaatkan cloud computing. Karena itu, kami mempercayakan solusi Microsoft Azure Stack dengan infrastruktur HPE Integrated Systems untuk VidiaCloud,” katanya di Jakarta, Rabu.

Michael Thiotrisno (Hybrid IT Director HPE) mengatakan HPE ProLiant untuk Microsoft Azure Stack memungkinkan perusahaan menjalankan layanan komputasi berbasis Azure di data center lokal.

“Pengguna layanan ini akan mendapatkan manfaat penuh dari hybrid cloud computing dengan pengalaman yang sama seperti mengoperasikan cloud di lingkungan Azure: ujarnya.

Miko Yanuar (Direktur PT Visionet Data Internasional) mengatakan perusahaan dari berbagai sektor bisa menikmati layanan VidiaCloud untuk mengembangkan bisnis inkubasi, merespons kebutuhan bisnis secara cepat, dan memastikan kelangsungan operasional bisnisnya (business continuity) tanpa perlu penyediaan sumber daya untuk mengelolanya.

“Tidak semua perusahaan mau berinvestasi besar untuk bisnis inkubasi. Dengan pendekatan cloud — pay as you use, pelanggan bisa berlangganan yang dibutuhkan dan membayar hanya yang digunakan saja, sehingga investasi awal bisa rendah: katanya.

Miko mengatakan pelanggan bisa langsung menggunakan layanan cloud VidiaCloud tanpa perlu pusing dengan pengelolaan perangkat keras, perangkat jaringan, perangkat keamanan, interkoneksi bahkan sampai dengan pengelolaan layanan cloud itu sendiri.

“Pelanggan tinggal makin fokus pada pengembangan bisnis utamanya dan pertumbuhan bisnis ke depan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk berbagi pakai compute resource dengan perusahaan lain sehingga efisiensi biaya bisa ditingkatkan dan mendukung fleksibilitas bisnis,” pungkasnya.

Keunggulan

VidiaCloud memiliki layanan 24×7 Customer Care, 24×7 Security Operation Center, ISO 9001 Ouality Management System dan ISO 20001 IT Service Management yang akan rampung pada pertengahan 2018.

VidiaCloud mampu menghadirkan beragam solusi untuk menjawab kebutuhan pelanggan seperti Infrastructure as a Service (laaS), Backup as a Service (BaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).

Selain itu, VisioNet menempatkan layanan cloud computing VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924-A yang memiliki standar kualitas layanan Jepang 3S (Safe, Stable dan Sustainable) dan SLA 99,982 persen dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Ouality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, TVRA (Threat, Vulnerability & Risk Assessment) serta PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard), dan telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu PBI No.9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No.38/POJK.03/2016).

VisioNet juga menyediakan model bisnis IT Shared Services yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur TI berbasis opex (operating expense) dalam waktu kurang dari 7 hari atau dalam hitungan jam.

Mitra Bisnis

VisioNet pun menggandeng PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis untuk menawarkan solusi VidiaCloud ke pasar.

Wahyudi Chandra (Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk) mengatakan layanan VidiaCloud dapat menjadi alternatif bagi pelaku usaha yang menginginkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi dalam bisnis.

“Kami optimis layanan baru dari VisioNet ini mampu meningkatkan kontribusi pendapatan bagi perusahaan,” ujarnya.

Infokomputer: Inilah Keunggulan VidiaCloud untuk Tingkatkan Keuntungan Perusahaan

iTech – VisioNet Luncurkan VidiaCloud

Jakarta-Itech- PT Visionet Data Internasional (VisioNet), anak usaha PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang merupakan penyedia layanan Total IT Managed Services, meluncurkan layanan VidiaCloud untuk memenuhi kebutuhan pasar akan layanan cloud computing (public, private dan hybrid cloud). VidiaCloud memposisikan diri sebagai Trusted, Reliable & Excellence Cloud Service.

