Majalah Infobank: Multipolar Technology, Mitra Transformasi Digital dengan Keamanan Terdepan

 

PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), perusahaan IT system integrator yang berdiri sejak tahun 1975, telah menjadi mitra tepercaya dalam perencanaan, perancangan, dan pengembangan teknologi digital inovatif di berbagai sektor industri di Indonesia, termasuk di sektor perbankan dan keuangan, komersial, telekomunikasi, publik, layanan kesehatan, dan pendidikan. Berawal dari perdagangan elektronik, perusahaan ini beralih fokus ke komputerisasi perbankan pada awal 1980-an dan berkembang menjadi IT system integrator yang menjadi kekuatannya hingga kini.

Multipolar Technology menawarkan layanan TI yang komprehensif, mencakup hardware, software, hingga managed services melalui anak usahanya. Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology, Jip Ivan Sutanto, menjelaskan bahwa Multipolar Technology juga menjalin aliansi dengan vendor TI global terkemuka seperti Cisco, Cloudera, Dell, F5, Fortinet, Google, HPE, Huawei, IBM, Lenovo, Microsoft, NCR, Nutanix, Palo Alto, Red Hat, VMware, dan lainnya. “Kami menjadi mitra mereka untuk membantu mengimplementasikan solusi teknologi yang menjadi kebutuhan di pelanggan kami untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas,” ujar Ivan kepada Infobank.

Layanan yang ditawarkan oleh Multipolar Technology terbagi dalam dua aspek utama, yaitu infrastruktur TI dan aplikasi. Infrastruktur TI mencakup hardware dan sistem operasi, sementara aplikasi meliputi lapisan perangkat lunak yang digunakan oleh pelanggan. Sementara itu, keamanan juga menjadi salah satu fokus utama Multipolar Technology, dengan perhatian khusus terhadap pelindungan data dan keamanan siber. “Contohnya di industri perbankan, sistem komputer yang dulu tertutup kini sudah dibuka lebih luas dengan adanya ATM, internet banking, dan mobile banking. Ini menuntut perhatian lebih terhadap keamanan untuk mencegah fraud dan kejahatan siber,” kata Ivan.

Dengan perkembangan teknologi internet dan aplikasi seluler, sistem perbankan yang awalnya hanya bisa diakses di dalam kantor cabang bank, kini dapat diakses oleh nasabah dari mana saja, kapan saja. Oleh karena itu, Multipolar Technology terus mengembangkan solusi keamanan yang dapat melindungi data di berbagai level, termasuk data yang disimpan di pusat data atau transmisi data yang perlu dienkripsi. Dengan diberlakukannya Undang- Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia, Multipolar Technology melihat peluang untuk terus berkembang dan memberikan solusi yang lebih baik. “Tanpa UU PDP, setiap perusahaan tentunya sudah melindungi data mereka masing-masing. Namun, dengan adanya undang-undang ini, ada kejelasan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak,” jelas Ivan.

Multipolar Technology juga menyadari bahwa UU PDP akan membuka peluang baru untuk layanan tambahan. Menurut Ivan, setiap kemajuan teknologi, akan ada kebutuhan baru yang harus diadaptasi, seperti enkripsi data di pusat data dan pencegahan terhadap ancaman siber berupa malware dan ransomware. Namun, implementasi UU PDP bukan tanpa tantangan. Ivan menekankan pentingnya kesadaran dari seluruh lini dalam perusahaan mengenai pelindungan data, terutama resiko trust terhadap brand/image suatu bisnis/perusahaan. “Data ada di setiap lini, mulai dari data di perangkat seluler atau komputer masingmasing, hingga penyimpanan di database di pusat data. Awareness ini harus dibangun dengan berbagai cara,” kata Ivan.

Director Hybrid Infrastructure Services Business, Yohan Gunawan menambahkan, selain kesadaran, kesiapan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor penting. “Teknologi dan kesiapan organisasi harus diperhatikan. Apakah SDM sudah siap, apakah budget mencukupi, itu semua harus dipertimbangkan,” ujar Yohan.