Saat ini masih banyak pelaku usaha yang belum sepenuhnya yakin menggunakan cloud computing. Permasalahan utamanya, mereka kuatir akan keamanan data, pengawasan, dan kedaulatan data perusahaan. Mengantisipasi permasalahan ini, VisioNet meluncurkan layanan VidiaCloud, layanan cloud computing yang dibangun menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems. Solusi ini guna membantu kalangan bisnis bertransformasi dan berinovasi agar performa usahaya menjadi semakin dinamis dan lincah.

Dalam pengembangan solusi VidiaCloud ini, VisioNet menggandeng PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis untuk menghadirkan solusi ini ke pasar. “Kami memahami bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum yakin untuk memanfaatkan cloud computing. Untuk itu kami mempercayakan solusi Microsoft Azure Stack dengan infrastruktur HPE Integrated Systems untuk VidiaCloud sehingga bisa meniadakan semua risiko tersebut,” jelas Paulinus Soegondo, Presiden Direktur PT Visionet Data Internasional (VisioNet) kepada pers saat peluncuran VidiaCloud (31/1), di Jakarta.

VidiaCloud optimistis memposisikan diri sebagai Trusted, Reliable & Excellence Cloud Service karena VisioNet memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun dalam memberikan layanan IT Managed Services kepada korporasi besar. Selain itu, VidiaCloud merupakan layanan cloud computing yang semua layanannya berada di Indonesia dan didukung dengan 24×7 Customer Care, 24×7 Security Operation Center, ISO 9001 Quality Management System dan ISO 20001 IT Service Management (akan rampung pada pertengahan tahun 2018). VidiaCloud menghadirkan beragam solusi yang dapat secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan seperti Infrastructure as a Service (IaaS), Backup as a Service (BaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).

Untuk menjamin kualitas layanan, VisioNet menempatkan VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924-A yang memiliki standar kualitas layanan Jepang 3S (Safe, Stable dan Sustainable) dan SLA 99,982% dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Quality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, TVRA (Threat, Vulnerability & Risk Assessment) serta PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Selain itu, juga telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu PBI No.9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No.38/POJK.03/2016). (AC)

iTech - VisioNet Luncurkan VidiaCloud

Investor Daily – VisioNet Meluncurkan VidiaCloud

Oleh Emanuel Kure

 JAKARTA — PT Visionet Data Internasional (VisioNet), anak usaha PT Multipolar Technology Tbk yang merupakan penyedia layanan total IT managed services, meluncurkan layanan VidiaCloud guna menjawab kebutuhan layanan komputasi awan (cloud computing), baik public, private, dan hybrid doud. Layanan ini menyasar segmen start-up yang tengah menjalani inkubasi untuk mengembangkan usahanya.

Paulinus S Koesoemo, president director VisioNet, mengatakan, dunia sekarang akan lebih fokus ke digital transformation. Apalagi, dunia kreatif sudah pasti banyak sekali membutuhkan dan melahirkan solusi-solusi baru. “Solusi-solusi baru adalah inkubator konsep dasarnya. Kami akan membina pengusaha-pengusaha baru, software-software baru untuk masuk ke dunia bisnis. Kami menyiapkan infrastrukturnya untuk inkubator biar bisa mensupport industri,” ujar Paulinus, saat peluncuran layanan VidiaCloud di Jakarta, Rabu (31/1). Menurut dia, VidiaCloud mempo-sisikan diri sebagai Trusted, Reliable, Excellence Cloud Service. Semua hal tersebut dapat tercapai karena VisioNet memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun dalam memberikan layanan IT Managed Services kepada

korporasi besar. Selain itu, VidiaCloud merupakan layanan cloud computing yang semua layanannya berada di Indonesia dan sudah didukung dengan 24×7 Cus-tomer Care, 24×7 Security Operation Center, ISO 9001 Quality Management System, dan ISO 20001 IT Service Management (yang akan rampung pada pertengahan tahun 2018). “VidiaCloud menghadirkan be-ragam solusi yang dapat secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, seperti Infrastructure as a Service (IaaS), Backup as a Service (BaaS), Plafform as a Service (PaaS), dan Disaster Recovery as a Service (DraaS),” ujarnya. Paulinus menjelaskan, VidiaCloud merupakan layanan cloud computing pertama di Indonesia yang dibangun dengan menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems. Produk ini ditujukan guna membantu bisnis untuk bertransformasi dan berinovasi serta menjadi semakin dinamis dan lincah. Bahkan, guna menjamin kualitas layanan, VisioNet menempatkan VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924′-A yang memiliki