Hanya beberapa perusahaan besar yang memiliki kapabilitas dari sisi SDM dan budget yang sudah siap menghadapi tantangan ini. Dari sisi regulasi, perusahaan harus sejalan antara people, organization, dan teknologi. “People harus aware dulu, lalu organisasi harus align dengan compliance yang sudah disahkan dalam UU PDP. Dengan menerapkan hal ini, proteksi data pribadi akan menjadi komplit,” kata Yohan. Bisa dianalogikan seperti perumahan modern, di mana developer-nya (organization) dan penghuni (people) aware terhadap keamanan serta risikonya, sehingga perlu untuk menerapkan teknologi yang mampu menjaga keamanan dari layer terluar hingga terdalam. Hal ini dimulai dari keamanan seperti memonitor akses keluar masuk perumahan di tiap sudut cluster, kunci akses khusus pintu rumah, CCTV di tiap sudut dalam rumah.

Saat ini, Multipolar Technology menyediakan beragam solusi bisnis serta memberdayakan klien untuk mempercepat inisiatif bisnis digital dan mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang dengan memperhatikan faktor
keamanannya. Sebagai contoh, Multipolar Technology telah mengimplementasikan solusi keamanan untuk melindungi data di berbagai level, termasuk enkripsi data di pusat data dan pencegahan terhadap ancaman siber seperti malware dan ransomware. “Kami juga memiliki pengalaman dalam implementasi solusi data security seperti IBM Guardium untuk membantu organisasi dalam memenuhi persyaratan kepatuhan privasi data melalui sistem yang tersentralisasi dan terotomatisasi. Dengan demikian, data sensitif dapat terlindungi, mampu mendeteksi dan mencegah pelanggaran data bahkan sebelum terjadi,” jelas Ivan. Yohan menambahkan, “Selain pengamanan data dan aplikasi, yang juga merupakan hal krusial adalah memperkuat infrastruktur pengamanan, seperti yang saya sampaikan tadi. Kami memiliki solusi security lainnya dari Aruba, Cisco, F5, Fortinet, Microsoft, dan Palo Alto, dengan dukungan tim ahli tersertifikasi untuk membantu pelanggan-pelanggan kami.”

Beberapa layanan dari Multipolar Technology di antaranya adalah Hybrid Integration Platforms & Services, Customer Experience Platforms & Services, Digital Insights, Business Solution Platforms & Services, Application and Technology Platforms & Services, Hybrid Infrastructure Platforms & Services, Security Platforms & Services. Multipolar Technology terus berkomitmen untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. “Setiap kali ada teknologi baru, kami berupaya untuk menambahkan dalam portofolio solusi kami, agar sejalan antara tren dan yang menjadi kebutuhan pelanggan,” kata Yohan.

Ke depannya, Multipolar Technology terus berkomitmen untuk membantu perusahaan dalam berbagai industri bertransformasi secara digital dengan memprioritaskan keamanan sebagai faktor utama. Inovasi dan solusi yang ditawarkan oleh Multipolar Technology dirancang untuk memastikan bahwa setiap aspek dari sistem TI yang diimplementasikan dapat berjalan dengan aman dan efisien, sambil memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh regulasi seperti UU PDP. Dalam era di mana data menjadi aset yang sangat berharga, Multipolar Technology memastikan bahwa setiap data yang dikelola oleh klien mereka terlindungi dengan baik, sesuai dengan standar keamanan internasional dan peraturan lokal yang berlaku. “Ketika teknologi maju, kebutuhan baru akan muncul, dan kita harus siap menghadapinya,” pungkas Yohan.

Dukungan Multipolar Technology Wujudkan Pola Kerja Hybrid Aman dan Konektivitas Optimal

JawaPos.com – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali.

Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

PT Multipolar Technology Tbk, anak perusahaan PT Multipolar Tbk yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis.

Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber,” pungkasnya.

Multipolar Technology Dukung Pola Kerja Hybrid dengan Akses Aman dan Konektivitas Optimal

Iconomics – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah.

Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE bagi Perusahaan

Jakarta, TechnoBusiness ID  Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE Tangkal Serangan Siber Perusahaan

INDOPOS.CO.ID – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar TBk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya. (ibs)

Dunia Usaha Memerlukan Infrastruktur Jaringan yang Mendukung Konektivitas

JAKARTA, investor.id – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah.

Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali.

Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, baru-baru ini.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal.

Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya.

Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan.

“Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya

Work From Anywhere Tingkatkan Risiko Serangan Siber, Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE

Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multikonektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malware. Malware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11%  lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology, Yohan Gunawan, dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), Firewall-as-a-Services (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE dalam Menangkal Serangan Siber Perusahaan

Warta Ekonomi, Jakarta – Berkat kecanggihan teknologi, kini karyawan bekerja dari mana saja (work from anywhere) dan pelanggan mengakses situs web perusahaan kapan saja (access anytime) sudah menjadi hal yang lumrah. Selain mempermudah dan mempercepat, tren semacam itu diyakini juga mendongkrak kinerja sekaligus menekan biaya proses bisnis.