standar kualitas layanan Jepang 3S (safe, stable dan sustainable) dan SLA 99,982% dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Quality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, Threat, Vulnerability & Risk Assessment (I’VRA) serta Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS), dan telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu pada PBI No.9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No.38/ POJK.03/2016). Melalui VidiaCloud, VisioNet menyediakan model bisnisITShared Services yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur T1 berbasis biaya operasional (operating expense/opex) dalam waktu kurang dari tujuh hari. Atau, bahkan, dalam hitungan jam, mulai dari yang paling mendasar, seperti kebutuhan compute resource (core, memory, storage) secara virtual, hingga yang paling advance, yaitu pemenuhan kebutuhan TI ber-basis aplikasi. “Kami memahami bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum yakin untuk memanfaatkan cloud computing.Untuk itu, karni mempercayakan

solusi Microsoft Azure Stack dengan infrastrukt-ur HPE Integrated Systems untuk VidiaCloud, sehingga bisa meniadakan semua risiko tersebut,” jelas Paulinus. Michael Thiotrisno, Hybrid IT Director HPE, menambahkan, HPE ProLiant untuk Microsoft Azure Stack memungkinkan perusahaan menjalankan layanan komputasi berbasis Azure di data center lokal. Penggunalayanan ini pun akan mendapatkan manfaat penuh dari hybrid cloud computing dengan pengalaman yang sama, seperti mengoperasikan cloud di lingkungan Azure. “Perusahaan dari berbagai sektor bisa menikmati layanan VidiaCloud untuk mengembangkan bisnis inkuba-si, merespons kebutuhanbisnis secara cepat, dan memastikan kelangsungan operasional bisnisnya (business continuity) tanpa perlu dipusingkan lagi dengan penyediaan sumber daya untuk mengelolanya,” tutur Michael.

Lebih jauh Direktur VisioNet Miko Yanuar mengungkapkan, tidak semua peru-sahaan mau berinvestasi besar untuk bisnis inkubasi. Dengan pendekatan cloud, Pay as you use, pelanggan bisa berlangganan sesuai kebutuhan dan membayar hanya yang digunakan. Ka-rena itu, investasi di awal bisa rendah sekali dan kebutuhan compute resource bisa ditinglcatkan dengan cepat untuk menjawab kebutuhan pasar. “Pelanggan bisa langsung menggunakan layanan cloud tanpa perlu dipusingkan pengelolaan perangkat keras, perangkat jaringan, perangkat keamanan, interkoneksi, dan bahkan, sampai dengan pengelolaan layanan cloud itu sendiri, sehingga pelanggan bisa makin fokus pada pengembangan bisnis utamanya dan pertumbuhan bisnis ke depan,” ungkap Miko Untuk mempercepat penetrasi pasar,VisioNet pun menggandeng PT Multipolar Technology Tbk (ML.FT), PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK), dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis guna menawarkan solusi ini ke pasar. “Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi VisioNet dengan meluncurkan layanan VidiaCloud sebagai alternatif bagi pelaku usaha yang menginginkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi dalam bisnisnya,” tutup Wahyudi Chandra, presiden direktur PT Multipolar Technology Tbk.

Investor Daily - VisioNet Meluncurkan VidiaCloud

Indotelko – VisioNet genjot bisnis cloud

JAKARTA (IndoTelko) – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) tengah menggenjot bisnis cloud computing (cloud) melalui anak usaha, PT Visionet Data Internasional (VisioNet), dengan merilis layanan VidiaCloud.

“Ini cloud untuk semua. Kita main di Infrastructure as Service kalau di Cloud dengan VidiaCloud ini,” papar  Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra di Jakarta, Rabu (31/1).

Dijelaskannya, VidiCloud menggarap segmen public, private dan hybrid cloud dengan memposisikan diri sebagai Trusted, Reliable & Excellence Cloud Service.