Persoalannya, multi konektivitas yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan yang demikian banyak itu belum tentu semua aman. Bisa jadi, sebagian besar koneksi yang digunakan oleh karyawan dan pelanggan untuk mengakses situs web atau aplikasi perusahaan dari luar jaringan kantor mengandung malwareMalware itulah yang kemudian menjadi jalan bagi para penjahat siber untuk mencuri database perusahaan.

Itu sebabnya, kasus serangan siber terus meningkat. Di Indonesia saja, berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, jumlah serangan siber selama 2023 mencapai 400 juta kali. Dari jumlah itu, 53%-nya menyerang situs instansi pemerintah, 11% lembaga keuangan, dan sisanya (36%) berbagai industri lainnya. Serangan itu 54%-nya berupa ransomware, 23% phishing, 13% social engineering, dan 10% lainnya.

Oleh karena itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak perusahaan PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan berbagai sektor di Tanah Air, menyarankan agar perusahaan-perusahaan menggunakan infrastruktur jaringan yang mendorong konektivitas secara optimal dan aman dari sisi bahaya siber seperti Cisco Secure Access Service Edge (SASE).

“Saat ini, mayoritas infrastruktur jaringan perusahaan tidak dirancang untuk pola kerja hybrid sehingga kinerjanya tak maksimal,” ungkap Director Hybrid Infrastructure Services Business Multipolar Technology Yohan Gunawan dalam seminar Enhancing Security and Connectivity Across All Clouds with Cisco Secure Service Edge yang digelar Multipolar Technology di Shangri-La Jakarta, Selasa pekan lalu.

Cisco SASE hadir untuk menjawab tantangan itu. Dengan menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan secara terpadu, solusi ini mampu mendukung konektivitas layanan bisnis perusahaan yang aman dan optimal. Terdapat dua teknologi yang mendukung fungsi itu: pertama, Cisco SD-WAN; bertugas mengelola lalu lintas jaringan berbasis multicloud sehingga dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Fitur Multiprotocol Label Switching (MPLS) yang terdapat pada Cisco SD-WAN mampu memilihkan rute lalu lintas ke situs web atau aplikasi perusahaan melalui jalur tercepat secara otomatis. Fitur ini cocok untuk mengakomodasi perusahaan dengan cabang atau site, layanan, dan pelanggan yang banyak, serta kesibukan lalu lintas jaringan yang tinggi.

Kedua, Cisco Secure Access. Karena lalu lintas jaringan berasal dari mana saja (karyawan dan pelanggan), melibatkan perangkat apa saja (PC, laptop, dan smartphone), ke jaringan apa saja (situs web, aplikasi), maka Cisco Secure Access berperan penting dalam menjaga keamanannya. Harus dipahami betul bahwa tidak semua koneksi yang digunakan karyawan dan pelanggan di luar jaringan kantor itu aman dari bahaya siber.

Menurut Yohan, Cisco Secure Access tergolong teknologi keamanan cloud terkonvergensi yang bersifat Zero Trust. Artinya, semua lalu lintas jaringan dianggap tidak bisa dipercaya. Teknologi tersebut dilengkapi fitur Secure Web Gateway (SWG), Cloud Access Security Broker (CASB) dan DLP, Zero Trust Network Accesss (ZTNA), FirewallasaServices (FaaS) yang sudah dilengkapi dengan teknologi IPS.

Kini, Cisco Secure Access dilengkapi dengan fitur Cisco AI Assistant with Secure Access yang sanggup mempercepat administrasi kebijakan hingga 70% dan mengurangi potensi kesalahan manusia semaksimal mungkin; juga fitur Experience Insights, dashboard untuk memantau user experience serta lalu lintas jaringan ke situs web dan aplikasi perusahaan; serta fitur-fitur keamanan lainnya.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa Cisco SASE merupakan solusi yang mampu menjamin konektivitas melalui jaringan yang ada, baik di dalam kantor maupun di luar kantor, secara optimal serta aman dari ancaman siber. Penerapan solusi ini tentunya akan mendukung aktivitas dan layanan bisnis secara aman dari mana saja,” kata Yohan. “Jika perusahaan ingin mengimplementasikannya, tim ahli yang berpengalaman dan tersertifikasi dari Multipolar Technology sebagai Cisco Gold Partner siap membantu,” pungkasnya.