VidiaCloud menghadirkan beragam solusi yang dapat secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan seperti Infrastructure as a Service (IaaS), Backup as a Service (BaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Disaster Recovery as a Service (DRaaS).

VidiaCloud merupakan layanan cloud computing pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan platform Microsoft Azure Stack dan berjalan di atas infrastruktur HPE Integrated Systems yang ditujukan guna membantu bisnis untuk bertransformasi dan berinovasi serta menjadi semakin dinamis dan lincah.

Guna menjamin kualitas layanan, VisioNet menempatkan VidiaCloud di GTN Data Center Rated 3 ANSI/TIA-924-A yang memiliki standar kualitas layanan Jepang 3S (Safe, Stable dan Sustainable) dan SLA 99,982% dengan mengacu pada standar internasional Green Building, ISO 9001 Quality Management System, ISO 27001 Information Security Management System, TVRA (Threat, Vulnerability & Risk Assessment) serta PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard), dan telah lolos audit data center dari Bank Indonesia (mengacu PBI No.9/15/PBI/2007) dan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No.38/POJK.03/2016).

Melalui VidiaCloud, VisioNet menyediakan model bisnis IT Shared Services yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur TI berbasis opex (operating expense) dalam waktu kurang dari 7 hari atau bahkan dalam hitungan jam – tergantung dari kompleksitasnya – mulai dari yang paling mendasar seperti kebutuhan akan compute resource (core, memory, storage) secara virtual, hingga yang paling advance yaitu pemenuhan kebutuhan TI berbasis aplikasi.

“Kami memahami bahwa masih banyak pelaku usaha yang belum yakin untuk memanfaatkan cloud computing. Untuk itu kami mempercayakan solusi Microsoft Azure Stack dengan infrastruktur HPE Integrated Systems untuk VidiaCloud sehingga bisa meniadakan semua risiko tersebut,” jelas Presiden Direktur Visionet Data Internasional (VisioNet) Paulinus Soegondo.

Hybrid IT Director HPE Michael Thiotrisno menambahkan bahwa HPE ProLiant untuk Microsoft Azure Stack memungkinkan perusahaan menjalankan layanan komputasi berbasis Azure di data center lokal, dan pengguna layanan ini akan mendapatkan manfaat penuh dari hybrid cloud computing dengan pengalaman yang sama seperti mengoperasikan cloud di lingkungan Azure.

“Tidak semua perusahaan mau berinvestasi besar untuk bisnis inkubasi. Dengan pendekatan cloud – pay as you use, pelanggan bisa berlangganan yang dibutuhkan dan membayar hanya yang digunakan saja, sehingga investasi di awal bisa rendah sekali dan kebutuhan compute resource (core, memory, storage) bisa ditingkatkan dengan cepat untuk menjawab kebutuhan pasar. Pelanggan bisa langsung menggunakan layanan cloud tanpa perlu dipusingkan pengelolaan perangkat keras, perangkat jaringan, perangkat keamanan, interkoneksi dan bahkan sampai dengan pengelolaan layanan cloud itu sendiri, sehingga pelanggan bisa makin fokus pada pengembangan bisnis utamanya dan pertumbuhan bisnis ke depan,” jelas Direktur VisioNet Miko Yanuar.

VisioNet menggandeng Multipolar Technology, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Helios Informatika Nusantara (Helios) selaku mitra strategis guna menawarkan solusi ini ke pasar.(dn)

Indotelko - VisioNet genjot bisnis cloud

Investor Daily – Multipolar Technology Seminar Contact Center Digital Transformation

Investor Daily - Multipolar Technology Seminar Contact Center Digital Transformation

Multipolar Technology Seminar Contact Center Digital Transformation Chairman ICCA Andi Anugrah, Contact Center Dept Head PT Asuransi Adira Dinamika Guntur Pramudhya, Senior Manager Collaboration Cisco Chandra Herawan, Presales Engi-neer Collaboration PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) Yohanes Hartono saat acara Multipolar Technology Seminar Contact Center Digital Transformation: Are Robot Taking Over Contact Center? di Tangerang Selatan, kemarin. Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) tentunya memberi pengaruh bagaimana cara perusahaan dalam berinteraksi dengan pelanggannya. Teknologi berbasis “Chatbot” ini mampu menyajikan komunikasi yang lebih interaktif dan entertaining bagi penggunanya. Apakah keciepannya contact center agent akan digantikan dengan robot? Menanggapi issue tersebut, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan Cisco serta didukung oleh Asosisasi Contact Center Indonesia (ICCA) menyelenggarakan Seminar Contact Center Digital Transformation: Are Robot Taking Over Contact Center?