Multipolar Technology Tawarkan Nutanix Cloud Platform, Solusi Apa Itu?

Multipolar Technology menawarkan Nutanix Cloud Platform.

● Multipolar Technology menawarkan Nutanix Cloud Platform yang harus dimiliki oleh perusahaan di era digital sekarang ini.

● “One Platform ini dapat menyatukan layanan yang berada di atas infrastruktur hybrid multicloud secara lebih sederhana.”

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Transformasi digital memang menyederhanakan sistem konvensional menjadi jauh lebih ringkas, cepat, akurat, dan otomatis, tetapi sebetulnya juga tak sesederhana yang dibayangkan. Sebab, di dalam proses pendigitalan bisnis ada infrastruktur jaringan, platform manajemen data, hingga solusi keamanan siber minimal yang harus dipenuhi perusahaan.

Oleh sebab itu, PT Multipolar Technology Tbk (IDX: MLPT), anak usaha PT Multipolar Tbk (IDX: MLPL) yang fokus membantu automasi proses bisnis perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri seluruh Indonesia, menawarkan satu solusi yang layak untuk memenuhi standar kebutuhan tersebut, yakni Nutanix Cloud Platform.

Dalam seminar Unlock Your Competitive Edge with Nutanix Cloud Platform yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology berkolaborasi dengan Nutanix dan Helios Informatika Nusantara di Jakarta, Rabu (10/7), Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server and Storage Multipolar Technology, menjelaskan lebih detail mengenai Nutanix Cloud Platform dan sejumlah keunggulannya.

(Dari kiri ke kanan) Presales Server x86 Head Multipolar Technology Adrian Kustiawan, System Engineer Helios Informatika Nusantara Piqih Aditiya, Technical Consultant Manager Nutanix Arief Pribadi, dan Division Head Server and Storage Multipolar Technology Jeffry Tjiung Sendjaja, sedang menjelaskan tentang keunggulan Nutanix Cloud Platform kepada peserta seminar Unlock Your Competitive Edge with Nutanix Cloud Platform yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology berkolaborasi dengan Nutanix dan Helios Informatika Nusantara di Jakarta, Rabu pekan lalu.

 

Menurutnya, Nutanix Cloud Platform merupakan solusi penyimpanan data terpadu (hyperconverged infrastructure) yang mendukung performa aplikasi atau operasional bisnis perusahaan agar berjalan optimal, aman, cerdas, dan otomatis. “One Platform ini dapat menyatukan layanan yang berada di atas infrastruktur on-premise, on-cloud, dan on-hybrid cloud alias hybrid multicloud secara lebih sederhana,” kata Jeffry.

Sejumlah Keunggulan

Nutanix Cloud Platform bukan sekadar dirancang untuk membuat perusahaan pengguna menjadi lebih gesit dan inovatif, melainkan juga memiliki sejumlah keunggulan kompetitif. Keunggulan-keunggulan itu, seperti memiliki ketahanan yang lebih tinggi, pengoptimalan yang berpusat pada aplikasi, dan performa membaca data yang lebih konsisten dibanding kompetitor.

Adrian Kustiawan, Presales Server x86 Head Multipolar Technology, mengatakan, Nutanix Cloud Platform juga menawarkan keunggulan manajemen klaster yang mulus dan menjadikan penskalaan kinerja bisnis linier dengan pertumbuhan kapasitas yang fleksibel. Dengan begitu, proses penyimpanan datanya terdistribusi secara dinamis yang bermuara pada kebutuhan biaya lebih rendah.

“Biaya penyimpanan data yang lebih efisien jelas amat menggiurkan karena bagaimana pun perusahaan harus menekan pengeluaran semurah mungkin dan mendongkrak pendapatan semaksimal mungkin,” ujarnya. “Kalau Nutanix Cloud Platform bisa menyediakan layanan yang lebih sederhana dengan biaya yang lebih rendah, kenapa mesti memilih layanan yang lebih mahal?” tambah Adrian.