Indotelko – Multipolar Technology antisipasi adopsi AI untuk contact center

JAKARTA (IndoTelko) – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mengantisipasi kian maraknya penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk layanan contact center.

“AI tentunya memberi pengaruh bagaimana cara perusahaan dalam berinteraksi dengan pelanggannya. Teknologi berbasis “Chatbot” ini mampu menyajikan komunikasi yang lebih interaktif dan entertaining bagi penggunanya,” kata Presales Engineer Collaboration Multipolar Technology Yohanes Hartono dalam keterangan, kemarin.

Menurutnya, hal yang menimbulkan tanda tanya besar dengan kehadiran AI adalah terkait nasib dari contact center agent akankah terganti dengan mesin/ robot?

Menjawab pertanyaan tersebut, Multipolar Technology  menghadirkan solusi POWER Contact Center yang merupakan perpaduan Cisco Unified Contact Center Express (CCX) dengan layanan suara, video dan data dalam jaringan berbasis IP, dilengkapi dengan IVR (Interactive Voice Response), ACD (Automated Call Distribution), CTI (Computer Telephony Integration), Blended Preview Outbond, Agent Email, Web Chat, dan On Demand Recording yang terintegrasi dalam satu server.

Asal tahu saja, chatbot berbasis AI makin banyak diadopsi perusahaan di Indonesia.

Salah satu pemain contact center yang tengah getol memasarkan chatbot berbasis AI adalah PT Infomedia Nusantara (Infomedia) berkolaborasi dengan Kata.ai.

Kolaborasi keduanya telah melayani pelanggan Telkomsel, Unilever, dan BRI. Di Unilever, chatbot berbasis AI diberi nama JENNA. Saat ini JENNA telah ‘berteman’ dengan 1,4 juta pengguna LINE dengan rata-rata lama sesi percakapan mencapai 4 menit. Bahkan, Jenna pernah berdialog selama 2 jam dengan salah satu pengguna produk Unilever. Sementara di Telkomsel, chatbot ini bernama Veronika dan di BRI diberi nama Sabrina.

Kata.ai pada 2017 telah mendapatkan pendanaan Seri A senilai 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp46,5 miliar.

Pendanaan pertama untuk Kata.ai ini datang dari kelompok yang dipimpin Trans-Pacific Technology Fund (TPTF) asal Taiwan, yang diikuti perusahaan Indonesia MDI Ventures milik Telkom Group, Access Ventures asal Korea, serta Convergence Ventures.

Chatbot berbasis AI diyajini cocok dengan budaya orang Indonesia lebih memilih untuk mengobrol dengan perwakilan perusahaan jika mereka memiliki pertanyaan atau masalah tentang produk atau layanan.

Secara rata-rata, setiap ponsel cerdas di Indonesia memiliki 4,2 aplikasi pesan instan, yang dipakai setidaknya beberapa kali sehari oleh 97% penggunanya.(wn)

Indotelko - Multipolar Technology antisipasi adopsi AI untuk contact center

Telexindo Bizmart.com – Robotic Contact Center

Dalam halfday Seminar yang dilaksanakan di Hotel Mulia Senayan, ICCA bersama Multipolar mengangkat topik “Are Robot Taking Over Contact Center”. Pertanyaan menyentil ditengah banyaknya isu digitalisasi berbagai aspek pelayanan. Apa yang mendorong kehadiran robot dalam pelayanan, apakah karena lebih mudah, lebih murah, lebih akurat, lebih nyaman, lebih konsisten atau dapat diandalkan ? Atau ini hanya sebuah proses pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang dengan pesatnya.