Bukan hanya itu, keunggulan lain yang cukup menarik adalah Nutanix Cloud Platform memiliki basis keamanan data cyber resilience National Institute of Standards and Technology (NIST) berstandar militer yang telah diakui, salah satunya oleh Department of Defense Information Network (DODIN) Amerika Serikat. Untuk diketahui, cyber resilience berarti bukan hanya mengamankan, tetapi sanggup memulihkan dengan cepat jika terjadi gangguan.

Yang terbaru, Nutanix Cloud Platform sudah mendukung teknologi Generative Artificial Intelligence (GenAI). Nutanix Cloud Platform mampu menyederhanakan adopsi GenAI dengan mengintegrasikan basis data yang ada sesuai kebutuhan perusahaan. Selayaknya GenAI pada umumnya, fitur tersebut pun telah dibekali Large Language Models sehingga percakapannya dapat disesuaikan dengan bahasa yang diinginkan.

“Intinya, sebagai solusi penyimpanan data, Nutanix Cloud Platform cocok digunakan oleh perusahaan untuk mengakomodasi business agility, digital twin, data driven organization, cyber security, dan customer experience. Jika pelanggan ingin mengimplementasikan Nutanix Cloud Platform, Multipolar Technology sebagai Highest Business Partner of Nutanix siap membantu dengan dukungan segenap tim expert yang tersertifikasi,” ungkap Adrian.

—Lukman Hqeem, TechnoBusiness ID di technobusiness.id

Atasi Kompleksitas Digitalisasi Bisnis, Multipolar Technology Tawarkan Solusi Hyperconverged

Menjawab tantangan kompleksitas proses di balik aneka layanan digital, PT Multipolar Technology Tbk. menawarkan Nutanix Cloud Platform.

Menjawab tantangan kompleksitas proses di balik aneka layanan digital, PT Multipolar Technology Tbk. menawarkan Nutanix Cloud Platform.

Menjawab tantangan kompleksitas proses di balik aneka layanan digital yang dihadirkan bisnis masa kini, PT Multipolar Technology Tbk. menawarkan infrastruktur hyperconverged Nutanix Cloud Platform.

Transformasi digital menyederhanakan sistem konvensional menjadi lebih ringkas, cepat, akurat, dan otomatis. Namun, proses digitalisasi bisnis memerlukan infrastruktur jaringan, platform manajemen data, dan solusi keamanan siber yang memadai.

PT Multipolar Technology Tbk., anak usaha PT Multipolar Tbk., menawarkan Nutanix Cloud Platform untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam seminar “Unlock Your Competitive Edge with Nutanix Cloud Platform” di Jakarta, Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server and Storage Multipolar Technology, menjelaskan bahwa Nutanix Cloud Platform adalah solusi penyimpanan data terpadu yang mendukung performa aplikasi dan operasional bisnis agar berjalan optimal, aman, dan otomatis.

“One Platform ini dapat menyatukan layanan yang berada di atas infrastruktur on-premise, on-cloud, atau on-hybrid cloud alias hybrid multicloud secara lebih sederhana,” jelas Jeffry dalam seminar diselenggarakan oleh Multipolar Technology berkolaborasi dengan Nutanix dan Helios Informatika Nusantara.

Adrian Kustiawan, Presales Server x86 Head Multipolar Technology, menjelaskan Nutanix Cloud Platform menawarkan beberapa keunggulan kompetitif, seperti ketahanan tinggi, pengoptimalan berpusat pada aplikasi, dan performa membaca data yang konsisten.

Ia menambahkan, platform ini juga memiliki manajemen klaster yang mulus dengan penskalaan kinerja bisnis yang fleksibel, sehingga dapat mengurangi biaya penyimpanan data.

“Biaya penyimpanan data yang lebih efisien jelas amat menggiurkan karena bagaimana pun perusahaan harus menekan pengeluaran semurah mungkin dan mendongkrak pendapatan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Adrian juga memaparkan keunggulan di sisi cyber resilience sehingga platform ini mampu mengamankan dan memulihkan data dengan cepat jika terjadi gangguan.

Nutanix Cloud Platform memiliki basis keamanan data cyber resilience berstandar militer dari National Institute of Standards and Technology (NIST) yang diakui oleh Department of Defense Information Network (DODIN) AS.

Mengikuti perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) saat ini, Nutanix Cloud Platform juga sudah mendukung teknologi AI generatif, yang dapat dimanfaatkan untuk business agility, digital twin, data-driven organization, cyber security, dan customer experience.

Liana ThreestayantiKamis, 18 Juli 2024 | 17:28 WIB di infokomputer.grid.id