Tentunya kita harus melihat sebagai bagian dari perubahan kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik, mudah dan terjangkau. Perkembangan teknologi robotic dianggap menjadi solusi yang mudah dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang membutuhkan pelayanan swalayan dan cepat. Namun harus dilihat secara seimbang, apakah pelanggan yang membutuhkan robot atau pelayanan manusia ? Atau apakah ini hanya sebuah cara bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi ?

Ada kemungkinan juga kehadiran teknologi robotic adalah bagian dari upaya untuk menunjukkan citra modern, lebih unggul dalam penerapan teknologi atau berbagai pandangan lainnya. Bagaimanapun perkembangan teknologi telah menyedot banyak perhatian pelaku bisnis untuk menunjukkan keunggulan dari pesaing. Persaingan yang terjadi secara acak telah menganggu pola bisnis yang selama ini ada dan setiap perusahaan berupaya menjadikan kendaraan dalam mencapai keunggulan bisnis.

Begitu juga pelanggan telah merasakan berbagai kemudahan atas kehadiran teknologi digital. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan transportasi, akomodasi, konsumsi, pakaian bahkan sampai pada hal-hal yang pribadi. Pelanggan merasakan berbagai kemudahan atas kehadiran teknologi dengan biaya yang lebih terjangkau. Yang menyebabkan mereka merasakan bahwa pelayanan yang didapatkan lebih baik, mudah dan murah. Merekapun beralih menggunakan jasa yang ditawarkan dari perangkat selular yang mereka gunakan.

Bagi contact center tentunya ini bisa menjadi sebuah kemudahan dan bisa juga dianggap sebagai ancaman atau pesaing. Dengan menggunakan robotic, maka tugas contact center lebih mudah utamanya untuk menjawab permintaan atau pertanyaan yang rutin dan sederhana. Agent tak perlu lagi harus menjelaskan pertanyaan yang sama secara berulang-ulang, sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih kompleks dan membutuhkan perhatian lebih besar.

Berkurangnya kebutuhan pelayanan contact center dilain pihak mengancam kebutuhan agent, karena jumlah agent yang dibutuhkan lebih sedikit. Untuk itu harus dapat mengalihkan peranan agent dari sekedar memberikan pelayanan yang sederhana menjadi pelayanan yang lebih rumit. Agent dituntut untuk meningkatkan kemampuannya, utamanya dalam menguasai prosedur penanganan dan penyelesaian permintaan pelanggan.

Agent semakin dituntut untuk menggunakan kemampuan analytical dan mengurai berbagai permintaan pelanggan. Contact center juga harus bisa melaporkan hasil kinerja yang dikerjakan dalam bentuk kontribusi kepada bisnis. Tidak hanya terjebak pada banyaknya jumlah call yang dilayani, akan tetapi solusi yang diberikan kepada pelanggan. Contact center dapat lebih memahami perubahan perilaku pelanggan, kebutuhannya dan solusi yang sesuai.

Bagaimanapun robotic atau teknologi digital tidak bisa mengambil alih semuanya dan pola kerjanya dipengaruhi juga oleh rutinitas yang dilakukan oleh manusia. Mereka akan sangat tergantung pada model yang diatur secara sistimatis oleh programmernya. Sebelum menerapkan robotic, harus mempelajari bagaimana pelanggan sebenarnya ingin dilayani ? Bagaimana mendapatkan keunggulan dalam penerapan tersebut ? Dan bagaimana memberdayakan manusia dalam menyentuh “hati” dalam pelayanan. (AA)

iTech.id – Multipolar Technology seminar: Pentingnya Contact Center Digital Transformation

Jakarta, Itech- Proses digitalisasi dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, menunut segala sesuatu bergerak lebih cepat, termasuk jasa layanan pelanggan melalui layanan contact center. Mengantisipasi tren tuntuan terebut, Multipolar Technology menggelar seminar Contact Center Digital Transformation bertema “Are Robot Taking Over Contact Center ?” yang dihadiri berbagai pelaku usaha, temasuk perusahaan – perusahaan penyedia contact center yang tergabung dalam Indonesia Contact Center Association (ICCA).

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), memberi pengaruh bagaimana cara perusahaan dalam berinteraksi dengan pelanggannya. Teknologi berbasis “Chatbot” ini mampu menyajikan komunikasi yang lebih interaktif dan entertaining bagi penggunanya. Apakah kedepannya contact center agent akan digantikan dengan robot? Yang pasti, tuntutan untuk menghadirkan layanan contact center dengan pelanggan yang terhubung di seluruh saluran digital dewasa ini kian meningkat, yang memaksa perusahaan harus bisa menemukan dan bisa merancang kerangka kerja teknologi yang inovatif pada contact center.

Apalagi dengan makin pesatnya penggunaan teknologi digital di kalangan pelanggan dan masyarakat yang juga menuntut akses layanan pelanggan yang lebih smart berbasis teknologi digital ini. Layanan contat center di sebuah perusahaan, bukan sekadar digunakan untuk berinteraksi dengan para pelanggan, namun dengan smart call center bisa mendukung perusahaan untuk mencapai efisiensi sebuah bisnis, penjualan yang lebih besar, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Setidaknya ini salah satu benang merah dari “Seminar Contact Center Digital Transformation: Are Robot Taking Over Contact Center? yang diadakan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan Cisco, yang juga didukung oleh Asosisasi Contact Center Indonesia (ICCA). Seminar yang berlangsung (25/1), di Hotel Mulia Jakarta ini diikut perusahaan – perusahaan yang memiliki contact center yang juga tergabung dalam Indonesia Contact Center Association (ICCA).

Dalam kesempatan itu Multipolar Technology (MLPT) menghadirkan solusi POWER Contact Center. Solusi POWER Contact Center merupakan perpaduan Cisco Unified Contact Center Express (CCX) dengan layanan suara, video dan data dalam jaringan berbasis IP, dilengkapi dengan IVR (Interactive Voice Response), ACD (Automated Call Distribution), CTI (Computer Telephony Integration), Blended Preview Outbond, Agent Email, Web Chat, dan On Demand Recording yang terintegrasi dalam satu server.

Hadir dalam diskusi ini, antara lain Yohan Gunawan, Group Head Infrasructure PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), Chandra Herawan, Senior Manager Collaboration Cisco, Kenneth Chong, Regional Manager Customer Collaboration Bisnis Asia Region Cisco, serta Guntur Pramudhya, Contact Center Dept Head PT Asuransi Adira Dinamika, dan Andi Anugrah, Chairman dari Indonesia Contact Center Association (ICCA). Mereka juga ikut mendiskusikan keunggulan dari Cisco Power Contact Center di sela-sela seminar ini. (AC)

iTech.id - Multipolar Technology seminar: Pentingnya Contact Center Digital Transformation

Seminar Contact Center Digital Transformation : Are Robot Taking Over Contact Center?

Last week, on Thursday January 25, 2018, MLPT – Cisco in collaboration with the Indonesian Contact Center Association (ICCA / Indonesia Contact Center Association) held a seminar with the title, “Contact Center Digital Transformation: Are Robots Taking Over Contact Centers?”. The event was attended by 57 participants from 31 companies in Indonesia who have contact centers, who are also members of ICCA.

In this event MLPT brought Cisco Unified Contact Center Express (CCX) solutions, which integrates voice, video and data services in IP-based networks with IVR (Interactive Voice Response), ACD (Automated Call Distribution), CTI (Computer Telephony Integration), Blended Preview Outbound, Agent Email, Web Chat, and On Demand Recording that are all integrated in one server.

CCX offers:

  • Advanced call routing and comprehensive contact management capabilities
  • E-mail, Web Chat and integrated social media
  • Automatic call distributor features, including conditional routing, call queues, waiting messages
  • Labor optimization, including labor management and cutting-edge quality management
  • Historical & real time next generation reports, and dashboards with flexible presentation options using Cisco Unified Intelligence Center
Info :
PT MULTIPOLAR TECHNOLOGY Tbk
Lippo Kuningan Building 17th Fl.
Jl. HR. Rasuna Said Kav B12
Jakarta 12940
P +6221 546 0011
F +6221 546 002
E center@multipolar.com

Seminar Contact Center Digital Transformation : Are Robot Taking Over Contact Center?